Hegemoni media
Hegemoni media adalah upaya yang dilakukan oleh segelintir orang yang memiliki peran strategis dalam perusahaan media[1] untuk menyebarkan pemikirannya kepada masyarakat dengan cara doktrin halus melalui program-program yang ditayangkannya sehingga masyarakat yang tidak kritis tidak menyadari adanya penanaman ideologi yang dilakukan secara subtil,[2] dan dalam konteks ini, wartawan belum tentu memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan terkait penyampaian pesan kepada masyarakat.[1]
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Mirani Pramitasari (Kontrib • Log) 1 hari 441 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Melawan hegemoni
Media massa yang awalnya dikelola oleh suatu yayasan yang memiliki idealisme tinggi telah berubah sehingga pengelolaannya diatur oleh sebuah perusahaan yang tujuannya ke arah komersil.[3]
Menciptakan media alternatif
Karena adanya penguasaan media di masyarakat, maka perlu ada perlawanan untuk mengimbanginya agar iklim demokrasi dalam suatu negara tetap sehat, salah satu cara dengan menciptakan media alternatif sebagai ruang untuk mereka yang tidak memiliki kuasa.[1]
Menanamkan literasi media ke masyarakat
Sesuai dengan Pasal 4 UU RI No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, maka penggunaan teknologi informasi harus mengarah kepada upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan perekonomian nasional untuk kesejahteraan masyarakat, meningkatkan efektivitas dan efisiensi terkait pelayanan publik, serta memberi kesempatan kepada siapa saja untuk berkontribusi secara positif dalam penggunaan teknologi informasi agar dapat optimal. Implementasi secara praktis adalah dengan menanamkan cara berpikir kritis di masyarakat agar mereka tidak menjadi audiens yang pasif yang dapat dilakukan dengan cara: selalu mempertanyakan sesuatu ketika mendapatkan informasi, mampu menganalisis informasi secara mendalam, serta bijak dalam menyampaikan pesan kepada orang lain.[4]
Referensi
- ^ a b c Birowo, YudhiMario Antonius (2005). "Melawan Hegemoni Media Dengan Strategi Komunikasi Berpusat Pada Masyarakat". Jurnal Ilmu Komunikasi. 2 (2): 102142. doi:10.24002/jik.v2i2.246. ISSN 1829-6564.
- ^ Putri, Shinta Hartini; Yusian, Shafira Afranisa (November 2018). "Fungsi Media Massa dalam Hegemoni Media" (PDF). Artcomm. 1 (2): 96.
- ^ Samsuar (2018-06-25). "Hegemoni Media Massa dan Pentingnya Membangun Kompetensi Khalayak". Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Kebudayaan (dalam bahasa Inggris). 9 (1): 12–23. doi:10.32505/hikmah.v9i1.1723. ISSN 2655-0539.
- ^ Samsuar (2018-06-25). "Hegemoni Media Massa dan Pentingnya Membangun Kompetensi Khalayak". Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan Kebudayaan (dalam bahasa Inggris). 9 (1): 20–21. doi:10.32505/hikmah.v9i1.1723. ISSN 2655-0539.