Sour Grapes

Revisi sejak 19 Desember 2024 03.59 oleh Hariadhi (bicara | kontrib) (Sinopsis)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Sour Grapes adalah film tahun 2016 yang membahas penipuan yang dilakukan oleh pemalsu wine asal Indonesia, Rudy Kurniawan.[1] Film yang diproduksi oleh Al Morrow, Catherine Simeon, dan Joshua Levine, serta disutradarai Jerry Rothwell dan Reuben Atlas ini tayang di beberapa film festival, netflix, dan AppleTV. Hal menarik dari film ini adalah, sosok Rudy Kurniawan sendiri ditampilkan melalui dokumentasi saat sidang, arsip, dan beberapa wawawancara pihak terkait, sekalipun dia menolak untuk diwawancarai dalam film dokumenter tersebut.[2]

Sour Grapes
Sutradara
Produser
  • Al Morrow
  • Catherine Simeon
  • Joshua Levine
Berdasarkan
Rudy Kurniawan
Pemeran
  • Laurent Ponsot
  • Jay McInerney
  • Jefery Levy
  • Maureen Downey
  • Rudy Kurniawan
Penata musikLionel Corsini
SinematograferSimon Fanthorpe
PenyuntingJames Scott
Perusahaan
produksi
Met Film, Faites Un Voeu
DistributorDogwoof, London
Tanggal rilis
Durasi85 minutes
NegaraAmerika Serikat
BahasaInggris

Sinopsis

Film dokumenter ini mengisahkan perjalanan Kurniawan dari saat dia pertama kali dikenal oleh kalangan elit penikmat anggur mahal di New York dan prosesnya menaiki tangga sosial menuju ketenaran, melalui rekaman asli yang diambil di ruang lelang, restoran, dan sesi mencicipi anggur. [3]

Berlaku sebagai seorang pecinta anggur sejati dan pencicip hebat, Rudy Kurniawan berteman dengan kolektor wine kaya di New York dan sering menghadiri lelang di mana dia menawar harga rekor untuk wine tua yang langka. Namun, dia kemudian tampaknya menipu beberapa teman baiknya di lingkaran elit penikmat wine dengan menjual anggur koleksi palsu yang dibuat dengan cerdas.[3]

Acker Merrall & Condit, sebuah perusahaan lelang, mencetak rekor dengan menjual anggur Kurniawan senilai US$ 35 juta pada tahun 2006. Pada tahun 2008, perusahaan tersebut mengadakan lelang di sebuah restoran di Manhattan, menjanjikan bahwa anggur-anggur tersebut akan diverifikasi oleh "beberapa penikmat anggur Burgundi yang paling cermat." Termasuk di antaranya adalah botol Domaine Ponsot Clos Saint-Denis dari tahun 1945, 1949, dan 1966, tetapi kecurigaan menyeruak saat seorang pemilik perkebunan mengungkapkan bahwa anggur tersebut sebenarnya baru diproduksi pada tahun 1982.[2]

Ketika polisi menggerebek rumahnya di California, mereka menemukan sebuah pabrik kecil di ruang bawah tanah dengan ribuan label, gabus, kapsul, dan botol di wastafel tempat labelnya sedang direndam untuk dilepas. Napa Valley cabernet dan Burgundy tua dari produsen serta tahun yang lebih rendah diberi label ulang sebagai Bordeaux dan Burgundy yang bernilai tinggi. Beberapa wine bahkan dicampur dengan cerdik untuk mendapat rasa yang mirip dengan aslinya dan dibotolkan ulang.[3]

Pada tahun 2014, dia menjadi orang pertama di Amerika Serikat yang dihukum atas kejahatan tersebut, dan dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara oleh hakim federal di New York.[2][4]

Pemeran

  • Arthur Sarkissian
  • Bill Koch – pebisnis dan kolektor wine
  • Brad Goldstein – Juru Bicara Bill Koch
  • Corie Brown – Penulis review makanan dan minuman dari Zester Daily
  • David Fredston – Investor dari Sole Source Capital
  • Don Cornwell – Pengacara dan ahli mengenai wine burgundi
  • Eddie Tansil – Buronan Indonesia, paman dari Rudy Kurniawan
  • James Wynne – Agen FBI ahli pemalsuan barang (sebagai Jim Wynne)
  • Jason Hernandez – Jaksa kasus Rudy
  • Jay McInerney – Novelis dan kolumnis wine
  • Jefery Levy – Jef Levy
  • Jerome Mooney – Pengacara Rudy Kurniawan (sebagai Jerry Mooney)
  • John Kapon – penjual dan pelelang wine (dalam bentuk footage arsip)
  • Laurent Ponsot – Produsen wine di Burgundi, Perancis
  • Maureen Downey – Konsultan wine
  • Rajat Parr – Sommelier
  • Rudy Kurniawan – Tersangka pemalsuan (dalam bentuk footage arsip)
  • Vincent Veridiamo – Pengacara Rudy Kurniawan[5]

Penerimaan dan kritik

Rotten Tomatoes memberikan penilaian 96 persen untuk tomatoers dan 93 persen untuk popconers. Ulasan singkat dari situs ini menyatakan bahwa film ini disepakati para reviewer memperlihatkan hampir keseluruhan detail subjek dengan rasa humor yang menyegarkan, insight yang penuh dan cukup mengejutkan, dan revalasi yang cukup absurd dibanding karya fiksi biasa.[6] IMDB memberikan penilaian 7.2 dari 10.[5] Peter Bradshaw dari The Guardian menyatakan film ini mungkin bisa disetarakan dengan Mondovino (2004) dan Natural Resistance (2014)[7]. The Hollywood Reporter menyatakan bahwa para pembuatnya "dengan teliti dan ringkas merinci perkembangan penipuan Kurniawan dalam sebuah gaya yang menggabungkan ketertarikan ala Antiques Roadshow terhadap anggur langka, dengan obsesi ala Lifestyles of the Rich and Famous terhadap kebiasaan belanja para orang kaya yang berlebihan."[8]

Keberhasilan ekonomis

IMDB mencatat film ini meraup pendapatan sebesar US $25,147[5]

Referensi

  1. ^ Dokumenter Sour Grapes Tayang di Netflix. dari situs kompas
  2. ^ a b c "Accused Wine Counterfeiter Rudy Kurniawan Guilty in Landmark Court Case | Collecting News | Collecting | Wine Spectator". WineSpectator.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-07-21. 
  3. ^ a b c Sour Grapes: The Rudy Kurniawan Story. dari situs therealreview
  4. ^ "Rare Wine Dealer Sentenced in Counterfeiting Scheme". Federal Bureau of Investigation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-07-21. 
  5. ^ a b c Sour Grapes (2016), diakses tanggal 2017-07-21 
  6. ^ Sour Grapes (2016). dari situs rottentomatoes
  7. ^ Peter Bradshaw. Sour Grapes review – highly entertaining uncorking of counterfeit wine scandal. dari situs the guardian
  8. ^ "'Sour Grapes': Film Review". The Hollywood Reporter (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-07-21.