Suku Toba (Indian)

Revisi sejak 26 Desember 2024 07.08 oleh Rama Maay (bicara | kontrib) (Memperbaharui kata 'Toba-Qom' menjadi 'Bahasa Toba Qom' dan membuat tautan.)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Suku Toba atau dikenal juga dengan sebutan Suku Qom adalah salah satu kelompok masyarakat adat terbesar di Argentina yang secara historis mendiami wilayah yang saat ini dikenal sebagai Pampas di Chaco Tengah. Selama abad ke-16, suku ini mendiami sebagian besar wilayah yang sekarang menjadi Argentina bagian utara, yaitu di provinsi Salta, Chaco, Santiago del Estero, Formosa, dan provinsi Gran Chaco di sebelah tenggara Departemen Tarija di Bolivia (yang dimana tempat ini sudah dihuni oleh suku Qom (Toba) sejak abad ke-20). Karena banyak persekusi yang terjadi pada mereka di wilayah leluhur mereka di pedesaan, mereka pun berpindah tinggal di pinggiran kota San Ramón de la Nueva Orán, Salta, Tartagal, Resistencia, Charata, Formosa, Rosario dan Santa Fe dan di Buenos Aires Raya. Hampir 130.000 orang mengidentifikasi diri mereka sebagai Suku Toba atau Qom. Ada 120.000 orang Qom di Argentina, hal ini menjadikan mereka sebagai salah satu komunitas adat terbesar di negara itu.

Toba
Qom-lik, Qom-lek, Kom, Tova, Emok
Bendera Suku Toba (Indian)
Paduan suara wanita yang tergabung dalam Paduan Suara Qom Chelaalapí di Resistencia, Chaco
Jumlah populasi
Sekitar 129,110
Daerah dengan populasi signifikan
 Argentina126,967[1]
 Paraguay2,057
 Bolivia86[2]
Bahasa
Bahasa Toba Qom
Kelompok etnik terkait
Guaicurua

Seperti kebanyakan kelompok masyarakat adat lainnya di Amerika Selatan, suku Qom memiliki sejarah konflik dan perjuangan yang panjang semenjak kedatangan bangsa Spanyol. Walau suku Qom memasukkan beberapa unsur masyarakat Eropa ke dalam budaya mereka seperti menunggang kuda, itu tidak menghindari konflik karena benturan antara kaum masih sering terjadi. Orang-orang Toba, khususnya, menentang gagasan-gagasan Kristen dan sistem kerja paksa yang dilakukan pada mereka selama masa pengurangan jumlah penduduk oleh Yesuit. Dalam beberapa kasus, upaya untuk mengasimilasi orang Toba dengan bangsa Spanyol dilakukan dengan paksaan. Saat hal itu mendapat perlawanan dari kaum Qom, pembantaian pun terjadi. Salah satunya pembantaian Napalpí. Dalam sejarah yang lebih anyar, suku Qom telah berjuang dengan masalah seperti kemiskinan, kekurangan gizi, diskriminasi, dan TBC karena kurangnya dukungan dari masyarakat dan ketidaksetaraan yang dialami oleh mereka.

Pada tahun 2010, sebuah protes bersejarah untuk hak atas tanah terjadi di provinsi Formosa ketika pemerintah mengumumkan akan membangun sebuah universitas di atas tanah yang adat suku Qom. Setelah pemblokiran jalan Rute Nasional 86 oleh masyarakat Toba, polisi Argentina melakukan kekerasan. Hal itu memakan dua korban tewas, satu seorang suku Toba dan satunya lagi seorang polisi. Protes itu memicu kontroversi dan atensi nasional. Dipimpin oleh kepala suku Félix Díaz, masyarakat adat Qom bersinergi dengan kelompok-kelompok masyarakat adat lainnya, mereka mendirikan organisasi Qopiwini dan membangun sebuah perkemahan di tengah kota Buenos Aires untuk melanjutkan aksi protes agar mendapatkan keadilan. Meskipun protes tersebut telah mendapatkan dukungan dari seniman terkenal seperti Gustavo Cordera, serta organisasi internasional seperti Amnesti Internasional dan Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, namun perjuangan Qom untuk mendapatkan hak atas tanah mereka dan kasus Formosa masih terus berlanjut.

Referensi

  1. ^ "Censo Nacional de Población, Hogares y Viviendas 2010 Censo del Bicentenario Resultados definitivos Serie B Nº 2. Tomo 1" (PDF). Instituto Nacional de Estadística y Censos de la Republica Argentina. hlm. 281. 
  2. ^ "Censo de Población y Vivienda 2012 Bolivia Características de la Población". Instituto Nacional de Estadística, República de Bolivia. hlm. 29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-01. Diakses tanggal 2020-03-27.