Bumiayu, Brebes
Bumiayu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Dia merupakan pusat aktivitas masyarakat di Brebes bagian selatan. Brebes bagian Selatan meliputi Kecamatan Bumiayu, Kecamatan Tonjong, Kecamatan Sirampog, Kecamatan Bantarkawung, dan Kecamatan Paguyangan.
Bumiayu direncanakan akan menjadi kabupaten baru. Presidium sudah dibentuk sejak tahun 2005. Keinginan untuk memisahkan diri dari Kabupaten Brebes tidak semata-mata didorong oleh faktor ekonomi atau kesulitan akses birokrasi kepada ibukota Kabupaten. Secara sosiologis, sudah sejak lama, "orang Bumiayu" tidak mau menyebut dirinya sebagai "orang Brebes". Hal ini bisa dilihat dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga Bumiayu, mereka lebih memilih menyebut tempat kelahirannya dengan nama Bumiayu, ketimbang Brebes sebagai nama Kabupatennya. Meski secara generik sama-sama "Jawa Ngapak", secara dialek sangat berbeda.
Ciri khas kota kecil ini di antaranya adalah pasar Wage, yaitu pasar yang hanya buka setiap lima hari sekali menurut hari pasaran Jawa. Sebagian besar masyarakat Bumiayu memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Pertokoan dan pasar berjejer hampir sepanjang jalan di wilayah perkotaan Bumiayu, yang membentang dari Talok hingga Jatisawit. Bahkan trotoar sepanjang Masjid Baiturrahim, yang terletak di tengah wilayah perkotaan Bumiayu, hingga Jatisawit, digunakan untuk berdagang — hal ini menimbulkan kemacetan dari pagi sampai sore. Di Bumiayu terdapat 5 pasar tetap, dari utara berturut-turut adalah pasar Talok, pasar utama Bumiayu, pasar pedagang kaki lima, pasar Majapahit, dan pasar cilik Jatisawit.
Untuk mengurangi kemacetan tersebut, pemerintah Kabupaten Brebes membangun jalan alternatif baru yang disebut Lingkar Selatan, yang dibangun di sebelah timur wilayah perkotaan Bumiayu. Jalan tersebut terbentang mulai dari Talok hingga Pagojengan Kec. Paguyangan, sekitar 1 KM ke selatan dari Jatisawit, melintasi wilayah persawahan dan perbukitan.
Pariwisata
Potensi wisata di Bumiayu dan sekitarnya yaitu:
- Tempat pemandian air panas, yang terletak di wilayah Buaran (Kecamatan Bantarkawung) dan Paguyangan
- Telaga Ranjeng, Goa Jepang, Kebun Teh yang terletak di wilayah Kali Gua, Kecamatan Paguyangan
- Curug (air terjun) Putri, di wilayah Kecamatan Sirampog
- Waduk Penjalin, di wilayah Patuguran
Pendidikan
Bumiayu merupakan alternatif utama bagi warga sekitar wilayah Kecamatan Bumiayu untuk menyekolahkan anak-anak mereka, sarana dan prasarana pendidikan terus berkembang di Bumiayu. Untuk pendidikan setingkat SMU terdapat SMUN 1 Bumiayu, SMU BU NU, SMU Islam, SMU Muhammadiyah, SMU Diponegoro, STM Al-Hikmah, SMK Al-Huda, SMU An-Nurriyah. Untuk sarana pendidikan Islami terdapat beberapa Pondok Pesantren yang sudah cukup terkenal hingga di luar wilayah Pulau Jawa, yaitu Pondok Pesantren Al-Hikmah di Benda, Kecamatan Sirampog, Pondok Pesantren An-Nurriyah di Krajan, Bumiayu. Pondok Pesantren Shofwatussu'ada di Krajan Bumiayu.
Pusat dari aktivitas masyarakat yang berada di wilayah kecamatan-kecamatan yaitu Tonjong, Bumiayu, Sirampog, Bantarkawung, Salem, dan Paguyangan.
Bumiayu, waktu zaman revolusi tahun 1950-an, terkenal sebagai pusat/markas TNI-AD untuk menumpas pemberontakan DI/TII yang ada di daerah Kecamatan Salem. Dalam peta keamanan ABRI pada era Orde Baru, Bumiayu termasuk daerah yang diberi warna merah. Meski DI/TII di daerah Bumiayu sudah berhasil ditumpas oleh TNI, daerah ini tetap saja dianggap berbahaya. Masyarakat Bumiayu memang dikenal sebagai masyarakat yang fanatik terhadap agama. Sejarah Islam di tanah ini tergolong telah berumur. Masyarakat Bumiayu telah menggunakan nama-nama Islam yang diambil dari bahasa Arab, seperti nama-nama Nabi dalam Islam dan nama-nama dg akhiran Asmaul Husna, sejak abad 17. Bandingkan dengan daerah Banyumas, yang masyarakatnya banyak menggunakan nama dari bahasa Jawa, seperti Budi, Joko, Slamet, dan Bambang. Bahkan Al-Irsyad, organisasi pergerakan bagi warga Indonesia keturunan Arab, mendirikan cabang yang ke-3 pada tahun 1923 di Bumiayu, setelah Pekalongan (cabang ke-1) dan Tegal (ke-2), sebelum cabang di Cirebon (ke-4) dan Surabaya (ke-5).
Tokoh terkenal dari wilayah ini ialah Yahya Ahmad Muhaimin (mantan Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid) dan Lehar yang terkenal karena satenya.
Pranala luar
- (Indonesia) Bumiayu.com
- (Indonesia) Milis: [1], [2] dan [3]