Penis

organ reproduksi hewan jantan

Penis (dari bahasa Latin yang artinya "ekor", akar katanya sama dengan phallus, yang berarti sama) adalah alat kelamin jantan.[1] Penis merupakan organ eksternal, karena berada di luar ruang tubuh.

Penis
Berkas:Male anatomy.png
Anatomi sistem reproduksi laki-laki
Daftar istilah anatomi

Pemakaian istilah "penis" praktis selalu dalam konteks biologis atau medis. Istilah "falus" (dari phallus) dipakai dalam konteks budaya. Dalam litaratur keagamaan (Islam), kata zakar lebih sering dipakai.

Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar, sehingga disebut sebagai hemipenis ("setengah penis"). Organ dengan fungsi serupa dari hewan anggota divisio lain kadang-kadang disebut penis walaupun secara teknis bukanlah seperti penis pada mamalia.

Morfologi perbandingan

 
Penis kuda jantan yang birahi.
Berkas:Iceland -- 2008-08-08 13-23-17.jpg
Penis berbagai spesies mamalia.

Penis hewan biasanya proporsional dengan ukuran tubuh, namun terdapat variasi ukuran yang besar di antara spesies, baik panjang maupun diameter, namun demikian, bentuknya hampir selalu berupa tabung. Sebagai contoh, penis gorila dewasa yang tengah ereksi mencapai 4 cm; sementara itu , penis simpanse yang berukuran tubuh lebih kecil memiliki panjang dua kali lipat. Penis manusia relatif besar proporsinya daripada primata sekerabat lainnya.

 
"Penis" kumbang Callosobruchus analis memiliki tonjolan-tonjolan mirip sikat. Fungsi struktur ini adalah untuk melukai jaringan reproduksi betina agar dapat reseptif bagi sperma.


Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Nama dalam bahasa Melayu/Indonesia, kontol, dianggap kasar, sehingga untuk menyebutnya selalu digunakan kata lain sebagai eufemisme, seperti "burung", "kemaluan" (laki-laki), "batang", "lontong", "pisang", semua dengan konotasi masing-masing. Sebagai alternatif, terutama dalam literatur keagamaan, digunakan kata pinjaman dari bahasa Arab, "zakar" (berarti laki-laki).

Pranala luar