Ananggawarman adalah raja kedua Kerajaan Pagaruyung yang naik tahta pada tahun 1375, setelah bapaknya Raja Adityawarman mangkat. Kekuasaan Pagaruyung di bawah Ananggawarman meliputi kawasan yang menjadi wilayah Kerajaan Melayu atau Kerajaan Dharmasraya sebelumnya.

Pada tahun 1409 dan 1411, Majapahit yang saat itu di bawah kekuasaan Wikramawardhana (menantu Hayam Wuruk), mengirimkan pasukan secara bergelombang dalam jumlah besar untuk menaklukkan Pagaruyung, karena Majapahit mengetahui Adityawarman telah mengirim utusan ke Cina dan mencoba melepaskan diri dari pengaruh Majapahit. Pertempuran kedua pasukan tersebut terjadi di Padang Sibusuk (sebuah nagari di Kabupaten Dharmasraya sekarang). Serangan dari Majapahit itu dapat dipatahkan, namun secara perlahan pengaruh Kerajaan Pagaruyung terhadap daerah jajahannya berkurang, dan satu persatu mencoba pula melepaskan diri menjadi negeri-negeri merdeka[1].

Raja Ananggawarman tidak diketahui dengan pasti kapan meninggalnya, apakah setelah serangan Majapahit atau tidak, karena setelah serangan tersebut Kerajaan Pagaruyung tidak diketahui beritanya sampai 100 tahun berikutnya, dimana yang menjadi Raja Pagaruyung telah menyandang nama yang dipengaruhi oleh agama Islam, yaitu Sultan Alif.

Arti nama

Nama Ananggawarman berasal dari bahasa Sansekerta. Artinya kurang lebih ialah "Yang perisainya tak berbadan".

Ananggawarman dan Tambo Minangkabau

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ Cheah Boon Kheng, Abdul Rahman Haji Ismail (1998). Sejarah Melayu. the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. 
Didahului oleh:
Adityawarman
Raja Pagaruyung
1375–?
Diteruskan oleh:
-