Kabupaten Gayo Lues

kabupaten di Provinsi Aceh, Indonesia
Revisi sejak 2 Maret 2010 04.35 oleh Rodin (bicara | kontrib) (Merapikan URL situs pemerintah)


Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu kabupaten di provinsi Aceh, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di Aceh.

Kabupaten Gayo Lues
Daerah tingkat II
Motto: 
Musara
Peta
Peta
Kabupaten Gayo Lues di Sumatra
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues
Peta
Kabupaten Gayo Lues di Indonesia
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues
Kabupaten Gayo Lues (Indonesia)
Koordinat: 4°N 97°E / 4°N 97°E / 4; 97
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
Tanggal berdiri10 April 2002
Dasar hukumUU No.4 Tahun 2002
Ibu kotaBlangkejeren
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 11
  • Kelurahan: 97
Pemerintahan
 • BupatiH. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM
Luas
 • Total5,719 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total31,184 [1]
 • Kepadatan14/km2 (40/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1113 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0642
Kode Kemendagri11.13 Edit nilai pada Wikidata
DAU-
Situs webhttp://www.gayolueskab.go.id

Pada mulanya daerah Gayo dan Alas membentuk pemerintahan sendiri terpisah dari Kab Aceh Tengah, maka terbentuklah Kab. Aceh Tenggara (UU No. 4/1974) namun karena kesulitan transportasi daerah Gayo ingin membentuk kabupaten tersendiri maka terbentuklah Kabupaten Gayo Lues (UU No. 4/2002) dengan ibukota Blangkejeren dan Penjabat Bupati ditetapkan Ir. Muhammad Ali Kasim, M.M.

Geografi

Gayo Lues memilki luas wilayah 5.719 km2 dan terletak pada koordinat 3°40'46,13" - 4°16'50,45" LU 96°43'15,65" - 97°55'24,29" BT.

Transportasi

Rencana pembangunan Jalur Ladia Galaska (Samudera Indonesia, Gayo, Alas, dan Selat Malaka) yang menghubungkan Samudera Indonesia dengan Selat Malaka sangat diharapkan dapat memperbaiki tingkat perekonomian masyarakat Gayo Lues. Saat ini, lalu lintas dari Blangkejeren, pusat pemerintahan kabupaten, ke Banda Aceh harus melalui Medan, Sumatera Utara. Meskipun demikian, rencana ini banyak ditentang oleh kalangan pelestari lingkungan hidup karena memotong zona utama taman nasional.

Gayo Lues kemudian dikenal dengan nama Negeri Seribu Bukit. Nama ini ditabalkan dan dipopulerkan oleh Mohsa El Ramadan, wartawan senior, Pemimpin Redaksi Koran Rajapost Banda Aceh, dan editor buku Memadamkan Bara di atas Ladia Galaska. Buku yang ditulis oleh Muhammad Alikasim Kemaladerna ini adalah sebuah solusi penyelesaian konflik pembangunan jalan Ladia Galaska antara pemerintah dan pemerhati lingkungan di Aceh.

Suku

Mayoritas penduduk Gayo Lues berasal dari etnik Gayo. Bermukim pula di sana warga dari suku Aceh, Alas, Batak, dan Jawa.

Pemerintahan

Daerah Gayo Lues mencakup 57 persen dari wilayah lama Aceh Tenggara, dan dibagi menjadi 11 (sebelas) kecamatan dengan perincian sebagai berikut:

Bupati dan Wakil Bupati

  • H. Ibnu Hasyim, S.Sos, MM, (2007-2012)
  • Letkol.(Inf) Firdaus Karim Ali (2007-2012)

Potensi Daerah

Kabupaten yang berpenduduk kebanyakan Suku Gayo ini sedang berbenah diri untuk mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan. Potensi pertanian menjadi prioritas utama pengembangan.

Pertambangan

  • Timah di Kecamatan Pining
  • Emas di Kecamatan Putri Betung

Komoditas pertanian

Beberapa komoditas potensial yang dimiliki kabupaten ini adalah:

  • Cabe merah besar
  • Serai wangi, yang dikembangkan di hutan pinus
  • Nilam, di kawasan transmigrasi Terangon
  • Tembakau virginia
  • Kakao
  • Kopi Arabika

Pariwisata

  • Pemandian air panas Gumpang
  • Air terjun Akang siwah
  • Wisata alam Blang Serai

Seni Budaya

Referensi

Pranala luar