Ruhut Sitompul

politisi Indonesia
Revisi sejak 20 September 2010 08.51 oleh 118.96.28.108 (bicara)

Ruhut Sitompul, S.H. (lahir 24 Maret 1954) adalah seorang pengacara, pemeran sinetron, dan politikus Indonesia. Nama Ruhut melejit berkat perannya sebagai tokoh pongah Poltak yang mengaku Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana. Ruhut juga menjabat sebagai Ketua DPP Partai Demokrat.

Ruhut Sitompul
Berkas:Ruhut Sitompul.jpg
Lahir24 Maret 1954 (umur 70)
Indonesia Indonesia
PekerjaanAktor
Advokat - Penasihat Hukum

Biografi

Anak kedua dari empat bersaudara pasangan Humala Sitompul dan Surtani Panggabean ini menyelesaikan pendidikan akademiknya di Fakultas Hukum, Universitas Padjadjaran, Bandung pada tahun 1979. Ruhut menjadi satu dari dua orang yang lulus kuliah hukum hanya dalam waktu empat tahun. Karier Ruhut sebagai pengacara pun melejit dengan cepat. Hal ini karena ia termasuk sosok pengacara yang siap menangani kasus-kasus yang berbau kontroversial dan kurang populer di masyarakat. Salah satunya adalah bersama-sama dengan pengacara Hotma Sitompul, menjadi pengacara Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, dan juga sejumlah yayasan milik mantan Presiden Soeharto saat semua orang menghujat Orde Baru.

Meski demikian, tak dapat dipungkiri nama Ruhut terkenal sejak dia bermain sebagai tokoh pongah Poltak yang mengaku Raja Minyak dari Tarutung di sinetron Gerhana. Keterlibatan Ruhut dalam sinetron ini berawal dari ketidaksengajaan saat membaca skenario Gerhana produksi StarVision. Ruhut memang telah lama menjadi pengacara StarVision. Meski awalnya hanya dirancang untuk tampil sampai episode ke-13, namun penampilan Ruhut sebagai Bang Poltak sangat digemari pemirsa. Maka berlanjutlah perannya sampai puluhan episode berikutnya.[1] Selain Gerhana, Ruhut juga membintangi Anak Ibuku, Taman Mertua Indah, dan James Bono. Selain itu, Ruhut juga kerap menjadi bintang tamu di banyak program humor dari Ngelaba, Asep Show, sampai Ketoprak Humor.[2]

Kontroversi

Skandal perselingkuhan

Pada 1 Februari 2008, beberapa media memberitakan bahwa Ruhut memiliki hubungan dengan seorang perempuan bernama Diana Lupita alias Diana Leovita. Bahkan, sebuah surat dari pembaca masuk ke redaksi OkeZone.com, mengabarkan perselingkuhan tersebut. Alamat pengirim yang mengaku di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan itu mengirimkan kabar perselingkuhan pengacara kondang ini.

Suami Anna Rudhiantiana Legawati itu melakukan perselingkuhan dengan wanita yang telah bersuami dan memiliki anak. Kabarnya, mereka telah tinggal bersama di sebuah apartemen di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, selama beberapa bulan.[3]

Isu rasisme

Dalam Pemilu 2009, Ruhut yang bergabung sebagai Koordinator Tim Sukses Susilo Bambang Yudhoyono - Budiono melontarkan pernyataan kontroversial dalam sebuah debat tim sukses. Hadir juga sebagai pembicara pada saat itu, Permadi mewakili Tim Sukses Jusuf Kalla - Wiranto dan Fuad Bawazier mewakili Tim Sukses Megawati - Prabowo. Pada kesempatan itu Ruhut melontarkan pernyataan bahwa "Arab tidak pernah membantu Indonesia". Hal ini menimbulkan kecaman dan reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat, khususnya kalangan keturunan Arab dan juga dari kalangan Islam.[4]

Pada 3 Juni 2009, Front Pembela Islam (FPI), sebuah organisasi Islam, menyatakan akan menangkap Ruhut Sitompul atas pernyataanya yang telah menyinggung etnis Arab, bila Kepolisian Indonesia tidak menanggapi permintaan Forum Keturunan Arab Indonesia (FOKARI) yang sebelumnya juga sudah meminta polisi untuk menangkap Ruhut.[5]

Atas kejadian ini, Ruhut mendapatkan teguran dari Partai Demokrat, dan kemudian dengan secara pribadi dan atas nama Partai Demokrat menyatakan maaf atas pernyataannya tersebut[6]. Kasus ini tidak berlanjut hingga ke jenjang pengadilan.

Isu rasistis kembali menimpa Ruhut dalam diskusi "Angket Century SBY Jatuh" yang digelar Forum Umat Islam di Wisma Darmala Sakti, Jakarta. Dalam diskusi tersebut, ia menyebutkan:

Kasus yang seperti begini dari dulu sudah ada. Sejak zaman Megawati sudah ada, waktu itu Sri Mulyani-nya (maksudnya Menkeu) Si Cina, Kwik Kian Gie.

Salah seorang peserta diskusi, Adi, meminta pencabutan kata-kata tentang etnis tersebut, namun Ruhut akhirnya keluar meninggalkan ruangan.[7]

Pernyataan yang dianggap tidak pantas

Pada 20 November 2009, Ruhut mengeluarkan pernyataan merelakan kupingnya dipotong jika dana bailout Rp 6,7 triliun Bank Century mengalir ke Partai Demokrat dan Presiden SBY.

Tidak ada kaitannya SBY dan Demokrat dengan aliran dana Bank Century. Kalau ada, potong kuping Ruhut Sitompul

Berdekatan dengan pernyataan itu, Ruhut juga menyatakan lehernya siap ditebas pedang jika putra kesayangan SBY, Edhie Baskoro (Ibas) juga menikmati 'uang haram' Kasus Bank Century.

Kalau Ibas terima Rp 500 Miliar, potong leher saya

Mantan politisi Golkar ini kembali merelakan lehernya ditebas jika Ketua Pansus Hak Angket Century tidak diduduki oleh Idrus Marham, pendatang baru di Hak Angket Century.

Nggak mungkin oposisi (jadi ketua Pansus). Potong Leher saya. Ya buat apa dong koalisi. Ini kan kasihan rakyat. Ini hanya sinetron politik


Pada 20 Desember 2009, Ruhut kembali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial bahwa ia rela dirajam jika Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani hadir bila dipanggil oleh Panitia Khusus (Pansus) Bank Century.Sayang sekali Ruhut ini hanya manusia penjilat

Saya akan menjamin saat Boedi dipanggil tidak datang, Sri Mulyani tidak datang saat dipanggil. Teman-teman bisa panggil saya keluar, rajam saya, cabut nyawa saya

Ruhut mengaku Partai Demokrat dirugikan. Menurutnya, nama putra bungsu Presiden SBY, Edhie Baskoro, Joko Suyanto, Trio Mallarangeng (Andi, Rizal dan Choel) difitnah menerima duit panas Century.[8][9]

Pada Pansus Century 6 Januari 2010, Ruhut Sitompul berseteru dengan Gayus Lumbuun hingga kemudian dia menyebut Prof. Gayus sebagai "bangsat". Pernyataan yang dianggap kasar itu mengundang kontroversi.

Pada Pansus Bank Century Ruhut juga melukai hati etnis makasar khususnya dan Bangsa Indosesia pada umumnya karena menyebut wakil presiden 2004-2009 M. Yusuf Kala dengan sebutan daeng.

Filmografi

Pranala luar

Referensi

  1. ^ RUHUT SITOMPUL, Alias Poltak si Raja Minyak dari Tarutung, diakses 8 Januari 2008
  2. ^ RUHUT SITOMPUL, Mungkinkah Membuat Sinetron Politik?, diakses 8 Januari 2008
  3. ^ Ruhut Sitompul Digoyang Gosip Selingkuh, diakses 8 Desember 2009
  4. ^ [1], diakses 8 Desember 2009
  5. ^ http://karodalnet.blogspot.com/2009/06/fpi-akan-tangkap-ruhut-sitompul.html], diakses 8 Desember 2009
  6. ^ YOUTUBE, Ruhut Sitompul Minta Maaf kepada Etnis Arab, diakses 8 Desember 2009
  7. ^ Rasis, Ruhut Ngacir Takut Dibantai, Rakyat Merdeka
  8. ^ [2], diakses 21 Desember 2009
  9. ^ [3], diakses 21 Desember 2009