Prokariota
Prokariota adalah makhluk hidup yang tidak punya inti sel (= karyon), atau organela dalam membran sel, sedangkan eukariota punya inti sel. Semua prokariota adalah bersel satu, kecuali myxobacteria yang sempat bersel banyak di salah satu tahap siklus hidup biologinya.[1] Kata prokaryota’' berasal dari Yunani πρό- (pro-) "sebelum" + καρυόν (karyon) "kacang atau biji".[2]
Prokaryota terbagi menjadi dua domain: Bakteri dan Archaea. Archaea baru diakui sebagai domain sejak 1990. Archaea pada awalnya diperkirakan hanya hidup di kondisi yang tidak nyaman, seperti dalam suhu, pH, dan radiasi yang ekstrim, tapi kemudian Archaea ditemukan juga di berbagai macam habitat.
Prokariota vs Eukariota
Eukariota punya inti sel yang mengandung DNA, sedangkan prokariotik tidak punya inti sel dan materi genetiknya tidak berada dalam membran. Karena terlalu besarnya perbedaan struktur dan genetik dari keduanya, pada tahun 1977 Carl Woese memecah prokariota menjadi Bakteri dan Archaea (sebelumnya Eubacteria dan Archaebacteria), dengan mengusulkan sistem tiga-domain yang terdiri dari Eukariota (atau "Eukarya"), Bacteria, dan Archaea, yang merevisi sistem dua empire.[3]
Genom dari prokariota berada dalam suatu kompleks DNA/protein dalam sitosol, namanya nucleoid, yang tidak punya membran nukleus.[4] Prokariota pada umumnya tidak punya kompartemen membran sel seperti mitokondria dan kloroplas sehingga fosforilasi oksidatif dan fotosintesis terjadi di sepanjang membran plasma.[5] Tapi prokariota punya struktur internal, seperti sitoskeleton,[6][7] dan khusus bakteri ordo Planctomycetes punya membran di sekitar nucleoid dan mempunyai organel membran sel.[8]
Prokariota juga hanya mengandung satu lingkaran DNA kromosomal yang stabil, tersimpan dalam nucleoid, sedangkan DNA dalam eukariota ditemukan dalam kromosom yang tertutup rapat dan terorganisasi. Meskipun beberapa eukariota memiliki struktur DNA satelit bernama plasmid, biasanya plasmid identik dengan prokariota, dan banyak gen penting dalam prokariota tersimpan dalam plasmid.[2]
Prokariota memiliki rasio luas permukaan terhadap isi sehingga memiliki taraf metabolik yang lebih tinggi, taraf pertumbuhan yang lebih tinggi dan otomatis durasi perkembangbiakan yang pendek dibanding Eukariota.[2] Di samping itu, Sel prokariota biasanya lebih kecil daripada eukariota.[2].
Kesamaannya, eukariota dan prokariota sama-sama mengandung struktur RNA/protein yang besar, dinamakan ribosom, yang memproduksi protein.
Reproduksi
Bakteri dan archaea berkembang biak secara aseksual, yaitu kebanyak secara fisi biner atau tunas. Pertukaran dan rekombinasi genetik bisa terjadi, namun ini merupakan transfer gen horisontal dan bukan replikasi, yaitu melibatkan DNA yang ditransfer antara dua sel, seperti halnya konjugasi bakteri.
Struktur
Riset terbaru menunjukkan bahwa semua prokariota memiliki sitoskeleton yang lebih primitif daripada sitoskeleton eukariota. Di samping homologi dari aktin dan tubulin (MreB dan FtsZ) komponen dari flagela yang tersusun helix, bernama flagellin, adalah salah satu dari protein sitoskeletal dari bakteri yang paling penting sebagai penyedia latar belakang struktural dari kemotaksis, respons fisiologis sel yang dasar dari bakteri. Paling tidak, beberapa prokariota juga mengandung struktur intrasel, yaitu berupa organela primitif. organela membran (atau membran antar sel) terdapat di beberapa prokariota seperti vakuola dan sistem membran yang dipakai khusus untuk metabolisme, seperti fotosintesis atau kemolithotrofi. Beberapa spesies juga mengandung mikrokompartemen yang disertai protein yang memiliki peran fisiologis tertentu (misal, karboksisom atau vakuola udara).
Sebagian besar prokariota berukuran 1 µm sampai 10 µm, tapi ukurannya bisa beragam mulai 0.2 µm sampai 750 µm (Thiomargarita namibiensis).
Berikut ini struktur sel dari prokariota: flagela, membran sel, dinding sel (kecuali genus Mycoplasma), sitoplasma, ribosom, nucleoid, glikokalix, inklusi
Morfologi
Berikut ini 4 bentuk dasar prokariota:[9]
- Cocci - berbentuk sferik
- Bacilli - berbentuk tangkai
- Spirochaete - berbentuk spiral
- Vibrio - berbentuk koma
- ^ Kaiser D (2003). "Coupling cell movement to multicellular development in myxobacteria". Nat. Rev. Microbiol. 1 (1): 45–54. doi:10.1038/nrmicro733. PMID 15040179.
- ^ a b c d Campbell, N. "Biology:Concepts & Connections". Pearson Education. San Francisco: 2003.
- ^ Woese CR (1994). "There must be a prokaryote somewhere: microbiology's search for itself". Microbiol. Rev. 58 (1): 1–9. PMC 372949 . PMID 8177167.
- ^ Thanbichler M, Wang S, Shapiro L (2005). "The bacterial nucleoid: a highly organized and dynamic structure". J Cell Biochem. 96 (3): 506–21. doi:10.1002/jcb.20519. PMID 15988757.
- ^ Harold F (1 June 1972). "Conservation and transformation of energy by bacterial membranes". Bacteriol Rev. 36 (2): 172–230. PMC 408323 . PMID 4261111.
- ^ Shih YL, Rothfield L (2006). "The bacterial cytoskeleton". Microbiol. Mol. Biol. Rev. 70 (3): 729–54. doi:10.1128/MMBR.00017-06. PMC 1594594 . PMID 16959967.
- ^ Michie KA, Löwe J (2006). "Dynamic filaments of the bacterial cytoskeleton" ([pranala nonaktif]). Annu. Rev. Biochem. 75: 467–92. doi:10.1146/annurev.biochem.75.103004.142452. PMID 16756499.
- ^ Fuerst J (2005). "Intracellular compartmentation in planctomycetes". Annu Rev Microbiol. 59: 299–328. doi:10.1146/annurev.micro.59.030804.121258. PMID 15910279.
- ^ Bauman, Robert W.; Tizard, Ian R.; Machunis-Masouka, Elizabeth (2006). Microbiology. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings. ISBN 0-8053-7693-3.