Pertempuran Numfor
Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. Tag ini diberikan pada September 2010. |
Pertempuran Numfor merupakan sebuah pertempuran Perang Dunia II yang terjadi di Pulau Numfor, di Papua, Hindia Belanda, pada 2 Juli hingga 31 Agustus 1944. Pasukan Amerika Serikat dan Australia menyerang untuk menguasai sejumlah pangkalan pasukan Jepang di pulau itu.
Pertempuran Numfor | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dunia II | |||||||
Numfor, 12 Juli 1944. Seorang serdadu AS menunjuk ke arah di mana pasukan Jepang menarik diri, kepada seorang rekannya yang memegang sebuah walkie talkie. (Fotografer: Allan F. Anderson.) | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Amerika Serikat Australia Belanda | Kekaisaran Jepang | ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Walter Krueger | Suesada Shimizu | ||||||
Kekuatan | |||||||
10,000 | 2,000 (perkiraan AS) | ||||||
Korban | |||||||
66 tewas/hilang; 343 luka-luka |
~1,714 tewas; 186 ditawan |
Latar Belakang
Wilayah pulau Numfor berbentuk eliptis, nyaris bundar. Pulau ini kira-kira berdiameter 11 mil (18 km) dan dikelilingi oleh terumbu karang.[1][2][3][4] Medan pulau tersebut didominasi oleh batu kapur dan undak koral, dan dipuncaki oleh sebuah bukit setinggi 670 kaki (200 m) yang berselimut hutan tropis, seperti juga kawasan interiornya.[5] Numfor terletak di sebelah utara Teluk Cenderawasih (Geelvink Bay), di antara Pulau Biak dan pantai timur Semenanjung Kepala Burung (Semenanjung Vogelkop), di daratan utama Pulau Papua.
Pulau tersebut dikuasai oleh pasukan Jepang pada bulan Desember 1943.[2] Populasi penduduk asli waktu itu berjumlah sekitar 5000 orang, dan mayoritas dari mereka menjalani subsistence di desa-desa pesisir.[4][6][7]
Pulau ini juga ditempati oleh 1.100 orang pekerja yang dibawa ke Numfor oleh pihak militer Jepang: sebuah unit pekerja bantu dari Taiwan berkekuatan 600 orang, serta 500 pekerja warga sipil Indonesia. Menurut sejarah resmi AD AS, sekitar 3.000 orang lelaki, perempuan, dan anak-anak Indonesia dibawa lewat kapal ke Numfor oleh pihak militer Jepang..[7][8] Kebanyakan datang dari Surabaya dan kota-kota besar lain di Pulau Jawa. Para warga sipil dari [[Jawa|Pulau Jawa] ini dipaksa untuk membangun jalan dan lapangan terbang, mayoritas dengan alat bantu seadanya. Mereka hanya menerima sedikit makanan, pakaian, ataupun perawatan medis. Banyak dari mereka mencoba mencuri suplai militer Jepang, dan dieksekusi karenanya. Yang lain tewas karena kelaparan dan terkena penyakit yang mestinya mudah diobati. Mereka yang selamat juga mengklaim bahwa sejumlah pekerja asal Jawa yang sakit malah dikubur hidup-hidup.[8] Para pekerja dari Formosa awalnya berjumlah 900 orang.[7][8] Mereka juga bekerja pada proyek konstruksi lapangan terbang dan jalan, serta menerima setengah jatah ransum yang diberikan kepada prajurit reguler Jepang.[8] Ketika mereka sakit karena kelelahan, kelaparan, atau terkena penyakit tropis, mereka dipindahkan ke sebuah kamp pemulihan. Mengutip kata-kata sejarah resmi AS: "Di sana, ransum mereka kembali dipangkas setengah, dan selimut yang disediakan hanya cukup bagi sepersekian pekerja yang tinggal di kamp itu. Perawatan medis hanya diberikan pada kasus-kasus yang terburuk, itupun dalam porsi yang tak memadai."[8]
Pihak militer Jepang membangun tiga lapangan terbang di pulau itu, sehingga mengubahnya menjadi sebuah pangkalan udara yang signifikan.[2][3]
- Lapangan Terbang Kornasoren/Yebrurro, yang terletak di ujung utara pulau itu
- Lapangan Terbang Kamiri, di tepi barat laut pulau itu,
- Lapangan Terbang Namber, di pesisir barat pulau itu.
Pengeboman atas pulau itu oleh Bombing of the island by the USAAF dan RAAF dimulai sejak April 1944.[9]
Numfor juga digunakan sebagai daerah singgahan untuk pasukan Jepang yang bergerak untuk memperkuat Biak,[4] yang diinvasi oleh Sekutu pada bulan Mei 1944. Kapal-kapal pendarat Jepang bisa berlayar dari Manokwari ke Numfor, yang jaraknya sekitar 60 mil laut (110 km), dalam satu malam. Pasukan Jepang di Biak akhirnya ditaklukkan pada tanggal 20 Juni.
Dalam menggambarkan persiapannya bagi kampanye di Papua Barat, Jenderal Douglas MacArthur menulis dalam memoarnya, : "Invasi atas Holandia menandai sebuah perubahan besar dalam tempo serangan saya ke arah barat. Serangan-serangan berikutnya terhadap Wakde, Biak, Noemfoor, and Sansapor dilaksanakan dalam urutan yang cepat, dan tak seperti kampanye sebelumnya, saya tak berupaya untuk menyelesaikan seluruh fase dari sebuah operasi terlebih dulu sebelum bergerak menuju sasaran berikutnya."[10]
Akhirnya, Numfor dipilih sebagai sasaran invasi karena empat alasan:[11]
- Para panglima sekutu berkeyakinan bahwa pasukan Jepang yang ditempatkan di sana jumlahnya kurang dari satu batalion;
- Sekutu mengalami kekurangan kapal amfibi, dan Numfor bisa direbut tanpa operasi skala besar;
- Pulau itu juga memiliki jumlah terbesar lapangan terbang yang berguna dalam kawasan yang luasnya paling kecil;
- pertahanan udara Jepang di Papua Barat nyaris tak perlu diperhitungkan lagi. (Pada akhir bulan Juni, markas besar RAAF melaporkan bahwa walaupun lapangan terbang Namber dan Kamiri masih berstatus aktif, keduanya nyaris tak pernah digunakan, serta sebuah estimasi "yang mungkin terlalu bermurah hati" menyatakan hanya ada 19 pesawat pengebom dan 37 pesawat pemburu Jepang masih berada di Papua.)
Referensi
- ^ Gill, G. Hermon. "Bab 14—The Assault Armadas Strike" (PDF). Royal Australian Navy, 1942–1945 (1st edition). Australia in the War of 1939–1945. Canberra: Australian War Memorial. hlm. 442. Diakses tanggal 2008-01-22.
- ^ a b c "Noemfoor (Noemfoer) Island". Pacific Wreck Database. Diakses tanggal 2007-12-26.
- ^ a b "Last Noemfoor Air Base Seized". Chicago Daily Tribune. 1944-07-08. Diakses tanggal 2007-12-26.
- ^ a b c Smith, Robert Ross. "Operations on Noemfoor Island". United States Army in World War II: The War in the Pacific; The Approach to the Philippines. Chapter XVII. Washington, D.C.: United States Army Center Of Military History. hlm. 397. Diakses tanggal 2008-01-22.
- ^ Kluckhohn, Frank L. (1944-07-04). "Doughboys Land on Numfor, Swiftly Win Main Airfield". New York Times. Diakses tanggal 2007-12-26.
- ^ Smith, Robert Ross. "Operations on Noemfoor Island". United States Army in World War II: The War in the Pacific; The Approach to the Philippines. Chapter XVII. Washington, D.C.: Center Of Military History, United States Army. hlm. 400.
- ^ a b c "Japanese Forced Into Hills in New Guinea; Try Flanking Move to Escape Aitape Trap". The New York Times. 1944-07-20. ISBN 1504769 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). Diakses tanggal 2007-12-26. - ^ a b c d e Smith, Robert Ross. "Operations on Noemfoor Island". United States Army in World War II: The War in the Pacific; The Approach to the Philippines. Chapter XVII. Washington, D.C.: Center Of Military History, United States Army. hlm. 421–2.
- ^ "American Missions Against Noemfoor Island [General References]". Pacific Wreck Database. Diakses tanggal 2007-12-26.
- ^ "Bayonets Westward". Chicago Tribune. 1964-09-18. Diakses tanggal 2007-12-26.
- ^ Odgers, George (1968 reprint) [1957]. "Chapter 15—To Noemfoor and Morotai" (PDF). Air War Against Japan, 1943–1945. Australia in the War of 1939–1945. Canberra: Australian War Memorial. hlm. 236–7. Diakses tanggal 2008-01-31.