Surat Batak
Surat Batak adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Batak. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya.
Ciri khas
Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi /a/. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.
Penggunaan
- Artikel utama: Sastra Batak
Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang di antaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.
Penulisan huruf surat batak secara garis besar terbagi dalam dua kategori, yaitu "ina ni surat" dan "anak ni surat".
Ina ni merupakan huruf-huruf pembentuk dasar huruf aksara batak. Selama ini, ina ni surat yang dikenal terdiri dari : a-ha/ka-ba-pa-na-wa-ga-ja-da-ra-ma-ta-sa-ya-nga-la-ya-nya-i-u.
"Anak ni surat" dalam aksara batak adalah komponen fonetis yang disisipkan dalam "ina ni surat" (yang disebut diatrik) yang berfungsi untuk mengubah pengucapan/lafal dari "ina ni surat". Anak ni surat ini terdiri dari:
- Bunyi /e/ (hatadingan)
- Bunyi /ng/ (paminggil)
- Bunyi /u/ (haborotan)
- Bunyi /i/ (hauluan)
- Bunyi /o/ (sihora)
- Pangolat (tanda mati untuk menghilangkan bunyi /a/ pada ina ni surat)
Jenis aksara dan penyebaran
Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain. Ada empat varian Surat Batak yang utama, yaitu: Karo (Sumatra Tengah dan Utara), Toba (Sumatra Utara), Dairi (juga disebut Pakpak; Sumatra Utara), Simalungun atau Timur (juga disebut Simelungan; Sumatra Utara), dan Mandaling (Sumatra Utara).[1]
Vokal dan konsonan
Huruf Vokal dan konsonan dalam aksara Batak diurut menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, ca, nda, mba, i, u. Aksara Batak biasanya ditulis pada bambu/kayu.[1] Penulisan dimulai dari bawah ke atas, dan baris dilanjutkan dari kiri ke kanan.[1]
|
|
Tanda diakritik
Tanda diakritik dalam aksara Batak dapat berupa tanda vokalisasi, nasalisasi, atau aspirasi. Seperti halnya konsonan, tanda diakritik dalam aksara Batak juga disusun menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: [e], [i], [o], [u], [ŋ], [h]. Tanda diakritik juga memiliki varian bentuk antara suatu daerah dengan daerah lainnya yang menggunakan aksara yang sama. Di bawah ini disajikan contoh penggunaan tanda diakritik dengan huruf Ka.
Transliterasi Latin |
Surat Batak | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Karo | Toba | Dairi | Simalungun/ Timur |
Mandaling | ||||
ke | ||||||||
ki | ||||||||
ko | ||||||||
kou | ||||||||
ku | ||||||||
kang | ||||||||
kah |
Bacaan lebih lanjut
- (Indonesia) Dr. Uli Kozok, 1999, Warisan Leluhur Sastra Lama dan Aksara Batak, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) dan École française d´Extrême-Orient. Penyelaras bahasa: Robert Sibarani.
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ a b c Ager, Simon. Omniglot.com "Batak alphabet" Periksa nilai
|url=
(bantuan). Omniglot.com.