Kerajaan Pagaruyung
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah kerajaan yang dulunya terletak di Kecamatan Tanjung Emas, Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Kerajaan ini didirikan oleh Pangeran Adityawarman dari Majapahit pada tahun 1347.
Kerajaan Sriwijaya musnah di tahun 1025 karena serangan Kerajaan Chola dari India. Tahun 1088, Kerajaan Melayu Jambi, bekas taklukan Sriwijaya, menaklukan Sriwijaya.
Dua abad kemudian, kedua kerajaan tersebut menjadi taklukan kerajaan SINGHASARI di era Raja KERTANEGARA, dengan mengirimkan Senopati Mahisa / Kebo / Lembu ANABRANG, dalam ekspedisi Penaklukan Melayu(PAMALAYU) 1 dan 2, dengan pertimbangan untuk mengamankan jalur pelayaran di selat Malaka yang sangat rawan Bajak Laut setelah runtuhnya Sriwijaya di tahun 1025.
Mahisa Anabrang yang menikah dengan DARA JINGGA (anak dari Raja Kerajaan Melayu Jambi, MAULIWARMADHEWA), adalah ayah dari ADITYAWARMAN, pendiri kerajaan PAGARUYUNG. Dara Jingga dikenal juga sebagai BUNDO KANDUANG dalam hikayat kerajaan Minangkabau atau Pagaruyung. Mungkin istilah MINANG-KABAU berasal dari adanya KEBO (KEBO / Mahisa / Lembu ANABRANG) yang me-MINANG putri Raja Kerajaan DHARMASRAYA / Kerajaan Melayu Jambi.
Senopati Anabrang, Dara Jingga, Adityawarman, dan adik Dara Jingga, yaitu DARA PETAK kemudian ke pulau Jawa untuk menemui Raja Singhasari, yaitu Kertanegara. Setelah sampai di Jawa Timur, ternyata Raja Kertanegara telah tewas dibunuh raja Kediri, Jayakatwang. Jayakatwang pun telah tewas dibunuh pasukan Mongol beserta menantu Kertanegara, yaitu Raden Wijaya, yang telah mendirikan kerajaan baru yaitu MAJAPAHIT. Oleh karena itu kemudian DARA PETAK dipersembahkan kepada Raden Wijaya, yang menurunkan Raden Kalagemet / Shri Jayanegara, yang menjadi raja kedua Majapahit. Raden Kalagemet mati muda dan tidak memiliki keturunan.
Kerajaan Pagar Ruyung mulai menjadi Kerajaan Islam di sekitar tahun 1600 M.