Tinoor
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Tinoor adalah nama sebuah kampung di Minahasa, wilayah administrasi kota Tomohon. Saat ini, desa Tinoor telah terbagi menjadi dua; Tinoor Satu dan Tinoor Dua. Jaraknya kurang lebih 17 km dari ibukota Provinsi Sulawesi Utara, Manado. Dari desa ini bisa dilihat kota Manado lengkap dengan pulau-pulau disekitarnya termasuk Pulau Bunaken.
Di suatu lembah dataran tinggi yang di apit oleh tiga gunung yaitu gunung Lokon, Tatawiran dan Kasehe. Konon di sana berdiam satu keluarga yang menjadi legenda orang Minahasa yaitu keluarga Toar - Lumimuut. Di lembah inilah Toar dan Lumimuut membangun keluarga dan mendapat keturunan lima orang anak, dua orang laki - laki masing - masing di beri nama : MUNTU UNTU dan SOPUTAN, serta tiga orang perempuan masing - masing di beri nama : RUMINTUUNAN, PARIWUAN dan LILIUNKANBENE (LINKANBENE). Setelah anak - anak dari TOAR - LUMIMUUT menjadi dewasa maka mereka pun membentuk keluarga di mana MUNTU UNTU mengambil RUMINTUUNAN sebagai istrinya dan SOPUTAN mengambil PARIWUAN sebagai istrinya pula. Maka tinggalah LINKANBENE sendiri bersama orang tuanya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari, keluarga TOAR - LUMIMUUT sudah mengetahui perlunya garam sehingga secara rutin mereka ke pantai laut untuk mengambil garam yang disebut "mangasin". Namun, setelah MUNTU UNTU dan SOPUTAN membentuk keluarga maka LINKANBENE-lah yang di panggil oleh TOAR untuk menjadi teman mengambil garam. Pada suatu waktu, TOAR dan LINKANBENE pergi mangambil garam. Dalam perjalan ke pantai bagian utara disebuah lembah lerang gunung Empung, mereka menjumpai sebuah telaga kecil yang setelah di amati ternyata telaga kecil itu merupakan sumber mata air. Telaga kecil itu berukuran ±10 m dengan kedalaman ± 1m. Airnya sangat sejuk dan bersih di lindungi pepohonan yang rindang. Oleh sebab itulah LINKANBENE memberi nama telaga kecil itu dengan "TAMBULE'NAS" yang artinya Telaga Bersih. Selanjutnya, setiap kali pulang mangasin, mereka beristirahat dan mandi di telaga kecil itu yang di kenal dengan mata air Tambulenas. Kemudian hari mata air hulu Tambule'nas inilah yang menjadi pokok ceritera adanya kampung TINOOR.