Faiyum
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia. Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. |
Al Fayyum merupakan kota yang terletak di sebelah tengah Mesir. Penduduknya berjumlah 167.000 jiwa (2005). Kota Fayoum ini adalah kota paling subur di Mesir. Jaraknya sekitar 170 km dari Kota Minya. Nama ’’Fayoum’’ berasal dari bahasa Koptik, yaitu bahasa Mesir kuno yang sudah bercampur dengan bahasa Yunani: Phiom atau Pa-youm yang bermakna danau atau laut. Di kawasan ini memang terdapat danau cukup besar yang terbentuk sejak berabad silam. Danau itu memiliki ketinggian 45 meter di bawah laut, sehingga sulit menggunakan air danau untuk mengairi kawasan yang lebih tinggi di sekitarnya. Berbelok ke arah barat, ada sebuah kanal besar yang bersumber dari Sungai Nil sebagai aliran utamanya. Kanal ini dikenal sebagai Bahr Yusuf alias Sungai Nabi Yusuf. Sebenarnya, bukan hanya kanal ini yang mengairi kawasan Fayoum, melainkan ada lagi dua kanal yang mengapit tepi-tepi Kota Fayoum, yang bersumber dari Sungai Nil. Konon, kanal-kanal ini adalah peninggalan Nabi Yusuf, yang hidup di Zaman Pertengahan, Kerajaan Mesir kuno, sekitar abad 17 SM. Ketika itu, sebagian besar kawasan Timur Tengah sedang dilanda musim kering berkepanjangan. Maka, Nabi Yusuf memperoleh kepercayaan dari raja yang berkuasa untuk mengatasi musim kering yang melanda selama 7 tahun berturut-turut. Nabi Yusuf lantas membangun Kota Fayoum untuk dijadikan lumbung makanan bagi negeri Mesir dan sekitarnya. Selama tujuh tahun menjelang datangnya musim paceklik itu, ia berhasil menumpuk makanan sebanyak-banyaknya dari hasil pertanian di Kota Fayoum. Hasil kerja selama tujuh tahun berhasil mengatasi musim paceklik selama tujuh tahun berikutnya. Begitulah yang dijelaskan panjang lebar dalam Alquran, Surat Yusuf. Bukan hanya orang-orang Mesir yang menerima berkah dari Kota Fayoum. Penduduk negeri-negeri di sekitar Mesir juga mendapatkannya. Di antaranya bani Israil yang tinggal di kawasan Palestina. Digambarkan dalam Alquran, saudara-saudara Yusuf berdatangan ke Mesir untuk meminta bantuan makanan untuk dibawa pulang ke Palestina, yang berjarak ratusan kilometer dari Fayoum. Setelah mereka tahu bahwa Yusuf yang menjadi pembesar di ibu kota Mesir itu adalah saudara mereka, maka serombongan besar keluarga Nabi Yakub pun hijrah untuk menetap di Mesir. Ini terbukti dalam penelitian arkeologi modern, kawasan Fayoum ternyata pernah menjadi permukiman bangsa Yahudi. Orang-orang Yahudi saat itu bisa memperoleh izin tinggal di sana karena yang berkuasa di Mesir pada waktu itu adalah bangsa Hyksos, yang berasal dari kawasan dekat Palestina. Di masa-masa itu, Kerajaan Mesir kuno memang mengalami kemunduran dan dijajah oleh bangsa-bangsa lain. Secara garis besar, Kerajaan Mesir kuno terbagi dalam empat era, yakni Old Kingdom (abad 30 – 21 SM), Middle Kingdom (abad 21 – 16 SM), New Kingdom (abad 16 – 7 SM), dan yang terakhir adalah era Late Periode (7 – 1 SM). Di era Old Kingdom dan New Kingdom itulah Mesir dikuasai oleh para Firaun. Sedangkan di era Middle Kingdom dan Late Periode, Kerajaan Mesir terpecah belah menjadi kekuasaan-kekuasaan kecil dan dijajah oleh sejumlah bangsa asing. Sampai akhirnya jatuh ke tangan Yunani-Romawi di akhir pergantian abad Masehi dan sesudahnya. Maka, di sinilah kecerdikan Nabi Yusuf. Dia mengalirkan air dari Sungai Nil yang berjarak sekitar 100 km ke danau itu. Ada beberapa kanal yang dilewatkan daerah pertanian seluas 340.000 hektare di Kota Fayoum. Untuk meratakan distribusi irigasinya, Nabi Yusuf menggunakan teknik kincir air. Ada ratusan kincir air yang dipakai oleh penduduk hingga sekarang. Salah satunya kincir raksasa yang diabadikan di tengah-tengah Kota Fayoum, dekat kanal utama yang dikenal sebagai Bahr Yusuf alias Kanal Nabi Yusuf. Kini Kota Fayoum menjadi lumbung padi bagi negeri Mesir. Berbagai macam hasil pertanian dikirim dari kota tua yang subur ini. Sehingga, banyak ungkapan yang bersifat pujian terhadap makanan yang lezat dikaitkan dengan Kota Fayoum. Misalnya, ayam Fayoumi atau ayam yang berasa lezat. Demikian pula buah-buahan, sayuran, dan hasil pertanian yang baik-baik disebut sebagai Fayoumi.