Bahasa Bima

bahasa Austronesia yang dituturkan di Indonesia

Bahasa Bima adalah sebuah bahasa Austronesia yang dipertuturkan oleh suku Bima di Pulau Sumbawa bagian timur, Nusa Tenggara Barat.[3]

Bahasa Bima
BPS: 0100 4
Dituturkan diIndonesia
WilayahPulau Sumbawa bagian timur
Penutur
500.000 (1989)
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2-
ISO 639-3bhp
Glottologbima1247[1]
IETFbhp
ELPBima
BPS (2010)0100 4
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Bima dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Lokasi penuturan Bahasa Bima
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 8°27′36.000″S 118°43′36.001″E / 8.46000000°S 118.72666694°E / -8.46000000; 118.72666694 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Dialek

Adapun dialek-dialek dari bahasa Bima adalah sebagai berikut:

  • Kolo
  • Sangar (Sanggar)
  • Toloweri
  • Bima
  • Mbojo

Jenis dan Tingkatan Bahasa Aksara bahasa Bima banyak persamaan dengan aksara Makasar kuno dan apabila kedua aksara tersebut dibandingkan dengan aksara sansekerta, maka dapat dipastikan asal usul keduanya berasal dari aksara sansekerta (Zollinger). Pada masa ini bahasa Bima terdiri dari 3 tingkat, yaitu tingkat halus/bahasa istana, tingkat menengah yaitu bahasa sehari-hari dan tingkat rendah/kasar. bahasa dengan symbol tetap digunakan. Dikenak pula tingkatan bahasa berdasarkan umur. Beberapa contoh tingkatan bahasa Bima adalah sebagai berikut :

Halus/Istana Menengah Kasar/rendah Bahasa Indonesia
Tando Ngaha Hoba/lohi ra’a Makan
Otu Maru Maba timba Tidur
Mbora Made Made ncaki Mati
Rambo ade Supu - Sakit
Ilo Mada Isi mada Mata
Made ilo Mbuda Mbuda ncaki Buta
Lolu Honggo Bulunao Rambut
Bue Tangge rima - Jari (Tangan)
Kalende Loko wosa/balase Perut
Ncaba kalende Nggana - Melahirkan
Sara pamerenta - Pemerintah

Selain itu, pengaruh Islam yang dibawa oleh Gowa menghasilkan penggunaan bahasa arab. Sejak masa pemerintahan Sultan II Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682 M), dibuat suatu kebijaksanaan untuk mengganti aksara Mbojo dengan aksara Arab Melayu. Bahasa ini sangat dianjurkan untuk berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Bahkan dalam hal surat menyurat dan berhubungan dengan orang luar, kesultanan menggunakan bahasa arab-melayu. Beberapa contoh penggunaan kata-kata dalam bahasa arab adalah: penggunaan kata sahibul hajat (orang yang mempunyai acara/hajatan); penggunaan nama-nama Islam untuk nama orang seperti abdullah, Aminuddin, Ismail, dan lain-lain; penggunaan tanggalan Islam/hijriah seperti rabi’ul awal, Zulhijah, Syawal, dan lain-lain; penggunaan kata Qualuhul Haq (perkataan/keputusan yang benar) pada setiap surat keputusan sultan, dan sebagainya. Masyarakat Bima, mengikuti perkembangan dalam berinteraksi dan bergaul menggunakan kelompok bahasa Bima baru yang lazim disebut nggahi Mbojo dan bahasa arab. Bahasa Bima baru atau Nggahi Mbojo dipergunakan oleh masyarakat umum di Bima dan berfungsi sebagai bahasa ibu. Bagi masyarakat Bima lama, bahasa Bima berfungsi sebagai bahasa pengantar guna berkomunikasi dengan orang lain di luar kalangan mereka.

Penggunaan Bahasa Dalam berbahasa, masyarakat Bima dianjurkan untuk berbahasa halus tanpa memandang dari mana kalangan orang tersebut. Kalangan Istana, kalangan menengah maupun budak sekalipun akan sangat dihargai bila dapat berbahasa dengan halus. kalangan istana sebaiknya tidak menggunakan bahasa menengah apalagi bahasa kasar. Kalangan orang biasa dianggap wajar bila menggunakan bahasa menengah tapi dianggap tidak sopan bila menggunakan bahasa kasar. Sedangkan kalangan rendah dianggap berbahasa kasar diantara kalangannya.

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Bima". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Bima". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ Bima Speaking Peoples - Joshua Project

Pranala luar