Wikipedia:Bak pasir
SYUKUR NIKMAT Oleh Khoirurrijal
Pendahuluan
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَا اللَّهُ . أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الَّذِي نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى مَايَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى . أللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ . فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.
Berapa banyak kenikmatan yang Allah S.w.t. berikan kepada kita sebagai hamba-Nya. Sudahkah kita bersyukur ? Jika kita hitung-hitungnyapun, kita tidak akan sanggup menghitungnya. Ini artinya betapa banyak kenikmatan yang Allah S.w.t. anugerahkan kepada kita, maka sudah selayaknya kita senantiasa bersyukur terhadap kenikmatan yang Allah S.w.t. berikan kepada kita. Syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah S.w.t., akan membuat nikmat itu sendiri bertambah. Sementara sebaliknya, ingkar/kufur nikmat yang diberikan-Nya, akan membuat diri kita terkena azab dari-Nya, sebagaimana Allah S.w.t. berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ، وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ .
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim[14]: 7)
Di ayat lain, Allah S.w.t. berfirman :
وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا، وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.
”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl [16]: 78)
Ini artinya, saat kita lahir, kita tidak tahu apa-apa, tidak ada ilmu pengetahuan yang kita miliki. Yang kita miliki hanya ‘naluri’ saja. Seorang bayi yg menangis menandakan si bayi mengirim naluri kepada orang tuanya bahwa ada sesuatu yg tidak dia sukai, entah mengompol, buang air, dan sebagainya. Barulah pada tahapan berikutnya, diajarkan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, akal budi, dan sebagainya. Maka hati, mata, dan telinga harus menjadi sarana untuk bersyukur kita kepada-Nya.
Kaitannya dengan bersyukur ini, Rasulullah s.a.w. bersabda :
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ. (رَوَاهُ مُسْلِمٌ) “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya”. (HR. Muslim)
Cara bersyukur kepada Allah
Pada intinya, cara bersyukur itu ada tiga macam. Ketiganya sangat penting untuk kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya. Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa mengucapkan subhanallah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illallah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdu lillah, maka baginya 30 kebaikan.” Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS Aldhuha [93]: 11).
Oleh karena itu, marilah kita syukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita dengan ketiga cara bersyukur sebagaimana dijelaskan di atas, yakni : dengan hati nurani, ucapan dan perbuatan kita, agar nantinya kita jangan termasuk golongan orang-orang yang rugi dunia-akhirat, dan semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita, amin.
Kesimpulan
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
- Betapa banyak kenikmatan yang Allah S.w.t. anugerahkan kepada kita, maka sudah selayaknya kita senantiasa bersyukur terhadap kenikmatan yang Allah S.w.t. berikan kepada kita.
- Syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah S.w.t., akan membuat nikmat itu sendiri bertambah. Sementara sebaliknya, ingkar/kufur nikmat yang diberikan-Nya, akan membuat diri kita terkena azab dari-Nya.
- Tiga cara bersyukur:
a. Bersyukur dengan hati nurani. b. Bersyukur dengan ucapan. c. Bersyukur dengan perbuatan.
Penutup
Demikian khutbah jum’at pada siang hari ini. Semoga menambah iman dan takwa kita kepada Allah S.w.t. dengan senantiasa meningkatkan syukur nikmat kita kepada-Nya, amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ والذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.