Chris John

Petinju asal Indonesia
Revisi sejak 30 November 2006 12.52 oleh Jeffsboxing (bicara | kontrib)

Yohannes Christian John , atau lebih dikenal sebagai Chris John, lahir di Jakarta, 14 September 1979) adalah seorang petinju Indonesia.


Chris John merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Ia dan keluarganya kemudian hijrah dari Jakarta ke Banjarnegara, Jawa Tengah. Ayah Chris John, Johan Tjahjadi yang mantan petinju amatir, melatih Chris John dan adiknya Adrian sejak mereka masih berusia dini, sekitar usia 5 tahun. Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan amatir di Banjarnegara, Chris John kemudian direkrut oleh pelatih tinju kenamaan, Sutan Rambing, di Semarang.


Chris John kemudian terjun ke dunia tinju profesional pada tahun 1998 dalam debut melawan Firman Kanda. Saat itu Chris John menang angka dalam pertandingan 6 ronde. Namanya kemudian melesat bagai meteor saat dia berhasil mengkanvaskan petinju idola saat itu, Muhammad Alfaridzi, dalam pertandingan menegangkan selama 12 ronde. Chris John sempat jatuh dua kali di ronde pertama, tapi dia berhasil membalikkan situasi dengan memukul roboh Alfaridzi pada ronde ke 12, sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu. Menurut pengakuan Chris John, kondisinya sangat buruk saat itu, dan dia mengalami pendarahan pada hidung karena tulang hidungnya patah.

Setelah beberapa kali bertanding dalam perebutan gelar nasional, Chris John berhasil menundukkan rekan senegaranya Soleh Sundava pada tahun 2001 untuk merebut gelar PABA (Pan Asian Boxing Association) kelas bulu.

Kesempatan emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia tiba saat Chris John berkesempatan menantang Oscar Leon dari Kolumbia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John menang angka tipis (split decision) dalam pertandingan 12 ronde tersebut, dan dinyatakan berhak menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title). Tak lama, WBA "menghibahkan" gelar juara definitif (bukan lagi gelar interim) kepada Chris John, saat sang juara bertahan Derrick Gainer dari Amerika Serikat kalah angka dari Juan Manuel Marquez (Meksiko, juara IBF).

Meskipun demikian, gelar tersebut hanya dipandang sebelah mata oleh pers Indonesia, dan Chris John dianggap sebagai juara di atas kertas belaka. Namun semua pandangan miring itu terhapus saat dengan perkasa Chris John 'melumat' lawannya Osamu Sato (Jepang) di Ariake Colliseum, Tokyo, Jepang, pada 4 Juni 2004. Chris John menang angka mutlak atas lawannya yang didukung oleh supporter tuan rumah. Dengan kemenangan itu, selain mendapat pengakuan di Indonesia, Chris John juga menjadi sangat populer di Jepang.

Sayang, setelah berhasil mempertahankan gelar melawan Jose Cheo Rojas (Venezuela), Chris John harus memutuskan kontrak dengan pelatihnya Sutan Rambing karena ketidaksepakatan masalah pembagian hasil pertandingan. Selanjutnya, Chris John dilatih oleh Craig Christian dari Harry's Gym, Perth Australia.

22 April 2005, Chris John wajib meladeni sang mantan jawara kelas bulu WBA, Derrick Gainer, yang sangat berambisi merampas kembali gelarnya yang hilang. Di tengah pesimisme publik tinju di tanah air karena ini adalah debut Chris John setelah ditangani tim pelatih baru, Chris John mampu tampil luar biasa, dan berhasil mempecundangi sang mantan juara tersebut lewat kemenangan angka mutlak 12 ronde.

Setelah menang TKO ronde 10 lawan Tommy Browne di Australia, kali ini Chris John harus bertanding melawan raja kelas bulu WBA dan IBF yang sangat ditakuti karena ketajaman pukulannya, yakni Juan Manuel Marquez dari Meksiko. Lewat negosiasi yang alot, akhirnya Marquez yang merupakan salah satu petinju terbaik Meksiko (dan dunia) saat itu, bersedia meladeni Chris John di Indonesia. Promotor Muhammad Arsyad memboyong hak pertandingan Chris John vs JM Marquez ke Tenggarong, Propinsi Kalimantan Timur.

Dalam pertandingan yang sangat menarik dan penuh dengan adu teknik dan skill tingkat tinggi, Chris John akhirnya mampu menundukkan singa dari Meksiko tersebut dengan kemenangan angka mutlak. Pukulan satu dua Chris John berhasil mendarat lebih cepat dari sergapan buas Marquez. Menjelang pertandingan melawan Marquez ini, Chris John memproklamirkan julukan barunya sebagai "The Dragon" alias "Sang Naga" menggantikan julukan lamanya "The Indonesian Thin Man", karena sebagai pemuda keturunan Tionghoa, Chris John mempercayai bahwa binatang naga selalu membawa keberuntungan dalam hidup.


Pranala luar