Metode Kepramukaan

kepramukaan adalah kepramukaan pada hakikatnya tidak bisa terlepas dari Prinsip Dasar Kepramukaan, karena baik Metode Kepramukaan maupun Prinsip Dasar Kepramukaan pada pelaksaaan Kode Kehormatan Pramuka.[1] Setiap unsur dalam Metode Kepramukaan merupakan subsistem tersendiri yang memiliki fungsi pendidikan secara spesifik, yang secara bersama-sama dan keseluruhannya saling memperkuat serta menunjang pencapaian tujuan Pendidikan Kepramukaan.[2]

Macam Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif profresif melalui :[3]

  1. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
  2. belajar sambil melakukan
  3. sitem beregu
  4. kegiatan dialam terbuka yang mengandung pendidikan dan sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
  5. kemitraan dengan anggota dewasa dalam setiap kegiatan
  6. sistem tanda kecakapan
  7. sistem satuan terpisah untuk putra dan untuk putri
  8. kiasan dasar

Kode Kehormatan Pramuka[4]

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut darma merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan.

Satya Pramuka diucapkan secara sukarela oleh seorang calon Anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan. Satya Pramuka juga digunakan sebagai pengikat diri pribadi untuk secara sukarela mengamalkannya dan dipakai sebagai titik tolak memasuki proses Pendidikan Kepramukaan guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan Darma Pramuka adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia, selain itu juga merupakan upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong agar anggotanya menemukan, menghayat, serta mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota dalam masyarakat tersebut. Sebagai landasan gerak bagi Gerakan Pramuka, Darma Pramuka berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan Pendidikan Kepramukaan yang kegiatannya mendorong peserta didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong. Darma Pramuka dapat pula disamakan dengan Kode Etik bagi organisasi dan Anggota Gerakan Pramuka yang berperan sebagai landasan serta ketentuan moral dasar yang diterapkan bersama berbagai ketentuan lainnya yang mengatur hak dan kewajiban anggotanya, pembagian tanggungjawab antar anggota serta pengambilan keputusan oleh anggota.

Belajar Sambil Melakukan[5]

Belajar sambil melalukan dilaksanan dengan mengutamakan sebanyak mungkin kegiatan praktik secara praktis pada setiap kegiatan kepramukaan dalam bentuk pendidikan keterampilan dan berbagai pengalaman yang bermanfaat bagi anggota muda. Mengarahkan perhatian anggota muda untuk selalu berbuat hal-hal nyata, merangkasang agar timbulnya keingintahuan akan hal-hal baru, serta memacu agar berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan, baik di dalam Gerakan Pramuka maupun di dalam lingkungan kemasyarakatan merupakan tujuan dari belajar sambil melakukan.

Sistem Beregu[6]

Sistem beregu dilaksanakan agar anggota mudanya memperoleh kesempatan belajar memimpin dan dipimpin, mengatur dan diatur, berorganisasi, memikul tanggungjawab serta bekerja dan bekerjasama dalam kerukunan. Anggota muda yang dikelompokkan dalam satuan gerak yang dipimpin oleh anggota muda itu sendiri, dan satuan gerak tersebut merupakan wadah kerukunan di antara mereka.

Kegiatan di Alam Terbuka[7]

Kegiatan di alam terbuka merupakan kegiatan rekreasi yang edukatif dengan mengutamakan kesehatan, keselamatan dan keamanan, dan tidak jarang diikuti dengan kegiatan yang menarik dan menantang terutama bagi kaum muda agar bersedia dan mau bergabung dalam Gerakan Pramuka, serta bagi anggota Pramuka agar tetap terpikat, mengikuti serta mengembangkan kegiatan kepramukaan.[8]

Biasanya kegiatan di alam terbuka dapat memberikan pengalaman dengan adanya rasa saling ketergantungan antara unsur-sunru alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, serta mengembangkan suatu rasa tanggungjawab akan masa depan dengan menghormati keseimbangan alam untuk tetep menjaga serta menanamkan pada anggota muda bahwa menjaga lingkungan adalah hal yang utama yang harus ditaati dan dikenali sebagai aturan dasar dalam setiap kegiatan yang selaras dengan alam.

Mengembangkan kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebihan di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan, serta membina kerjasama dan rasa memiliki.

Kemitraan dengan Anggota Dewasa dalam Setiap Kegiatan[9]

Anggota dewasa berfungsi sebagai perencanaan, organisator, pelaksanaan, pengendalian, pengawas dan penilai. Sedang Pramuka Penegak dan Pandega berfungsi sebagai pembantu anggota dewasa dalam melaksanakan kegiatan kepramukaan. Anggota muda yang dalam melaksanakan kegiatan yang dimaksud, diharap dapat melakukan konsultasi dengan anggota dewasa . Dan pada waktu pelaksanaan kegiatan tersebut, anggota dewasa diharapkan dapat memberikan pembinaan dan pendampingan. Dikarenakan anggota dewasa bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan kepramukaan oleh anggota muda.

Sistem Tanda Kecakapan[10]

Tanda kecakapan merupakan bukti yang diberikan kepada Pramuka yang telah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta telah memiliki keterampilan tertentu.

Sistem tanda kecakapan ini bertujuan mendorong dan merangsang para Pramuka agar secara bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepramukaan serta memiliki berbagai keterampilan tertentu.

Sistem Satuan Terpisah[11]

Sistem Satuan Terpisah diterapkan dengan memisahkan satuan Pramuka Putri dan Putra. Satuan Pramuka Putri dibina oleh Pembina Putri, sedangkan satuan Pramuka Putra dibina oleh Pembina Putra. Tidak dibenarkan Pramuka Putra dibina oleh Pembina Putri, atau sebaliknya, kecuali pada Perindukan Siaga.

Jika sistem ini diselenggarakan dalam bentuk perkemahan, harus dijamin serta dijaga agar tempat perkemahan putri dan putra terpisah, perkemagan putri dipimpin oleh Pembina putri atau sebaliknya.

Kiasan Dasar[12]

Kiasan Dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan. Penggunaan kiasan dasar, sebagai salah satu unsure terpadu dalam pendidikan kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangan yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan peserta didik dalam setiap kegiatan pendidikan kepramukaan.

Kegiatan pendidikan kepramukaan harus dikemas dalam kiasan dasar yang menarik, menantang dan merangsang, disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi dan kondisi anggota muda.

Kiasan dasar sendiri disusun dan dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan kepramukaan untuk setiap golongan serta merupakan salah satu unsur dalam Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya harus tidak memberatkan anggota muda tetapi malah dapat memperkaya pengalaman.

Catatan Kaki

  1. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 19 ayat (2)
  2. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 19 ayat (3)
  3. ^ Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 12. jo. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 19 ayat (1)
  4. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 20
  5. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 22
  6. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 23
  7. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 25
  8. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 24 ayat (1)
  9. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 26
  10. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 27
  11. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 28
  12. ^ Kwartir Nasional. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Bab IV Pasal 31