Ibnu Ajurrum
Ibnu Ajurrum adalah seorang ahli tata Bahasa Arab yang berasal dari Fez, Marokko. Salah satu karyanya, al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah sangat terkenal di seluruh dunia. Di dunia pesantren Indonesia, karya tersebut dikenal dengan nama Jurrumiyyah yang dipergunakan hampir di seluruh pesantren tradisional di Indonesia sebagai buku pengantar gramatika (nahwu) Bahasa Arab.
Ibnu Ajurrum dan karyanya, al-Ajurrumiyyah
Ibnu Ajurrum bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Muhammad bin Ajurrum as-Shanhaji. Kata ajurrum sendiri berasal dari bahasa Barbar yang berarti seorang fakir dan sufi. Beliau lahir di kota Fez, negeri Maroko, pada tahun 682 H. Ada juga yang berpendapat beliau lahir pada tahun 672 H. Beliau wafat di Fez pada tahun 723 H/1323 M.
Selain dikenal sebagai seorang ahli tata bahasa Arab, Ibnu Ajurrum juga dikenal sebagai seorang ahli dalam berbagai bidang, yaitu ilmu faraidh, ilmu hisab, ilmu sastra Bahasa Arab dan ilmu qiraat. Dalam bidang qiraat, beliau pun melahirkan beberapa karya. Dalam tata bahasa Arab sendiri, beliau dianggap mengikuti aliran Kufah.
Kitab al-Ajurrumiyyah
Di kalangan pesantren tradisional, Kitab Matan al-Ajurrumiyyah merupakan textbook tentang ilmu nahwu (gramatika Bahasa Arab) yang sangat terkenal. Hampir setiap santri yang menimba ilmu di pesantren tradisional mengawali pelajaran tentang bahasa Arab melalui kitab ini. Kitab ini merupakan kitab standar yang merupakan dasar dari pelajaran bahasa Arab. Dalam prakteknya di dunia pesantren, kitab tersebut sering disebut dengan nama Jurrumiyyah. Penamaan tersebut tidak persis sama dengan nama asli kitab tersebut, karena judul lengkap kitab tersebut adalah al-Muqaddimah al-Ajurrumiyyah fi Mabadi’ Ilm al-Arabiyyah.
Meski al-Ajurrumiyyah begitu terkenal di kalangan pesantren, tapi si pengarang kitab itu sendiri tidak begitu dikenal di kalangan pesantren. Hal itu karena dalam prakteknya di pesantren, santri sering kali hanya disodori tentang pelajaran yang terkandung dalam kitab yang sedang dipelajari. Santri jarang diperkenalkan oleh sang kyai atau ustaz dengan si pengarang kitab yang sedang mereka pelajari. Hal itu wajar juga karena sang kyai atau sang ustaz sendiri belum tentu mengenal betul siapa si pengarang kitabnya.
Sesuai namanya, al-Ajurrumiyyah memang kitab muqaddimah (pengantar) tentang ilmu nahwu yang ditulis oleh Ibnu Ajurrum saat berada di Mekkah. Isinya sangat simpel dan mendasar. Karena itulah, kitab ini pun perlu diberi penjelasan yang lebih mendalam saat seorang santri hendak mempelajari ilmu nahwu lebih lanjut. Dengan alasan itulah, kitab ini akhirnya banyak diberi penjelasan oleh banyak ulama, hingga mencapai tiga puluh buku penjelasan. Penjelasan-penjelasan tersebut kelak dijadikan satu kitab dengan al-Ajurrumiyyah. Dalam kepustakaan bahasa Arab, kitab-kitab yang berisi penjelasan terhadap sebuah kitab yang lain disebut dengan istilah kitab syarah.
Selain diberi penjelasan atau ulasan, kitab al-Ajurrumiyyah juga diringkas oleh ulama-ulama lain menjadi untaian bait (nazham). Tidak kurang dari empat kitab yang memuat untaian bait yang bersumber dari kitab al-Ajurrumiyyah ini. Kitab untaian bait yang paling terkenal adalah yang dikarang oleh Muhammad bin Abi al-Ghalawi atau yang dikenal dengan nama Ubaid Rabbih.