Mikoyan MiG-29 adalah pesawat tempur yang dibuat oleh biro desain Mikoyan-Gurovich (MiG) Rusia, dirancang untuk menggantikan pesawat MiG-21, MiG-23, Su-15, dan Su-17. Dimana kemampuan MiG-29 sama dengan pesawat tempur Amerika Serikat F-18 Hornet.

Mikoyan MiG-29
TipePesawat tempur multi-peran
Terbang perdana6 Oktober 1977
DiperkenalkanAgustus 1983
StatusMasih dioperasikan
Pengguna utamaRusia
Pengguna lainUkraina
Aljazair
India
Tahun produksi1984-
VarianMiG-33
MiG-35

Angkatan Laut Uni Soviet menempatkan MiG-29K pada kapal induk Admiral Kuznetsov selain Sukhoi Su-33.

MiG-29 terbang diatas Kremlin ketika Parade Kemenangan Rusia tahun 2008.

Pengembangan

Pada tahun 1969 keberadaan program "F-X" oleh Angkatan Udara Amerika Serikat yang menghasilkan F-15 Eagle menjadi rahasia umum. [1] Pada puncak Perang Dingin, fokus Soviet sebetulnya mengkhawatirkan pesawat penempur Amerika terbaru itu memiliki keunggulan teknologi diatas penempur utama Soviet, maka dari itu pengembangan penempur udara baru yang memiliki kemampuan air superiority menjadi prioritas utama.[2] Jendral Staf Soviet mengeluarkan syarat-syarat untuk Perspektivnyy Frontovoy Istrebitel (PFI, diartikan langsung sebagai "Penempur Prespektif Terdepan", atau "Penempur Lanjut Terdepan").[3] Spesifikasi pesawat tersebut amatlah ambisius, mensyaratkan jarak yang jauh, performa landasan-pendek yang bagus (termasuk menggunakan landasan mentah), kelincahan yang baik, kecepatan diatas Mach 2, dan persenjataan berat. Rancangan aerodinamis untuk pesawat ini kebanyakan diambil oleh Institut Aerodinamis Russia TsAGI berkolaborasi dengan biro desain Sukhoi. [3]

Tetapi, pada tahun 1971 penelitian Soviet menunjukkan adanya kebutuhan untuk difersifikasi jenis penempur. Program PFI akhirnya ditopang dengan program LPFI (Perspektivnyy Lyogkiy Frontovoy Istrebitel, atau "Penempur Ringan Taktis Lanjut"); PFI dan LPFI Soviet ternyata paralel dengan keputusan AU AS yang membuat program "Penempur Ringan" yaitu F-16 dan YF-17.[4] Penempur PFI lalu diberi ke Sukhoi, dan menghasilkan Sukhoi Su-27, sedangkan penempur ringan dilempar ke Mikoyan. Pengerjaan rancangan spesifik yang menghasilkan Product 9, dinamai MiG-29A, dimulai pada tahun 1974, penerbangan perdana dilakukan pada 6 Oktober 1977. Pesawat pra-produksi pertama kali ditemukan oleh satelit pengintai Amerika Serikat November tahun tersebut; dijuluki Ram-L karena terlihat di pusat pengujian penerbangan Zhukovsky di dekat kota Ramenskoye. Spekulasi awal pengamat Barat bahwa Ram-L amatlah mirip penampakan nya dengan YF-17 tetapi digerakkan oleh turbojet Tumansky R-25 afterburner.

 
MiG-29 Diparkir di Abbotsford Air Show, 1989 setelah penerbangan demonstratif.

Menghiraukan keterlambatan penyelesaian dalam program tersebut setelah kehilangan dua purwarupa dalam kecelakaan yang melibatkan gangguan mesin (purwarupa ke tiga pada 15 Juni 1978 dan purwarupa kelima pada 31 Oktober 1980), versi produksi MiG-29B memasuki masa bakti pada Agustus 1983 di pangkalan udara Kubinka. Pengujian asimilasi operasi diselesaikan pada tahun 1984, dan pengiriman dilakukan pada tahun yang sama ke Angkatan Udara Uni Soviet.

Beban kerja yang dipecah antara LPFI dan PFI terlihat lebih jelas ketika MiG-29 ditunjuk ulang menjadi gugus tugas garis depan bersama Angkatan Udara Soviet (Russian: Voenno-Vozdushnye Sily [VVS]) pada medio 1980an. Sedangkan Su-27 yang lebih berat dan jarak tempuh lebih jauh di tugaskan untuk menyapu bersih aset udara bernilai tinggi milik NATO, MiG-29 yang lebih kecil ditugaskan untuk menggantikan tugas MiG-23 dalam penerbangan garis depan. MiG-29 diposisikan cukup dekat dengan garis depan, ditugaskan untuk memberi payung udara terhadap pergerakan pasukan mekanis Angkatan Darat Soviet. Roda pendarat yang diperkuat dan intake udara yang diproteksi membuat MiG-29 bisa beroperasi dari landasan yang rusak atau tidak diperisapkan dengan baik yang direncanakan oleh para ahli perang Soviet dalam situasi penyerbuan kilat lapis baja. Mig-29 juga ditugaskan untuk tugas pengawalan serangan udara dan pengiriman udara, melindungi pesawat penggempur permukaan dari penempur NATO seperti F-15 dan F-16. Penerbangan frontal MiG-29 menjamin pasukan darat Soviet melaju dengan mulus dibawah payung udara yang aman, penempur maju bersama pasukan darat dalam penyerbuan.

 
MiG-29UB trainer

Di dunia Barat, penempur baru ini diberi nama panggilan NATO "Fulcrum-A" karena MiG-29A, yang seharusnya diberi nama ini, tidak diketahui oleh dunia Barat selama masa itu. MiG-29B diekspor secara luas melalui versi yang di perlemah yang dikenal sebagai MiG-29B 9-12A dan MiG-29B 9-12B(untuk Pakta Warsawa dan non-Pakta Warsawa secara berurutan), dengan avionik yang lebih lemah dan tanpa kemampuan meluncurkan senjata nuklir. Total pembuatan sekitar 840 pesawat.

Versi Peningkatan

Pada tahun 1980an, Mikoyan mengembangkan MiG-29S yang sudah ditingkatkan untuk menggunakan R-27E dan R-77 rudal udara ke udara. Peningkatan ini juga menambahkan 'punuk' di atas fuselage untuk menambahkan sistem jamming dan sedikit penambahan kapasitas bahan bakar. Bawaan senjata ditingkatkan hingga 4,000 kg (8,800  lb) dengan penguatan airframe. Fitur-fitur ini tercakup dalam pesawat baru dan upgrade MiG-29 yang lama.[5][6]

Versi yang sudah diperkuat dari MiG-29 menggunakan avionik yang ditingkatkan performanya di gelar dan digunakan oleh Soviet, tetapi varian multirole dari pesawat Mikoyan ini, termasuk versi yang berbasis dari kapal induk dinamai MiG-29K, tidak pernah diproduksi dalam jumlah besar. Pada era post-Soviet, pengembangan MiG-29 dipengaruhi oleh biro Mikoyan yang memiliki kekuatan politik yang dibawah rival mereka, Sukhoi. Versi-versi yang lebih canggih tetap dibuat untuk ekspor, dan aktualisasi pesawat Rusia yang sudah ada amatlah mungkin bagi biro Mikoyan. Versi-versi terbaru dari penempur ini dinamai MiG-29M dan MiG-29SMTtelah dikembangkan. Lebih jauh, pengembangan dari MiG-29K versi kapal induk telah dilanjutkan untuk Angkatan Laut India yaitu kapal induk INS Vikramaditya.

Uni Soviet tidak pernah memberi nama resmi untuk sebagian besar pesawatnya, meskipun nama panggilan untuk itu amatlah wajar. Tidak biasanya, beberapa pilot Soviet berpikir bahwa nama panggilan NATO untuk MiG-29, "Fulcrum", merupakan pujian untuk mendeskripsikan kegunaan pesawat tersebut, dan secara tidak resmi sering digunakan pada angkatan perang Russia.[7]

Rancangan

 
MiG-29UB dari Swifts aerobatic team

Fitur

MiG-29 menggabungkan sebanyak mungkin antara ukuran besar dan dalamnya (larger and deeper) leading-edge root extensions (LERXs) yang memungkinkan manuver dengan sudut serang yang tinggi. Pada ujung sayap (leading edge) terdapat kisi-kisi tambahan untuk lubang masuk udara dimana berguna ketika lubang masuk udara (inlet) tertutup ketika di darat dan terbuka ketika take off (mengudara). Teknik ini berguna untuk menghindari kotoran dan debu masuk ke dalam mesin ketika berada di taxi way menjelang lepas landas atau mendarat, yang dapat merusak mesin.

Hidung pesawat yang berukuran cukup besar dimaksudkan untuk menempatkan radar yang berdaya jangkau tinggi serta berkemampuan lihat-tembak-bawah (look-shoot-down), penuntun laser dan peralatan sensor inframerah serta menempatkan helmet-mounted target-designation system. Sekalipun tidak dilengkapi dengan sistem kontrol fly-by-wire sebagaimana F-16 misalnya, MiG-29 Fulcrum memiliki kemampuan baik untuk menghadapi pesawat tempur buatan Barat.

MiG-29 memiliki kontrol hidrolik dan sebuah autopilot 3 sumbu SAU-451, tetapi tidak sepertu Su-27, tidak ada sistem pengendali fly-by-wire. Meskipun begitu, pesawat ini amatlah lincah dengan performa elakkan instan dan bertahap yang baik, alpha bersudut tinggi dan ketahanan umum atas perputaran tak terduga. Rangka pesawat dibuat untuk bertahan atas manuver bertekanan 9 g (88&nsp;m/s2). Pengendalinya memiliki pembatas "lunak" untuk mencegah pilot melewati batas "g" dan alpha, tetapi pembatas tersebut bisa dilepas secara manual.

Pesawat MiG-29S adalah hasil upgrade (penambahan kemampuan) dengan sistem avionik, penambahan ukuran fuselage (badan pesawat) yang memungkinkan menampung bahan bakar yang lebih banyak. Salah satu varian lanjut adalah MiG-29M yang dilengkapi dengan kontrol fly by wire dan dilengkapi dengan HUD (head up display) dan peralatan kokpit pesawat secara digital (glass cockpit). Pada model ini, peralatan pintu tambahan pada lubang masuk udara (air intake) dibuang karena dianggap membebani seperti pada model-model terdahulu.

Sumber Penggerak

 
RD-33 dipamerkan di Bundeswehr Air Museum di Jerman

MiG-29 memiliki dua mesin turbofanKlimov RD-33 yang diantara keduanya memiliki spasi kosong yang cukup luas, memiliki daya dorong kering 50.0 KN (11,249 lb) dan afterburner 81.3 kN (18,277 lb). Mesin-mesin pesawat ini diberi angin melalui intake bersudut yang dipasang dibawah leading-edge extension (LERX), yang memiliki lerengan yang bisa bergerak untuk memungkinkan pencapaian Mach yang tinggi. Untuk beradaptasi dengan medan operasi yang kasar, corong pemasukan udara yang utama bisa ditutup seutuhnya dan menggunakan corong udara diatas fuselage untuk melakukan take off, pendaratan dan penerbangan ketinggian rendah, mencegah masuknya serpihan asing foreign object damageFOD). Maka dari itu, mesin-mesin pesawat ini mendapatkan akan mendapatkan asupan udara dari corong LERX yang akan membuka secara otomatis begitu corong utama ditutup. Tetapi, varian terbaru dari keluarga pesawat ini, MiG-35, menghapus corong atas ini, dan mengadopsi layar penyaring di corong utama, seperti yang dipakai oleh Su-27.[8]

Jarak Jelajah dan Sistem Bahan Bakar

Kapasitas bahan bakar internal dari MiG-29B hanyalah 4,365 liter didistribusikan melalui enam tanki bahan bakar internal, empat di fuselage dan satu di tiap sayap. Hasilnya, pesawat ini memiliki jarak tempur yang terbatas, yang sejalan dengan syarat awal dari penempur pertahanan titik Soviet. Untuk penerbangan yang berjarak lebih jauh, bisa dibantu menggunakan drop tank di tengah berkapasitas 1,500 liter dan, di batch produksi selanjutnya dipasang probe disamping kanan untuk aerial refueling, memungkinkan waktu penerbangan yang lebih jauh menggunakan fasilitas tersebut. Sebagian rangka Mig-29B telah di tingkatkan menjadi konfigurasi Fatback (Mig-29 9-13), yang menambahkan tanki bahan bakar internal yang dipasang di daerah dorsal. Varian lanjut, seperti MiG-35, bisa dipasangkan conformal fuel tank di daerah punggung, meskipun belum satupun yang memasuki masa bakti.

Kokpit

 
MiG-29 cockpit, 1995

Kokpit Mig-29 memiliki centre stick konvensional dan pengendali laju di sisi tangan kiri. Pilotnya sendiri duduk di ataskursi pelontar zero-zero K-36DM Zvezda yang memiliki performa mengesankan untuk penyelamatan darurat.

Kokpit ini memiliki tombol2 konvensional, sebuah HUD dan sebuah helmet mounted display Shchel-3UM, tanpa kemampuan HOTAS ("hands-on-throttle-and-stick"). Fokus sepertinya diarahkan ke layout kokpit yang dibuat semirip mungkin dengan MiG-23 dan pesawat Soviet pendahulu lainya untuk mempermudah konversi penerbang, bukan kepada ergonomik. Meskipun begitu, Mig-29 memiliki pengindraan yang jauh lebih baik dari pesawat Soviet sebelumnya, dikarenakan dudukan tinggi dari bubble canopy. Model yang ditingkatkan memiliki "glass cockpit" menggunakan LCD multi-function display moderen dan HOTAS yang asli

Penjejak

Produk dasar dari Mig-29B memiliki fire control system radar RLPK-29 Phazotron (Radiolokatsyonnui Pritselnui Kompleks) sudah termasuk radar gelombang Doppler look down/shoot down N019 (Sapfir 29; NATO : 'Slot Back') dan komputer digital Ts100.02-02. Jarak penjejakan untuk sasaran sebesar penempur hanyalah 70 km (38 nmi) di aspek depan dan 35 km (19 nmi) di aspek belakang. Jarak untuk sasaran sebesar pembom kira-kira dua kali lipat lebih besar. 10 sasaran bisa diperlihatkan pada moda pencarian, tetapi radar haruslah mengunci salah satu sasaran untuk semi-active radar homing (SARH).

 
hidung MiG-29 memperlihatkan radome dan IRST

Penurunan performa ini berakar pada fakta bahwa radar N019 bukanlah rancangan baru. Tetapi sistem tersebut merupakan pengembangan lanjut dari arsitektur yang digunakan pada sistem Sapfir-23ML Phazotron, yang digunakan pada Mig-23ML. Selama masa rancang bangun awal dari Mig-29 pada medio-1970an, Phazotron NIIR ditugaskan membuat radar moderen untuk Mig-29. Untuk mempercepat pengembangan Phazotron mendasari rancangan barunya pada pengerjaan yang sedang dilakukan oleh NPO Istok pada program radar eksperimental "Soyuz". Untuk menambahkan, N019 pada awalnya dimaksudkan untuk memiliki planar array antena radar yang datar dan digital signal processing penuh, memberi jarak deteksi dan jejak sampai paling tidak 100 km terhadap sasaran berukuran penempur. Menimbang tingkat teknologi Soviet pada saat itu, ini merupakan target yang ambisius. Percobaan dan purwarupa dengan cepat memperlihatkan bahwa target tersebut tidak mungkin dicapai pada kurun waktu yang dibutuhkan, paling tidak pada radar yang bisa dimasukkan kedalam hidung Mig-29. Alih-alih merancang radar yang benar-benar baru tetapi bukanlah radar yang amat baik, Phazotron kembali ke versi dari antena Cassegrain dengan polarisasi terpilin yang digunakan dengan sukses pada Sapfir-23ML untuk mengurangi ongkos dan waktu. Sistem ini menggunakan analog signal processor yang sama dengan rancangan mereka seblumnya, dipadukan dengan komputer digital Ts100 rancangan NII Argon. Meskipun keputusan ini memberi sistem radar yang berguna untuk penempur baru, sistem ini mendapatkan cacat turunan dari rancangan sebelumnya. Ketergantungan pada teknologi tahun 1960an ini terus menghantui kemampuan MiG-29 untuk mendeteksi dan menjejak sasaran udara pada jarak yang tersedia pada rudal Vymmpel R-27 dan R-77, meskipun rancangan baru seperti Zhuk-M N010 digital yang baru memberi perhatian pada keterbatasan yang ada pada kemampuan memproses sinyal pada rancangan analog. Sebagian besar MiG-29 terus menggunakan radar analog N019 atau N019M, meskipun VVS sudah memperlihatkan keinginanya untuk meningkatkan semua MiG-29 yang tersedia dengan sistem digital penuh.

N019 lebih jauh dikompromikan oleh perancang dari Phazotron, Adolf Tolkachev yang berkhianat dengan menjual rancangan ke CIA yang nantinya berujung pada eksekusi mati pada tahun 1986. Untuk merespon semua masalah-masalah ini, Soviet mengembangkan dengan terburu-buru radar N019M Topaz untuk penempur MiG-29S yang ditingkatkan. Tetapi, VVS masih menunjukkan ketidakpuasan dengan kinerja sistem dan menginginkan peningkatan lebih lanjut. Pesawat yang ditingkatkan paling baru menawarkan radar Zhuk-M N010, yang memiliki antena radar planar array dan bukanya memakai piringan, meningkatkan jarak, dan memiliki kemampuan proses yang lebih superior, memiliki kemampuan melawan beberapa target dan kecocokan dengan R-77 (atau RVV-AE) (NATO: AA-12 'Adder'). Fitur berguna dari MiG-29 yang dibagi ke Su-27 ialah S-31E2 KOLS, sebuah laser rangefinder dikombinasi dengan IRST didalam dudukan depan berbentuk bola mata didepan kanopi kokpit. Ini bisa dibawahi oleh radar atau digunakan sendiri, dan memberikan akurasi gun laying yang diatas rata-rata.

Persenjataan

Berkas:Mig-29ukraine arms.JPG
Sebuah Mig-29 Angkatan Udara Ukraina yang menggelar persenjataanya

Persenjataan untuk Mig-29 termasuk sebuah meriam 30 mm GSh-30-1 di pangkal sayap kanan. Awalnya memiliki magasen berisi 150 peluru, yang nantinya dikurangi menjadi 100 peluru di varian akhir. Mig-29 orisinil tidak bisa menembakan meriamnya apabila menggotong tangki bahan bakar sentral karena menghalangi ejeksi kasing peluru. Isu ini diatasi pada MiG-29S dan versi setelahnya. 3 pylon di pasang pada setiap sayap (empat pada beberapa varian), dan jumlah totalnya enam atau delapan cantelan senjata. Cantelan inboard bisa membawa tangki bahan bakar 1,150 liter, satu buah rudal anti pesawat jarak menengah Vympel R-27 (AA-10 "Alamo"), atau bom tak berpandu atau roket. Beberapa pesawat Soviet bisa membawa nuklir di cantelan inboard. Cantelan luar biasanya membawa rudal dogfight R-73 (AA-11 "Archer"), meski beberapa pengguna lama masih menggunakan R-60 (AA-8 "Aphid"). Sebuah tangki 1,500 liter bisa dipasangkan di tengah2 badan, di antara mesin, untuk penerbangan feri, tetapi tidak digunakan untuk penerbangan tempur. MiG-29B orisinil bisa membawa bom serbaguna dan pod roket tak berpandu, namun tidak bisa membawa munisi berpandu-presisi. Model yang ditingkatkan memiliki kemampuan berpandu laser dan bom elektro-optikal, juga rudal udara ke permukaan.

Sejarah Pemakaian

Uni Soviet mengekspor MiG-29 ke beberapa negara. Karena penempur generasi ke empat mensyaratkan pilotnya untuk menjalani latihan ekstensif, infrastruktur pertahanan udara, dan peningkatan serta perawatan konstan, MiG-29 memiliki sejarah pemakaian yang bercampur aduk pada tiap angkatan udara. [9]

Uni Soviet dan Rusia

 
MiG-29UB pada Farnborough Airshow 1988

MiG-29 pertama kali tampak pada publik Barat ketika Soviet memamerkan pesawatnya di Finlandia pada Juli 1986. Dua MiG-29 juga dipamerkan pada Fanborough Airshow di Britania Raya pada September 1988. Tahun berikutnya, pesawat ini melakukan display terbang di Paris Air Show tahun 1989 dan terlibat dengan kecelakaan non-fatal selama akhir pekan pertama pameran tersebut.[10] Pameran Paris Air Show hanyalah pameran kedua dair pesawat Soviet pada pamerandirgantara internasional semenjak 1930-an. Pengamat Barat terkesima dengan kemampuan yang terlihat dan kelincahan yang diatas rata-rata. Mengikuti disintegrasi Uni Soviet, sebagian besar dari MiG-29 memasuki masa bakti bersama Angkatan Udara Rusia yang baru terbentuk.

Tahun 1993 dua Mig-29 AU Rusia bertabrakan di udara dan jatuh menjauh dari publik pada Royal International Air Tattoo 1993 di Inggris. Tidak ada yang cidera di darat. [11] kedua pilot eject dan mendarat dnegan selamat.[12] Penyelidik menyimpulkan setelahnya bahwa kesalahan pilotlah yang menyebabkan tragedi tersebut, setelah salah satu pilot melakukan putaran terbalik dan menghilang dalam awan, pilot satunya kehilangan jejak wingman dan membatalkan kegiatan selanjutnya.

Pada 20 April 2008, Otoritas Georgia mengklaim sebuah MiG-29 Rusia menembak jatuh sebuah Hermes 450 UAV milik Georgia dan memberikan rekaman kejadian ketika MiG tersebut menembakkan rudal anti pesawat ke arah drone yang naas tersebut. Rusia membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada pilot yang di udara hari itu. Pemerintahan Abkhazia mengklaim bahwa pasukanya menembak jatuh drone tersebut menggunakan sebuah pesawat L-39 "karena drone tersebut melanggar kedaulatan udara Abkhazia dan melangkahi kesepakatan gencatan senjata."[13] Penyelidikan PBB menyimpulkan bahwa video tersebut autentik dan drone tersebut ditembak jatuh olej sebuah MiG-29 atau Su-27 milik rusa menggunakan rudal penjejak panas R-73.[14]

Data-data

 
MiG-29 dari Angkatan Udara Jerman menembakkan rudal AA-10.
 
MiG-29 milik Angkatan Udara Bulgaria bersiap untuk take-off sebagai bagian dari latihan Rodopi Javelin 2007 di lapangan terbang Graf Ignattevo, Bulgaria (18 Oktober 2007)
 
 
 
 
 
 
 
 
Berkas:RD-33.JPG
  • Penerbangan perdana:
  1. MiG-29 : 6 Oktober 1977
  2. MiG-29M : 1989
  3. MiG-29UBT : 8 Oktober 1998
  • Masuk Operasional : 1983
  • Crew : 1 orang pilot
  • Airfoil sections:
  1. Wing Root: tidak diketahui
  2. Wing Tip: tidak diketahui
  • Ukuran:
  1. Panjang {Length) : 56.83 ft (feet) (17.32 m)
  2. Rentang Sayap (Wingspan) : 37.29 ft (11.36 m)
  3. Tinggi (Height) (Sampai ujung sirip tegak stabilizer) : 15.54 ft (4.73 m)
  4. Luas Permukaan Sayap (Wing Area) : 408 ft2 (38.0 m2)
  5. Luas Permukaan Canard (Canard Area) : -
  • Bobot:
  1. Kosong (Empty) : 24,030 lb (10,900 kg) (1 pounds (lbs) = 0.45359237 kilogram )
  2. Typical Load : 33,600 lb (15,240 kg)
  3. Max Takeoff : 40,785 lb (18,500 kg)
  4. Kapasitas bahan bakar (Fuel Capacity} : -
  • Max payload : 6,614 lb (3,000 kg)
  • Propulsi :
  1. Mesin (MiG-29A) : dua Klimov/ Sarkisov RD-33 turbofan dengan afterburner dengan daya dorong (RD-33): 36,600 lb (162.8 kN)
  2. (MiG-29M): dua Klimov/ Sarkisov RD-33K turbofan dengan afterburner dengan daya dorong (RD-33K): 41,450 lb (184.44 kN)

Peforma

  • Tingkat kecepatan maksimal:
  1. at altitude: 1,520 mph (2,445 km/h) at 36,090 ft (11,000 m), Mach 2.3
  2. at sea level: 805 mph (1,200 km/h), Mach 1.06
  3. Initial Climb Rate : 65,000 ft (19,800 m) / min
  4. Service Ceiling : 60,700 ft (18,500 m)
  5. Range typical (jarak tempuh) : 810 nm (1,500 km) 340 nm (630 km) with max payload ferry: 1,570 nm (2,900 km)
  6. g-Limits : -
  • Persenjataan:
  1. Gun (Senapan mesin) : satu unit 30-mm GSh-301 cannon (150 rounds)
  2. Stations (Cantelan senjata /pod) :6 atau 7 hardpoints, pada MiG29K 9 external hardpoints, pada MiG-29M 8 external hardpoints
  3. Air-to-Air Missile (rudal udara ke udara) : R-60/AA-8 Aphid, R-27/AA- 10 Alamo, R-73/AA-11 Archer, AA-12.
  4. Air-to-Surface Missile (rudal udara ke darat) : AS-12, AS-14, AS-17
  5. Bom : free-fall, berpenuntun (guided bombs), cluster bombs (bom tebar)
  6. Lainnya : rocket pods (peluncur roket), ECM, munitions dispensers.
  • Varian:
  1. 9-01 : Protoipe (Pre-production model}
  2. MiG-29 'Fulcrum-A', Generasi pertama termasuk beberapa model model berbeda dengan variasi roda depan (roda hidung) nose gear, fin (sirip tegak) , dan rudder arrangements.
  3. MiG-29UB 'Fulcrum-B' Versi Latih, dua awak
  4. MiG-29S 'Fulcrum-C' Pengembangan versi single-seat dengan badan pesawat diperbesar, avionics baru, dan kapasitas bahan bakar yang diperbesar.
  5. MiG-29KVP, prototipe MiG-29K yang digunakan untuk test catapult take off and arrestor gear systems untuk pendaratan di kapal induk, serta untuk versi latih dari MiG-29K
  6. MiG-29K 'Fulcrum-D' Versi Kapal induk
  7. MiG-29B Versi Latih, details tidak diketahui
  8. MiG-29UBT strike model Two-seat didesain untuk operasi khusus
  9. MiG-29SaE MiG-29SEh Versi Ekpor MiG-29S
  10. MiG-29SM pengembangan MiG-29SaE dengan kemampuan pengisian bahan bakar di udara (air refuelling), daya angkut yang diperbesar dan berkemampuan untuk membawa versi baru dari AAM (anti aircraft missiles)
  11. MiG-29SMT pengembangan Versi Ekspor dari MiG-29SM, dengan peningkatan kokpit, avionik dan memperbesar jarak jangkau. Dikabarkan mampu membawa rudal berkekuatan tinggi SS-N-22 Sunburn
  12. MiG-29SMT-2 Peningkatan kemampuan dari MiG-29SMT, detail tidak diketahui.
  13. MiG-29M Improved Fulcrum, penambahan kemampuan dengan kontrol fly-by-wire, mesin yang dimodifikasi serta perubahan pada sayap dan ekor, kanopi dan berkemampuan untuk mabawa peluru berpenuntun guided-munitions
  14. MiG-29MaE atau MiG-29MEh versi ekspor MiG-29M
  15. MiG-29 'Fulcrum-Plus', varian MiG-29 dengan kemampuan thrust vectoring nozzles
  16. MiG-29N Versi Ekspor untuk Malaysia
  17. MiG-33 Rancangan asli MiG-29M
  • Negara-negara pemakai :

Rusia, Aljazair, Angola, Belarus, Bulgaria, Kroasia, Kuba, Ceko, Jerman (pensiun 2003) Hongaria, India, Iran, Irak, Kazahkstan, Malaysia, Moldova Korea Utara, Peru, Polandia, Rumania, Slovakia, Syria {Suriah}, Turkmenistan, Ukraina, Uzbekistan, Yaman, Yugoslavia (Serbia-Montenegro)

Album

Lihat pula

Pengembangan yang berhubungan
Pesawat sebanding dalam peran, konfigurasi, dan era

Daftar terkait

Pranala luar

Sumber

Refrensi

Notes
  1. ^ Jenkins 1998, pp. 9–11.
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Gordon_Davidson_p9
  3. ^ a b Spick 2000.
  4. ^ Correll, John T. "The Reformers." Air Force Magazine Online, February 2008, pp. 7–9.
  5. ^ Gordon and Davison 2005, pp. 27–29.
  6. ^ Eden 2004, pp. 310-321.
  7. ^ Zuyev, A. and Malcolm McConnell. Fulcrum: A Top Gun Pilot’s Escape From the Soviet Empire. Clayton, Victoria, Australia: Warner Books, 1993. ISBN 0-446-36498-3.
  8. ^ Lake 1987, p. 94.
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Strat
  10. ^ Johnson, Reuben F. "The Paris Air Show Twenty Years On." Weekly Standard, 18 June 2007. Retrieved: 10 March 2009.
  11. ^ Photos: "Mikoyan-Gurevich MiG-29S (9-13S) Aircraft Pictures." Airliners.net. Retrieved: 14 October 2009.
  12. ^ "Military Aviation." sirviper.com. Retrieved: 14 October 2009.
  13. ^ Long, Helen. "Russia ‘shot down Georgia drone’." BBC, 21 April 2008. Retrieved: 10 March 2009.
  14. ^ Chivers, C.J. "Georgia." International Herald Tribune, 26 May 2008. Retrieved: 10 March 2009.
Bibliography
  • Day, Jerry. "Hot Hot Hot!" Air Classics, Volume 45, Issue 4, April 2009.
  • Eden, Paul, ed. "Mikoyan MiG-29 Fulcrum". Encyclopedia of Modern Military Aircraft. London: Amber Books, 2004. ISBN 1-90468-784-9.
  • Gordon, Yefim and Peter Davison. Mikoyan Gurevich MiG-29 Fulcrum. Specialty Press, 2005. ISBN 978-1-58007-085-0.
  • Jenkins, Dennis R. McDonnell Douglas F-15 Eagle, Supreme Heavy-Weight Fighter. Arlington, Texas: Aerofax, 1998. ISBN 1-85780-081-8.
  • Lake, Jon. Jane's How to Fly and Fight in the Mikoyan MiG-29. New York: HarperCollins, 1997. ISBN 0-00472144-6.
  • Spick, Mike, ed. "MiG-29 'Fulcrum'". "The Flanker". Great Book of Modern Warplanes. St. Paul, Minnesota: MBI Publishing, 2000. ISBN 0-7603-0893-4.