Jalan layang Pasupati

Jalan layang Pasupati yaitu jalan layang yang menghubungkan Jalan Dr. Djundjunan (Terusan Pasteur) sebelah barat dan Jalan Surapati diujung timur. Sebagian jalan itu dibangun diatas Jalan Pasteur, adalah jalan lama dengan pohon palm raja disebelah kanan dan kirinya yang menjadi ciri kota Bandung. [1]

Jalan layang Pasupati, Bandung Jawa Barat.

Sejarah

Jalan layang (flyover) Pasupati merupakan nama jalan layang di daerah Bandung. Nama Pasupati ini pengganti dari nama sebelumnya Paspati yang dalam artian Sunda “pas mati”. Pasupati merupakan singkatan dari Jalan Pasteur dan Jalan Surapati.[2] Jalan layang Pasupati secara historis sudah terancang oleh arsitek Ir. Karsten. Arsitek wilayah yang genial ini, pada tahun 1920-an sudah menyimpan dasar-dasar rancangan kota Bandung. Sampai ke sepuluh tahunselanjutnya, dari tahun 1931, rancangan itu masih tetap jadi obsesi sebagaimana program Autostrada yang menghubungkan missing link Jalan Pasteur (Pasteurweg) dan Jalan Ir. H. Djuanda (Dagoweg).[3] Jalan layang Pasupati merupakan jalan layang pertama di Indonesia yang memanfaatkan teknologi anti gempa. Perangkatnya yang disebut lock up device (LUD) dibuat di Perancis, sebuanya jumlahnya 76 buah. Jalan sepanjang 2,5 km ini, secara keseluruhan menggunakan 663 unit segmen yang ditopang oleh 46 tiang. Setiap segmen beratnya 80 ton sampai ke 140 ton. Yang menarik, jembatan ini dilengkapi dengan jembatan cable stayed sepanjang 161 meter yang melintang di atas lembah Cikapundung. Cable stayed merupakan jembatan tanpa kaki. Kekuatan jembatan itu ditopang oleh 19 kabel baja yang terdiri dari 10 kabel sebelah barat dan 9 kabel sebelah timur. Setiap kabel isinya 91 kabel kecil yang masing-masing kabel kecil itu terdiri dari tujuh kabel yang lebih kecil lagi. Sepuluh kabel yang dipasang disebelah barat dibuat berpasangan. [3]

 
Méga diluhur Jalan layang Pasupati

Referensi

  1. ^ Suganda, Her.2007.Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas.Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
  2. ^ Affandy, Frances B., Andi Abubakar.2003. Potrait of West Java Heritage (Potret Pusaka Jawa Barat) . Bandung: Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung, Dinas Kabudayaan jeung Pariwisata Jawa Barat.
  3. ^ a b Hardjasaputra, A. Sobana.2000. Bandung, Sejarah Kota-kota Lama di Jawa Barat.Jatinangor: Alwaprint.