PSM Makassar
Persatuan Sepak bola Makassar (disingkat PSM Makassar) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. PSM Makassar saat ini bermain di Liga Primer Indonesia, setelah mengundurkan diri dari Liga Super Indonesia pada Desember 2010. PSM Makassar merupakan salah satu tim terkuat di Indonesia dan telah mewakili Indonesia dalam Liga Champions Asia dua kali. PSM Makasar merupakan tim dengan catatan prestasi paling stabil di pentas Liga Indonesia, dengan sekali menjadi juara, empat kali runner up, dan hanya sekali gagal masuk putaran final.PSM Makassar adalah tim tertua di Indonesia.
Nama lengkap | Persatuan Sepakbola Makassar | ||
---|---|---|---|
Julukan | Juku Eja Pasukan Ramang (Ayam Jantan dari Timur) | ||
Berdiri | 2 November 1915 | ||
Stadion | Andi Mattalatta, Makassar, Indonesia (Kapasitas: 30.000) | ||
Ketua Umum | Ilham Arief Sirajuddin | ||
Sekretaris | M. Ishlah Idrus | ||
Bendahara | Suhardi Hamid | ||
Manajer | Hendra Sirajuddin | ||
Pelatih | Petar Segrt | ||
Asisten Pelatih | Ali Baba Ansar Abdullah Tony Ho | ||
Dokter Tim | dr. Arwin Amiruddin | ||
Liga | Liga Primer Indonesia | ||
2011 | 5 | ||
| |||
Musim ini |
Sejarah
Pra kemerdekaan
Kisah sejarah PSM Makasar dimulai pada tanggal 2 November 1915 yang dinyatakan sebagai berdirinya sebuah perkumpulan sepak bola bernama Makassar Voetbal Bond (MVB) yang di kemudian hari tercatat sebagai embrio Persatuan Sepak bola Makassar (PSM). Dalam perjalanan prestasinya, MVB menampilkan orang-orang bumi putera di jajaran elite persepak bolaan Hindia Belanda seperti Sagi dan Sangkala sebagai pemain andal sekaligus promotor yang disegani kalangan Belanda. Pada masa itu, sekitar tahun 1926-1940, MVB sudah melakukan pertandingan dengan beberapa kesebelasan dari dalam negeri dan luar negeri, di antaranya dari Jawa, seperti Quick, Excelcior, HBS, sejumlah klub dari Sumatera, Borneo, dan Bali. Sedang dari luar negeri kesebelasan dari Hongkong dan Australia.
Pada usianya ke-25, kegiatan MVB mulai surut seiring dengan kedatangan pasukan Jepang di Makassar. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam MVB ditangkap. Pemain-pemain pribumi dijadikan Romusa, dan sebagian dikirim ke Burman (kini Myanmar). MVB praktis lumpuh total, sebagaimana klub-klub sepak bola di Indonesia. Di Makassar, ketika itu segala yang berbau Belanda mutlak dilenyapkan, sebaliknya untuk mencari dukungan penduduk, Jepang membiarkan masyarakat menggunakan nama-nama Indonesia. Dan MVB pun berubah menjadi Persatuan Sepak bola Makassar (PSM).
Pasca kemerdekaan
Saat Indonesia terlepas dari penjajahan, Persatuan Sepak bola Makassar (PSM) mengadakan reorganisasi dan reformasi di bawah pimpinan Achmad Saggaf yang terpilih menjadi sebagai Ketua PSM. Meskipun sederhana, roda kompetisi PSM mulai bergulir dengan baik dan teratur. Udara kemerdekaan ikut memberi napas baru bagi PSM. Tahun 1950, PSM mulai mengadakan ekspansi ke Pulau Jawa untuk menjalin hubungan dengan PSSI. Bintang-bintang PSM pun bermunculan. Dan yang paling fenonemal adalah Ramang. Bahkan, kehebatan Ramang yang menjadi ikon PSM hingga kini masih jadi legenda dan tercatat indah dalam sejarah persepakbolaan nasional. Roh dan semangat Ramang pula yang tetap ada dan hidup di tubuh PSM dan membuat kesebelasan ini sempat dijuluki Pasukan Ramang.
PSM pertama kali menjadi juara perserikatan tahun 1957 dengan mengalahkan PSMS Medan pada partai final yang digelar di Medan. Sejak itu PSM yang dijuluki menjadi kekuatan baru sepak bola Indonesia. PSM menjelma menjadi tim elite. Total lima kali gelar juara perserikatan diraih tim yang lebih sering disebut sebagai Juku Eja atau Ikan Merah, julukan yang diberikan berdasar pada warna kostum yang mereka kenakan. PSM meraih juara perserikatan pada tahun 1959, 1965, 1966, dan 1992.
SEJARAH PSM MAKASSAR
Sejarah telah mencatat PSM Makassar adalah klub tertua di tanah air, lahir 2 November 1915 atau 90 tahun silam. Bandingkan dengan PSSI, induk olahraga sepabola tanah air, lahir 19 April 1930.
Sejarah juga telah mencatat PSM memiliki pemain tenar pada seperti Ramang, Suardi Arlan, Makmur Chaeruddin, Alimuddin Usman, Syamsul Chaeruddin dan pemain lainnya. PSM dengan julukan Juku Eja, Ayam Jantan dari Timur dan Pasukan Ramang telah mencatat dalam sejarah bertemunya mantan-mantan pemain dengan sejumlah pemilik klub.
Minggu (27/11) siang kemarin, di Rumah Makan Sekawan, jalan Barukang Raya, no.88 telah menjadi saksi bertemunya beberapa mantan pemain PSM 60 hingga 90-an, dalam acara temu kangen mantan pemain dan pemilik klub PSM Makasssar. Bertepatan dengan HUT PSM ke-90. Mereka ternyata sama-sama merindukan pertemuan tersebut. Tidak hanya berlangsung sekali, tapi berlangsung secara berkala. Entah sekali bulan, sekali Dua Bulan atau Satu kali dalam Lima bulan. Pertemuan itu harapkan bisa melepas-kangen dan wadah silaturahmi diantara mereka. Kalau mereka adalah pencatat sejarah pada eranya masing-masing.
Diza R Ali, Ketua Umum PS MOS Vavoca di depan peserta temu kangen, menyatakan rasa bangga kepada penggagas pertemuan karena bisa menghadirkan para mantan pemain PSM era 60 hingga era 90-an dan para pemilik klub anggota PSM.
“Ketika saya menerima undangan, saya merasa tergerak. Kok, masih ada yang mau mempertemukan kita sesama pemain dan sesama pemilik klub. Masih ada yang mengenakkan kita pada usia PSM yang sudah menginjak 90 tahun. Masih ada yang memberitahu kita bahwa PSM itu punya sejarah panjang. Sebab itulah saya memutuskan untuk hadir di sini,” kata Diza disambut aplaus peserta temu kangen.
Andi Mattalatta pernah menyatakan; “Saya tidak takut pada kematian fisik. Yang saya takutkan adalah kematian sejarah”. Pernyataan ini bermakna besar bagi para pelaku sejarah dan sebuah pertanda peringatan bagi generasi penerusnya. Itulah yang disebutkan oleh Diza R Ali agar sejarah kelahiran PSM hendaknya diingat agar jangan hilang termakan zaman.
Diza Ali yang juga pemilik klub MFS 2000 dan menyatakan, selama ini ia memimpikan untuk suatu waktu bertemu muka dengan para mantan pemain yang adalah pejuang PSM pada masanya. Mereka telah mempersembahkan jiwa dan raganya untuk membela kehormatan PSM Makassar. Begitu pula klub-klub PSM yang adalah anggota dan perkumpulan yang perlu diperhatikan.
H Baco Achmad, mantan pemain dan pelatih PSM Makassar menyatakan, pertemuan seperti ini begitu penting karena masing-masing, baik dia mantan pemain PSM, atau dia pengurus klub, dapat menyampaikan keluh-kesahnya. Dapat membagi suka maupun duka, dapat menyuarakan keinginannya. “Saya bangga karena Harian Ujungpandang Ekspres mengingatkan kita akan tanggal dan bulan kelahiran PSM. Saya berharap, budaya seperti ini terus dihidupkan dan kalau boleh kita bertemu sekali sebulan,” kata H Baco yang siap memfasilitasi pertemuan seruopa di masa datang.
Pernyataan yang sama diungkapkan oleh H Abdi Tunggal, mantan PSM seangkatan Ronny Pattinasarany. Dalam kesan dan pesannya Abdi Tunggal mengatakan pertemuan seperti ini hendaknya dilestarikan. Dia juga menekankan adanya kompetisi klub-klub PSM karena lewat kompetisi itu akan muncul pemain-pemain berbakat yang bisa diorbitkan untuk memperkuat PSM Makassar.
Pemain PSM era 80 dan 90-an, H Alimuddin Usman yang tampil memberikan kesan dan pesannya menyatakan, pemain bintang didapat dari hasil kompetisi. Karena itu ia berharap agar kompetisi PSM harus dihidupkan. Ia juga berharap pertemuan seperti ini terus digalakkan karena ia kuatir, suatu saat para mantan pemain PSM tidak lagi mengenal satu sama lain.
Butje Mole, mantan pemain PSM yang sehari-hari bertugas disekretariat PSM Makassar dalam kesempatan itu menyatakan, rasa syukur karena masih ada yang mengingatkan kita bahwa PSM sekarang telah menginjak usia 90 tahun. “Dan syukurlah bahwa yang mengingatkan kita justeru Surat Kabar Harian Ujungpandang Ekspres. Satu-stunya Harian di daerah ini yang memberitakan Hari Jadi PSM Makassar. Andaikata bukan Ujungpandang Ekspres, momentum bersejarah ini terlewatkan begitu saja,” kata Butje Mole.
Peserta temu kangen yang hadir berkisar 50 orang, terdiri dari para mantan pemain PSM Makassar dan para pengurus anggota perserikatan diantaranya, H Baco Achmad (PS Estika), Jawawi, Didik (PSAL), Kargiadi (wasit), H Hamid Achmad (PS Persis), Jufri (PS Makassar Putra), Alimuddin Usman (MFS 2000), M Nurdin (wasit/pengurus), Didik (pengurus PSM), H Abd Kadir (PS Anyelir), H Arfah (PS Tandung Bunga), Malawing (mantan pemain PSM), M Syarif Lili (PS AGI), Syakir S, Diza RA Ali (PS MOS Vavoca), H Gosse Halim (PS Swadiri Makassar), AB Rola, Abdi Tunggal (mantan pemain PSM), M Arsyad B (PS RS. Faisal). ()
Liga Primer Indonesia
Pada Desember 2010, PSM Makassar memutuskan untuk mengundurkan diri dari Liga Indonesia. PSM kemudian memutuskan untuk bergabung ke Liga Primer Indonesia dengan melakukan merger dengan Makassar City FC yang sudah lebih dulu menjadi anggota LPI. Nama yang kemudian dipergunakan adalah PS Makassar (tetap disebut sebagai PSM Makassar dalam berbagai pemberitaan).[1]
Prestasi
- 1957 - Juara
- 1959 - Juara
- 1961 - Runner-up
- 1964 - Runner-up
- 1965 - Juara
- 1966 - Juara
- 1994 - Runner-up
- 1994/1995 - Juara
- 1995/1996 - Juara
- 1996/1997 - Semifinalis
- 1997/1998 - dihentikan
- 1998/1999 - 8 Besar
- 1999/2000 - Juara
- 2001 - Runner-up
- 2002 - Semifinalis
- 2003 - Runner-up
- 2004 - Runner-up
- 2005 - Posisi ke-2 Wilayah Timur, Finalis 8 Besar
- 2006 - Posisi ke-4 Wilayah Timur, Finalis 8 Besar
- 2007 - Posisi ke-5 Wilayah Timur
- 2008 - Posisi ke-8
- 2009–10 - Posisi ke-13
- 2010–11 - Mengundurkan diri; terakhir berada di posisi ke-2 pada pekan ke-11
Skuat 2008/2009
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Skuat 2011/12
- Pelatih Kepala: Wilhelmus Gerardus Rijsbergen
- Asisten Pelatih: Fabio de Olivera
- Asisten Pelatih: Liestiadi
- Dokter Tim: dr Arwin Amiruddin
- Pelatih Kiper: Sudarno
- Pelatih Fisik: Benny Huwae
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Pemain terkenal
1950-1960an
1960-2000
- Abdi Tunggal
- Ronny Pattinasarani
- Anwar Ramang
- Suta Wijaya
- Syamsuddin Umar
- Yopie Lumendong
- Jhony Kambang
- Iriantosyah Kasim
- Yoseph Wijaya
- Tony Ho
- Karman Kamaluddin
- Kamaluddin Jamal
- Ansar Abdullah
- Hafidh Ali
- Alan Haviluddin
- Assagaf Razak
- Ansar Razak
- Izack Fatari
- Yeyen Tumena
- Zulkarnaen Lubis
- Yusuf Ekodono
2000-an
- Syamsul Chairuddin
- Andi Oddang
- Rahmat Latif
- Djayusman Triasdi
- Ponaryo Astaman
- Jet Donald
- Charis Yulianto
- Ortizan Salosa
- Kurniawan Dwi Yulianto
- Miro Baldo Bento
- Christian Gonzales
- Aji Santoso
- Carlos De Melo
- Hamka Hamzah
- Joko Susilo
- Jack Komboy
- Bima Sakti
Pelatih terkenal
1950-1960an
- EA Mangindaan Opa Mangindaan
- Yopi Lumoindong
1960-2000an
- M.Basri
- Syamsuddin Umar
- Henk Wulems
- Tumpak Sihite
- Robert Rene Albert
- Wim Risbergen
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi PSM Makassar
- (Inggris) Profil di afcchampionsleague.com