Wahyu 3
Wahyu 3 (disingkat "Why 3") adalah bagian dari Wahyu kepada Yohanes, kitab terakhir dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2] Pengarangnya diyakini adalah Yohanes bin Zebedeus, seorang dari Keduabelas Rasul Yesus Kristus.[3][4][5]
Teks
- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Pasal ini berisi 22 ayat.
- Berisi surat dari Yesus Kristus melalui Yohanes kepada tujuh jemaat di Asia Kecil.
Struktur
Pembagian isi pasal:
- Wahyu 3:1–6 = Kepada jemaat di Sardis
- Wahyu 3:7–13 = Kepada jemaat di Filadelfia
- Wahyu 3:14–22 = Kepada jemaat di Laodikia
Ayat-ayat terkenal
- Wahyu 3:5: (Yesus berfirman:) "Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya."
- Wahyu 3:20: (Yesus berfirman:) "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."
Tujuh surat kepada tujuh jemaat
Ketujuh surat disusun menurut suatu pola yang mempunyai tujuh bagian, yaitu:
- Alamat Surat
- Sifat Kristus
- Pujian untuk Jemaat
- Kritikan
- Tuntutan
- Ancaman
- Janji
Ada perkecualian: jemaat di Laodikia tidak dipuji, dan jemaat di Smirna tidak dikritik.[6]
Beberapa penafsir berkata bahwa setiap jemaat melambangkan suatu masa dalam sejarah gereja. Misalnya jemaat di Efesus, yang ajarannya mantap, melambangkan gereja yang mula-mula, pada masa rasul-rasul. Menurut pola penafsiran itu, mungkin jemaat di Sardis (yang "dikatakan hidup, padahal engkau mati") melambangkan gereja pada zaman Reformasi. Keberatan atas tafsiran tersebut adalah berdasarkan atas lima alasan berikut.
- Pertama, sebenarnya tafsiran tersebut tidak berdasarkan pengamatan yang teliti. Alasannya karena sejarah gereja tidak begitu sesuai dengan jalannya dua pasal ini.
- Kedua, kita perlu mengerti bahwa ada jemaat seperti setiap ketujuh jemaat ini pada setiap generasi sejak kitab ini ditulis.
- Ketiga, tafsiran tersebut cenderung menarik perhatian kita dari penerapan nas ini dalam pribadi kita masing-masing dan dalam jemaat kita masing-masing.
- Keempat, tampaknya urutan kota yang ada dalam nas ini disamakan bukan dengan sejarah gereja tetapi dengan letaknya kota-kota ini di jalan raya di wilayah itu.
- Kelima, tidak ada satu petunjuk pun dalam nas ini yang dapat dipakai sebagai alasan atau bukti untuk menafsirkan secara alegoris (lambang).[6]
Referensi
- ^ Merrill C. Tenney. 1995. Survei Perjanjian Baru. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
- ^ Peter Wongso. 1999. Eksposisi Doktrin Alkitab: Kitab Wahyu. Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara.
- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
- ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
- ^ C. Groenen. 1984. Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm.394-398.
- ^ a b Hagelberg, Dave. Tafsiran Kitab Wahyu. Yogyakarta: Yayasan Andi. 1997.
Lihat pula
- Daud
- Kisah Para Rasul
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Wahyu 1, Wahyu 2
Pranala luar
- (Indonesia) Teks Wahyu 3 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Wahyu 3
- (Indonesia) Referensi silang Wahyu 3
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Wahyu 3
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Wahyu 3