Kata konklaf dapat berarti:

  1. Pertemuan para kardinal gereja Katolik yang diadakan untuk memilih Paus yang baru.
  2. Ruang tempat para kardinal bersidang untuk memilih Paus baru.

Kata "konklaf" (conclave) berasal dari kata Latin 'cum' (artinya bersama atau dengan) ditambah dengan kata 'clavis' (kunci).

Kata itu digunakan pertama kali oleh Paus Gregorius X pada Juli 1274 saat mengumumkan peraturan prosedur pemilihan Paus, yang dilakukan di dalam sebuah lokasi pertemuan yang ditutup rapat.

Sejarah

Konklaf adalah sebuah ritual pemilihan Paus baru yang praktisnya tidak berubah sudah sejak delapan abad. Paus Gregorius X yang pertama kali menggunakan kata ini pada tahun 1274 dan menetapkan landasan untuk konklaf-konklaf aktual. Ini terjadi disebabkan oleh lamanya pemilihan Paus pengganti Paus Clemens IV, yag berlangsung lebih dari satu setengah tahun. Paus, dengan penetapan ini, ingin mencegah agar pemilihan Paus baru tidak memakan waktu begitu lama. Sebuah konklaf dimulai antara 15 dan 20 hari setelah meninggalnya Paus. Batas waktu ini ditetapkan pada abad pertengahan, mengingat perjalanan ke Roma pada waktu itu memakan waktu berminggu-minggu. Meskipun sekarang perjalanan ke Roma bukan lagi menjadi problem, batas waktu ini tetap berlaku untuk memberikan kesempatan kepada para Kardinal untuk bertukar pikiran antara mereka mengenai keadaan Gereja dan, meskipun tidak diharuskan, tentang para calon pengganti Paus. Waktu jeda ini dinamakan novemdiales. Periode ini berakhir dengan misa Pro Eligendo Papa, dihadiri oleh semua Kardinal dari seluruh dunia di Basilik Santo Petrus pada pagi hari dimana dimulainya konklaf. Setelah itu, para anggota Kardinal pemilih menuju Kapela Sistina tempat berlangsungnya proses pemilihan Paus baru.

Prosedur

Dengan didampingi paling banyak dua asisten, para Kardinal tidak boleh membawa alat komunikasi apapun ke dalam tempat pemilihan dan tidak boleh berkomunikasi keluar dengan siapapun. Setelah misa di Kapela Sistina para asisten keluar dan kapela dikunci. Para Kardinal selanjutnya mengadakan pemilihan secara rahasia. Setiap pembocoran mengenai tendensi atau sirkumstansi pemilihan dihukum dengan ekskomunikasi. Setiap orang katolik yang sudah dibaptis dari jenis kelamin laki-laki dan lebih dari 30 tahun boleh dipilih sebagai Paus, meskipun selalu terpilih salah satu Kardinal (Paus terakhir yang bukan Kardinal adalah Paus Urbanus VI, tahun 1378, dan para Paus yang berasal dari golongan awam terjadi pada abad X, Paus Yohanes XII dan Paus Leo VIII. Untuk memilih seorang Paus harus memenuhi 2/3 suara dari para Kardinal pemilih yang berumur kurang dari 80 tahun (ditambah satu bila jumlah para Kardinal bukan kelipatan tiga). Pemilihan, jika perlu, bisa berlangsung tujuh kali dalam periode 3 hari. Selama pemilihan, kepaa para Kardinal diserahkan sebuah buletin dari kertas putih berukuran empat persegi panjang yang bagian atasnya turtulis Eligo in summum pontificem, dengan tempat untuk menuliskan nama paus yang ingin dipilih. Dituntut tulisan jelas dan dengan huruf besar. Setelah diisi, para Kardinal membawa buletin sedemikian sehingga terlihat jelas di tangan dan dimasukkan ke dalam kotak yang disediakan di depan altar. Di akhir setiap pemilihan, buletin-buletin pemilihan dibakar dengan ditambahkan bahan kimia yang akan mengeluarkan asap putih atau hitam tergantung dari hasil pemilihan, sudah atau blum terpilihnya Paus baru. Cerobong asap ini terlihat jelas dari lapangan Santu Patrus dimana biasanya dipenuhi orang untuk menantikan hasil pemilihan Paus baru. Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1996 menetaokan norma-norma untuk konklaf (Universi Dominici Gregis): bila dalam tiga hari pemilihan belum mencapai hasil positif maka diadakan satu hari istirahat. Pada akhir tujuh kali pemilihan berikutnya, sekali lagi satu hari istirahat. Jika, diakhir tujuh kali pemilihan berikutnya hasilnya tetap, maka pemilihan diadakan melalui suara terbanyak. Normal bahwa konklaf berlangsung antara 2 dan 5 hari (pada abad XX konklaf tercepat terjadi pada tahun 1939 dengan terpilihnya Paus Pius XII dalam dua hari dan tiga pemilihan, dan yang terlama terjadi pada tahun 1922 yang memilih Paus Pius XI dalam 5 hari dan 14 kali pemilihan). Konklaf-konklaf kuno bisa berlangsung lama (seperti terjadi pada pemilihan Paus Celestinus V antara tahun 1292 dan 1294 dan berlangsung selama 27 bulan) atau hanya dalam beberapa jam seperti terjadi pada tahun 1503 dengan terpilihnya Paus Yulius II.

Paus baru

Ketika terpilih seorang Paus baru, Dekan para Kardinal, yang memimpin proses pemilihan, menanyakan calon terpilih apakah ia bersedia menerima jabatan ini. Apabila jawabannya posotif, ditanyakan nama apakah yang akan digunakan selama masa jabatannya. Selanjutnya diakan sebuah prosesi sampai jendela Basilik Santu Petrus yang berhadapan dengan lapangan, dimana Paus terpilih diperlihatkan kepada publik dan paus baru memberikan berkat pertamanya Urbi et Orbi kepada kota Roma dan kepada dunia. Sesaat sebelumnya Kardinal tertua mengumumkan apa yang telah ditunggu-tunggu: Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam (Aku mengabarkan kepadamu sebuah kegembiraan besar: kita mempunyai Paus), dengan menyebutkan nama baptis dan nama terpilih yang akan digunakan oleh Paus baru. Setelah itu lonceng-lonceng Basilik Santu Petrus mulai berbunyi dan selanjutnya diikuti oleh lonceng-lonceng di semua gereja di seluruh dunia.

Lihat pula

Paus Gregorius X Paus Clemens IV Paus Roma Kardinal novemdiales misa Pro Eligendo Papa Kapela Sistina ekskomunikasi Paus Urbanus VI 1378 1274 Paus Yohanes XII Paus Leo VIII altar Basilik Santu Petrus Paus Yohanes Paulus II 1939 Paus Pius XII 1922 Paus Pius XI Paus Celestinus V 1292 1294 1503 Paus Yulius II prosesi Urbi et Orbi