Raden Mas Sudiro
Raden Mas Sudiro adalah nama masa kecil dari penguasa Kadipaten Mangkunegaran yang ke empat.Sebagai penguasa Kadipaten Raden Mas Sudiro adalah seorang Negarawan dan Sastrawan serta ekonom yang handal. Dalam masa pemerintahannya itu kadipaten Mangkunegaran memperoleh pemasukan kas keuangan yang dapat untuk membangun angkatan perang dan pembangunan kerajaan serta perkotaan Surakarta.
Mangkunegaran dalam pemerintahan raden Mas Sudiro memang merupakan cikal bakal geliat ekonomi perkotaan di Surakarta.
Masa pengabdian Awal
Masa kecil Raden Mas Sudiro sangat dekat dengan kakeknya Mangkunegara II yang tengah memegang pemerintahan di kadipaten Mangkunegaran (1795-1835). Raden Mas Sudiro diangkat sebagai anak dan didik secara langsung dalam olah keprajuritan dan pemerintahan dalam suasana praktek dan teori dalam suatu implementasi yang sangat awal bagi seumuran raden Mas Sudiro.
Dunia Kemiliteran Kerajaan
Perang Diponegoro tahun 1825-1830 membawa konsekuensi jawa dalam perang yang besar.Mangkunegaran dalam perang Jawa ini bertindak sebagai kekuatan netral tetapi memiliki kewajiban untuk mengamankan wilayah wilayah nya yang kena terjangan dan pengungsian perang. Kelompok kelompok dan orang orang yang tidak puas yang terlibat dalam perang besar jawa ini serta merta menggabungkan diri dengan Diponegoro yang secara mendadak muncul sebagai kekuatan pemersatu melawan Belanda
Persiapan Dalam Kepemimpinan Pemerintahan
Sepeninggal kakeknya Mangkunegara II Raden Mas Sudiro menjadi anak angkat dari Mangkunegara III yang kelak dikemudian hari diambil sebagai menantunya berjodoh dengan RAy. Dunuk.
Pemerintahan Raden Mas Sudiro
Raden Mas Sudiro selanjutnya menggantikan mertua sekaligus juga kakaknya sebagai Mangkunegara yang ke empat.Dalam masa pemerintahannya ini minat yang menggerakan Raden Mas Sudiro yang telah menjabat sebagai pangeran Adipati ini dalam usaha perkebunan dan industri gula kerajaan adalah pada waktu kunjungan kepada menantunya Bupati Demak.
Peluang Ekonomi
Raden Mas Sudiro melihat suatu peluang ekonomi untuk usaha bisnis kerajaan dengan tujuan untuk memperbebas keberadaan Praja Mangkunegaran dari pengaruh Kasunanan dan Belanda.Pemberdayaan orang orangpribumi Jawa dengan Tionghoa dan Belanda dijalankan untuk memperkuat aliansi perusahaan yang sudah dipersiapkan sebagai usaha kerajaan untuk menjamin kemakmuran rakyat.