Wanita
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk homo sapiens berjenis kelamin betina. Lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis. Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.
Islam Mewanitakan Wanita
Kewajiban seorang wanita tentu berbeda dengan kewajiban seorang laki-laki. Perbedaan ini sudah sangat jelas disebutkan oleh Allah SWT dalam banyak ayat di dalam Al Quran. Kewajiban berbusana, misalnya, wanita diwajibkan menutup rambutnya, sedang laki-laki tidak.
Itulah keseimbangan yang sudah diatur oleh Allah SWT lewat ajaran Islam yang amat indah, sebagaimana Allah SWT juga mengatur tata surya melalui sistem keseimbangan yang sempurna. Bila keseimbangan itu diganggu, terjadilah kekacauan. Bulan, misalnya, janganlah menuntut untuk dikelilingi bumi, dan sebaliknya, bumi pun jangan merasa enggan dikelilingi oleh bulan.
Begitu pula seharusnya laki-laki dan wanita. Wanita selayaknya diwanitakan, jangan dilaki-lakikan. Biarkan wanita menjalankan kewaibannya sebagai wanita, dan mendapatkan haknya pula sebagai wanita. Karena begitulah fitrah yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Pada masa lalu, Rasulullah SAW sangat mewanitakan wanita. Dalam peperangan, misalnya, wanita diposisikan di barisan belakang untuk memperkuat tim medis atau membantu logistik. Sementara laki-laki berada di front terdepan. Hanya saja, pada kondisi memaksa, wanita boleh maju ke depan. Siamak kisah Shafiyah Binti Abdul Muthalib pada perang Uhud. semula Shafiyah membantu logistik di barisan belakang. Namun, ketika pasukan Muslim kacau balau akibat memperebutkan ghanimah (harta rampasan perang) yang ditinggal kaum kafir, Shafiyah langsung tampil ke depan.
Begitulah Islam! Segala sesuatu tidak diukur dengan nafsu namun ditujukan semata mencari ridho Ilahi. Jika menjadi ibu rumah tangga bisa mengantarkan seorang wanita kepada kemuliaan, maka pekerjaan itulah yang akan dipilihnya. Sebaliknya, jika keadaan memaksa seorang wanita harus mencari nafkah diluar rumah, maka itu dilakukannya dengan ikhlas untuk mencari ridho Allah SWT.