Kuda kosong atau Pawai kuda kosong adalah budaya dan tradisi turun temurun di Cianjur. budaya asli dari Cianjur ini, biasanya di adakan satu tahun sekali. biasanya di gelar bertepatan dengan hari jadi Kota Cianjur, yang pelaksanaan nya sering di satukan dengan perayaan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu pada 17 Agustus setiap tahunnya.[1]

Berkas:Kuda kosong.jpg
Kuda Kosong Cianjur

Sejarah

Pawai “kuda kosong” Kesalahan pengutipan: Tag <ref> harus ditutup oleh </ref> [1] . Maksud seni warisan leluhur [2][2] itu untuk mengenang perjuangan pendahulu kepada masyarakat Cianjur sekarang,” hal ini akhirnya menjadi suatu perayaan tradisi tahunan bagi warga Cianjur.

Perayaan

Berkas:Arak-arakan kuda kosong.jpg
Pawai Pembangunan Cianjur

Pementasan kuda kosong, biasanya diadakan setahun sekali, yaitu pada acara kenegaraan, seperti menyambut hari jadi kota Cianjur, yang bertepatan dengan parade atau Pawai Pembangunan, yang di ikuti oleh berbagai elemen di kota cianjur, dan mempertunjukan beberapa atraksi kendaraan hias, produk - produk unggulan Cianjur, kesenian daerah, khusus nya kesenian asli Cianjur, seperti calung, pencak silat Maen po,qasidah, drumband, dll. Arak - arakan atau pawai ini mengelilingi kota cianjur, yang biasanya dimulai dari depan Pendopo kabupaten cianjur, terus melintasi beberapa jalan protokol. dan Kuda kosong selalu menempati barisan pertama parede tersebut.


Pelestarian Kebudayaan

Tak sedikit seni budaya Cianjur hilang dan terancam mati. Seperti seni bangkong reang di Kec. Pagelaran, seni tanjidor di Kec. Cilakongkulon, goong renteng di Kec. Agrabinta, seni rudat di Kec. Kadupandak, dan seni reak di Kec. Cibeber. Bahkan, seni Tembang Cianjuran sebagai warisan budaya ciptaan Kangjeng Raden Aria Adipati Kusumaningrat atau Dalem Pancaniti Bupati Cianjur (1834-1861) benar-benar hampir terancam kepunahan.

Referensi

  1. ^ www.kabarcianjur.com
  2. ^ warisan budaya

Pranala Luar

  • (Indonesia) [3]
  • (Indonesia) [4]]