Perang Belasting
Perang belasting merupakan perang bersenjata melibatkan rakyat melawan pemerintah kolonial Hindia-Belanda akibat penerapan belasting (pajak) langsung kepada masyarakat. Perlawanan masyarakat atas pemberlakuan pajak langsung ini dibalas oleh pemerintah Hindia-Belanda dengan reaksi keras mengirimkan marechaussee (marsose) ke daerah konflik tersebut, yang akhirnya menimbulkan korban jiwa pada masyarakat maupun tentara kolonial.
Perang belasting ini diawali di Kamang, kemudian menyebar pada kawasan lain seperti Manggopoh, Lintau Buo dan lain-lain.[1]
Perang Kamang
Perang Kamang yang terjadi di Kamang, Sumatera Barat pada 15-16 Juni 1908 dipelopori oleh Syekh H. Abdul Manan, yang gugur dalam peperangan tersebut, sementara anaknya H. Ahmad Marzuki ditangkap oleh tentara Belanda.[2] Akibat peperangan ini hampir 100 orang mati tertembak, sementara korban pada pihak tentara kolonial sebanyak 12 orang mati dan lebih kurang 20 orang luka-luka.[3]
Perang Manggopoh
Perang Manggopoh berlangsung di Manggopoh, Sumatera Barat dipimpin oleh Siti Manggopoh.[4] Munculnya perlawanan masyarakat di Manggopoh dipengaruhi oleh perlawanan masyarakat di Kamang. Akibat peperangan ini 53 orang tentara kolonial mati terbunuh, sementara korban pada masyarakat sebanyak 7 orang mati dan 7 orang ditangkap termasuk Siti Manggopoh.[4]
Rujukan
- ^ St. Dt. M. Machudum, (1952), Riwajat perdjuangan bangsa Indonesia dalam masa 150 tahun, Masa Baru (dahulu A. C. Nix).
- ^ Nafis, A., (2004), Syair Perang Kamang, Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau, ISBN 9793797029
- ^ Hatta, M., (2011), Untuk Negeriku: Sebuah Otobiografi, Penerbit Buku Kompas, ISBN 9797095401.
- ^ a b Abel Tasman, Nita Indrawati, Sastri Yunizarti Bakry, Mestika Zed, (2003), Siti Manggopoh, Yayasan Citra Budaya Indonesia, ISBN 9799583071
Daftar Pustaka
- Amran, R., (1988), Pemberontakan pajak 1908, Sumatra Barat. Bag. ke. 1: Perang Kamang, Gita Karya
- Sjafei, S & Hamzah, T., (1964), Kamang 1908, Djakarta: Tintamas.