Tunku Kurshiah
Tunku Kurshiah binti Tunku Besar Burhanuddin (16 Mei 1911 – 2 Februari 1999) adalah mantan Tunku Ampuan Besar atau Ratu Negeri Sembilan. Ia juga merupakan orang pertama yang menjadi Raja Permaisuri Agong Malaysia antara tahun 1957 hingga tahun 1960.
Tunku Kurshiah | |
---|---|
Raja Permaisuri Agong (Ratu Malaysia) dan Tunku Ampuan Besar Negeri Sembilan | |
Berkas:Permaisuri Malaysia I.gif | |
Penerus | Tuanku Najihah |
Keturunan | Tuanku Bahiyah Tunku Shahariah |
Wangsa | Negeri Sembilan |
Keluarga
Ayahnya, Tunku Besar Burhanuddin, pernah menjabat sebagai bupati Negeri Sembilan. Kakeknya, Tuanku Ahmad Tunggal yang beribu dari Koto Tangah, Payakumbuh, Sumatera Barat, gagal menjadi Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan, setelah pimpinan datuk Negeri Sembilan memilih Tuanku Antah sebagai pemimpin negeri tersebut. Kemudian kakeknya pergi ke kampung halamanya, Sumatera Barat, untuk bergabung dengan pasukan Paderi. Dalam Perang Paderi Ahmad Tunggal berhasil meloloskan diri dari tahanan Belanda ketika kampung Tigo Batur dibumihanguskan.[1]
Tunku Kurshiah juga memiliki seorang adik perempuan, Tuanku Najihah binti Tunku Besar Burhanuddin, yang juga menjadi Raja Permaisuri Agong kesepuluh. Tuanku Najihah menikah dengan Sultan Ja'afar, anak tiri dari Tunku Kurshiah.
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ Harian Haluan http://www.harianhaluan.com
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Tidak ada |
Raja Permaisuri Agong (Ratu Malaysia) 31 Agustus 1957 – 1 April 1960 |
Diteruskan oleh: Tengku Ampuan Jemaah binti Raja Ahmad |