2 Raja-raja 18 (atau II Raja-raja 18, disingkat 2Raj 18) adalah bagian dari Kitab 2 Raja-raja dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2]

Teks

Waktu

  • Kisah yang dicatat di pasal ini menurut catatan sejarah terjadi sekitar tahun 729 - 700 SM.

Struktur

Ayat 1

Maka dalam tahun ketiga zaman Hosea bin Ela, raja Israel, Hizkia, anak Ahas raja Yehuda menjadi raja.[3]
  • Sebuah segel abad ke-8 SM dari tanah liat yang disebut bulla milik raja Ahas telah diketemukan. Berukuran 0.4 inci, di segel tersebut tertera tulisan: "Milik Ahas, anak Yotam, raja Yehuda".[4]
  • Ditemukan segel bertuliskan Hizkia dan abdi-abdinya, juga inskripsi bertuliskan nama "Hizkia" di pintu makam kepala pengurus (panitera) istananya, Sebna, yang disebut namanya dalam pasal ini[5] dan pasal berikutnya.[6]

Ayat 2

Ia [Hizkia] berumur dua puluh lima (25) tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan (29) tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abi, anak Zakharia.[7]

Di Kitab 2 Tawarikh pasal 29:1 nama ibu Hizkia ditulis "Abia".[8]

Ayat 4

Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.[9]

Ular tembaga itu dibuat Musa untuk menyelamatkan orang Israel dari pagutan ular yang dicatat dalam Kitab Bilangan pasal 21:9. Peristiwa itu dikutip oleh Yesus Kristus dalam Injil Yohanes pasal 3:

"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia (Yesus) harus ditinggikan (=ditaruh pada sebuah tiang; disalibkan), supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal."[10]

Ayat 5

Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.[11]

Raja Hizkia dianggap sebagai salah seorang raja terbesar Yehuda karena kepercayaan dan ketergantungannya pada Allah. Hizkia sangat mempercayai Allah, memelihara perintah-perintah Allah (ayat 2 Raja–raja 18:3–6), dan mendorong umat itu untuk meninggalkan dosa dan kembali kepada Allah (2 Tawarikh 30:6–9). Pada permulaan pemerintahannya ia memperbaiki dan menyucikan Bait Suci, memulihkan para imam dan suku Lewi kepada pelayanannya dan menegakkan perayaan Paskah kembali (2 Tawarikh 29:3; 2 Tawarikh 30:5). Dengan penuh semangat ia berusaha untuk membinasakan semua mezbah berhala dan bukit pengorbanan di Yehuda (ayat 2 Raja–raja 18:4). Lihat pasal-pasal 2 Raja–raja 19:1–20:21; 2 Tawarikh 29:1–32:33 dan Yesaya 36:1–39:8 untuk keterangan selanjutnya mengenai masa pemerintahan Hizkia.[12]

Ayat 9

Dalam tahun keempat (4) zaman raja Hizkia--itulah tahun ketujuh (7) zaman Hosea bin Ela, raja Israel--majulah Salmaneser, raja Asyur, menyerang Samaria dan mengepungnya.[13]

Ayat 10

Direbutlah itu sesudah lewat tiga (3) tahun; dalam tahun keenam (6) zaman Hizkia--itulah tahun kesembilan (9) zaman Hosea, raja Israel--direbutlah Samaria.[14]

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 9794158151, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  3. ^ 2 Raja–raja 18:1
  4. ^ http://theosophical.wordpress.com/2011/08/12/biblical-archaeology-14-ahaz-bulla/
  5. ^ 2 Raja–raja 18:18
  6. ^ 2 Raja–raja 19:2
  7. ^ 2 Raja–raja 18:2
  8. ^ 2 Tawarikh 29:1
  9. ^ 2 Raja–raja 18:4
  10. ^ Yohanes 3:14–15
  11. ^ 2 Raja–raja 18:5
  12. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  13. ^ 2 Raja–raja 18:9
  14. ^ 2 Raja–raja 18:10

Lihat pula

Pranala luar