Sarireja, Tanjung, Brebes
Sarireja adalah desa di kecamatan Tanjung, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia.
Sarireja | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Brebes | ||||
Kecamatan | Tanjung | ||||
Kode pos | 52254 | ||||
Kode Kemendagri | 33.29.13.2013 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Desa Sarireja adalah desa paling utara dari kecamatan Tanjung dan langsung berbatasan dengan Kecamatan Banjarharjo. Desa ini merupakan desa yang paling unik di kabupaten Brebes karena desa ini memiliki dua bahasa yaitu bahasa sunda dan jawa, sebagian penduduk berbahasa sunda dan sebagian lagi berbahasa Jawa. kebudayaan desa sarireja pun lebih banyak mengadopsi dari kebudayaan sunda seperti wayang golek, jaipong, dan ada salah satu hasil budaya kesenian desa sarireja yang menjadi ciri dan kebanggaan desa Sarireja yaitu kesenian Burok. Kesenian Burok adalah kesenian yang tokoh utamanya adalah seekor kuda yang berwajah seperti seorang wanita yang cantik jelita dan mempunyai dua sayap dibadannya. Pertunjukan Burokan biasanya dipakai dalam beberapa perayaan, seperti Khataman, Sunatan, perkawinan, Marhabaan dll. Biasanya dilakukan mulai pagi hari berkeliling kampung di sekitar lokasi perayaan tersebut. Adapun boneka-boneka Badawang di luar Buroq, terdapat pula boneka Gajah, Macan, dll. Di mana sebelumnya disediakan terlebih dahulu sesajen lengkap sebagai persyaratan di awal pertunjukan. Kemudian ketua rombongan memeriksa semua perlengkapan pertunjukan sambil membaca doa. Pertunjukan dimulai dengan Tetalu lalu bergerak perlahan dengan lantunan lagu Asroqol (berupa salawat Nabi dan Barzanji). Rombongan pertunjukan masih berjalan ditempat, setelah banyak masyarakat yang datang rombongan mulai bergerak dan semakin lama semakin meriah karena masyarakat boleh turut serta menari berbaur dengan para pelaku, sementara kalau dalam acara khitanan, anak sunat dinaikan ke atas Burok dengan pakaian sunat lengkap dan nampak dimanjakan. Sementara anak-anak desa yang ingin naik boneka-boneka Gajah, Macan, Kuda, Kera, dll. Dipungut uang antara Rp. 500-1000,-. Pada saat arak-arakan, lagu-lagupun berubah tidak lagi lagu Asroqol tetapi lagu-lagu tarling, dangdutan, Jaipongan, seperti Limang Taun, Sego Jamblang, Jam Siji Bengi, Sandal Barepan, Garet Bumi, Sepayung Loroan, Kacang Asin, Tilil Kombinasi, bahkan lagu-lagu yang sedang popular, misalnya Pemuda Idaman, Melati, Mimpi Buruk, Goyang Dombret dll. Sepanjang pertunjukan Burokan, tetap boneka Buroq lebih menarik, rupanya yang cantik, dan gerakan-gerakan kaki para pelaku yang bergerak mengikuti irama musik, menjadi disukai masyarakat. biasanya kesenian burok digunakan untuk memeriahkan acara - acara khitanan, menikah, ulang tahun atau acara - acara yang diselenggarakan oleh desa.
Penduduk
Sebagian besar penduduk desa Sarireja bergerak dalam bidang pertanian, terutama pertanian bawang merah. sebagian besar wilayahnya pun adalah wilayah pertanian. hampir 80% mata pencarian warganya adalah petani dan 60% diantaranya adalah buruh tani.