Antasena

Revisi sejak 11 April 2007 11.39 oleh Jagawana (bicara | kontrib) (Suntingan Dwi tetuko nuringtyas (Pembicaraan) dikembalikan ke versi terakhir oleh Andhiputra)

Antasena adalah putra Bima dan Dewi Urang Ayu. Tokoh ini paling sakti di antara tiga putra Bima. Jika Gatotkaca mampu terbang di udara dan Antareja mampu ambles bumi (hidup di bawah tanah), Antasena mampu terbang di udara, ambles bumi, dan menyelam. Sama seperti ayahnya, Antasena tidak bisa berbahasa santun (ngoko). Kendati demikian, Antasena berhati baik dan paling bijak di antara putra-putra Pandawa. Ia memiliki tubuh bersisik bagaikan udang dan tidak mempan ditusuk senjata.

Berkas:Antasena-ang.gif
Antasena

Antasena beristrikan Dewi Jenakawati, putri Arjuna. Ia tidak ikut berperang di Bharatayudha. Bersama Wisanggeni, mereka menjadi tumbal agar Pandawa menang melawan Korawa. Syahdan, hal ini merupakan taktik yang diambil Kresna karena Antasena tidak terkalahkan. Hal ini akan membuat pertempuran tidak berimbang. Ada juga versi yang menyebutkan, Kresna takut karena dalam rencana dewa, Antasena akan bertanding dengan kakaknya, Baladewa.

Sifat

Anantasena berwatak jujur, terus terang, bersahaja, berani kerena membela kebenaran, tidak pernah berdusta. Setelah dewasa, Anantasena menjadi raja di negara Dasarsamodra, bekas negaranya Prabu Ganggatrimuka yang mati terbunuh dalam peperangan.

Anatasena meninggal sebelum perang Bharatayudha. Ia mati moksa (lenyap dengan seluruh raganya) atas kehendak/kekuasaan Sang Hyang Wenang