Desa Tiwu Riwung

Tiwu Riwung adalah nama sebuah Desa di Mbeliling, Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, indonesia

Latar Belakang;

Desa Tiwu Riwung telah terbentuk sebelum Kabupaten Manggarai Barat menjadi kabupaten defenitif, dan masih berstatus pembantu Manggarai bagian barat. Sebelum Kecamatan Mbeliling terbentuk pada tahun 2011, Desa Tiwu Riwung masuk dalam wilayah Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat. Pada awal pembentukannya, Tiwu Riwung terdiri dari 4 Dusun, namun tahun 2010, Dusun Leka memilih bergabung dengan desa tetangga, Desa Golo Sembea.

Tiwu Riwung diambil dari nama sebuah tiwu(bahas Kempo)=bagian sungai yang dalam dan tenang. Tiwu tersebut terletak di sebuah sungai Wae Dangga, di sebelah timur desa, yang mengalir melewati 3 desa, Tiwu Riwung, Golo Sembea dan Golo Ndoal. Jarak dari Ibukota Kabupaten, Labuan Bajo, sekitar 2 jam perjalanan, ditempuh dengan kendaraan bermotor. Sekitar 6 Km dari jalan raya Trans Flores.

Wilayah dan Pemerintahan Desa;

Wilayah Tiwu Riwung sebagian besarnya membentang ke arah lembah Sungai Wae Nuwa, sungai terpanjang di Kecamatan Mbeliling yang bermuara di Kecamatan Komodo di barat. Batas-batas wilayah ditandai oleh beberapa batas alam antara lain:

  • barat; Sungai Wae Rawas, batas dengan Desa Cunca Wulang
  • utara; Sungai Wae Nuwa, batas dengan Kecamatan Boleng, Manggarai Barat
  • timur; Sungai Wae Dangga, batas dengan Desa Golo Sembea.
  • selatan; Sungai Wae Rawas, batas dengan Desa Golo Damu, Sungai Wae Mentere, Golo(gunung) Torok, dan persawahan Menjanga, batas dengan Desa Golo Ndoal.

Desa Tiwu Riwung terdiri dari 3 Dusun, 4 anak Kampung dan 6 RT/RW yaitu;

  1. Dusun Kondas; Kampung Kondas, RT Kondas 01 dan RT Kondas 02
  2. Dusun Pampa; Kampung Pampa, RT Pampa 01 dan RT Pampa 2
  3. Dusun Kengos; Kampung Kengos dan Kampung Ndiheng, RT Kengos dan RT Ndiheng.

Pusat Pemerintahan Desa berada di Kondas, yang dikepalai oleh seorang Kepala Desa(Kades). Dalam perjalanannya, Tiwu Riwung telah 6 kali mengganti Kepala Desa.

Sosial Masyarakat;

Kehidupan masyarakat sangat rukun dan harmonis, meski dengan latarbelakang marga(batu=dalam bahasa Kempo) dan kampung yang berbeda. Mayoritas penduduk adalah dari Etnis Kempo, sehingga tata adat dan budaya mengatur pola prilaku antar sesama. Kehidupan beragama pun tetap rukun, dengan adanya 2 Masjid di Kondas dan Kengos bagi warga Muslim, dan sebuah Kapela bagi penganut Katolik.

Kehidupan Ekonomi;

Kehidupan pedesaan, dengan lahan pertanian subur, di lembah dan lereng gunung merupakan daerah potensial untuk lahan pertanian dan peternakan. Hasil pertanian yang menjadi komoditas utama misalnya; kopi, cengkeh, cokelat, vanili, kemiri, pinang, merica dll. Pasar Kondas yang dibuka sejak tahun 2003, semakin menghidupkan perekonomian warga.