Hary Tanoesoedibjo

pebisnis dan politikus Indonesia

Hary Tanoesoedibjo (lahir 26 September 1965) adalah seorang pengusaha dari Indonesia. Hary lulus dengan gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1988 dan gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa-Kanada, pada tahun 1989.

Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo
Hary Tanoesoedibjo
Lahir26 September 1965 (umur 59)
Indonesia Surabaya, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
AlmamaterCarleton University
Ottawa University
Tempat kerjaMedia Nusantara Citra
Dikenal atasCEO MNC Group
Partai politik Partai Nasdem (2011-2013)
Partai Hanura (sejak 2013)
Suami/istriLiliana Tanaja Tanoesoedibjo
Anak- Angela Herliani Tanoesoedibjo,
- Valencia Herliani Tanoesoedibjo,
- Jessica Herliani Tanoesoedibjo,
- Clarissa Herliani Tanoesoedibjo,
- Warren Haryputra Tanoesoedibjo.
X: Hary_Tanoe Instagram: hary.tanoesoedibjo Modifica els identificadors a Wikidata

Saat ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan terkemuka di Indonesia. Ia ditunjuk sebagai Presiden Direktur PT. Global Mediacom Tbk. (sejak tahun 2002) setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Ia adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT. Bhakti Investama Tbk. sejak tahun 1989.

Selain itu, Hary saat ini juga memegang berbagai posisi di perusahaan-perusahaan lainnya, diantaranya sebagai Presiden Direktur PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) dan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, sebagai Komisaris PT. Mobile-8 Telecom Tbk., Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. Hary juga saat ini aktif sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister di berbagai perguruan tinggi.

Pada tahun 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan pengusaha Hary Tanoesoedibjo menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan yang dimilikinya adalah sebesar "US$ 1,19 miliar"[1].

Kontroversi

Pada bulan Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diinterogasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sehubungan dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan PT. Bhakti Investama Tbk., perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo.

Tommy diduga bertindak sebagai perantara untuk memastikan penggantian sebesar Rp 3,4 miliar dalam bentuk pajak bahwa perusahaan diduga telah membayar lebih. KPK menggerebek kantor PT. Bhakti Investama Tbk. di Menara MNC di Jakarta Pusat dan PT. Agis, yang terletak di gedung yang sama, di mana PT. Bhakti Investama Tbk. memiliki saham di PT. Agis pada tahun 2002 dan 2004.

Profil keluarga

Hary Tanoesoedibjo merupakan adik kandung dari Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo.

Beliau mempunyai seorang istri bernama Liliana Tanaja Tanoesoedibjo dan memiliki lima orang anak yaitu :

  1. Angela Herliani Tanoesoedibjo,
  2. Valencia Herliani Tanoesoedibjo,
  3. Jessica Herliani Tanoesoedibjo,
  4. Clarissa Herliani Tanoesoedibjo,
  5. Warren Haryputra Tanoesoedibjo.

Karier Politik

Pada bulan November 2011, Hary Tanoesoedibjo muncul pada acara Rapat Pimpinan Nasional Partai NasDem yang pertama[2]. Di partai tersebut, Hary dipercaya sebagai Ketua Dewan Pakar Partai NasDem dan juga sebagai Wakil Ketua Majelis Nasional Partai NasDem. Kabar bahwa Hary Tanoesoedibjo masuk ke dunia politik mulai terdengar santer sejak awal bulan Oktober 2011[3], Hary sendiri resmi bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011 lalu[4]. Sejak ia berkiprah dalam kancah politik praktis melalui Partai NasDem, Hary selalu mendengung-dengungkan "Gerakan Perubahan" yang dimotori oleh kelompok angkatan muda bangsa Indonesia[5]. Sebab menurutnya, di dalam Partai NasDem sendiri 70% kader partainya adalah terdiri dari kaum generasi anak muda bangsa.

Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem yang dikarenakan adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan Partai NasDem[6][7]. Sebab menurut Hary lagi bahwa "Politik" itu adalah "Idealisme"[8], meski sebenarnya dirinya merasa sedih dan sangat berat meninggalkan Partai NasDem yang telah tiga bulan terakhir ini ia besarkan[9], apalagi Partai NasDem telah berhasil lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan resmi menjadi partai politik peserta Pemilu 2014 dengan nomor urutan "1" (nomor urutan yang pertama)[10].

Secara resmi, tanggal 17 Februari 2013, ia mengumumkan bergabung dengan Partai Hanura[11] dan langsung menduduki posisi ketua dewan pertimbangan.

Referensi

Setelah keluar dari Partai Nasdem,Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai hanura pada tanggal 17 Februari 2013.Hal ini disampaikan di kantor DPP Partai Hanura di Jl Tanjung Karang, Jakarta.

Pranala luar