Roti ganjel rel

variasi makanan khas Indonesia
Revisi sejak 12 Agustus 2013 11.49 oleh Sentausa (bicara | kontrib) (perlu catatan kaki)

Roti Ganjel Rel adalah roti khas Semarang. Meskipun berasal dari Semarang, roti ini jarang ditemui dan harus blusukan di Pasar Johar. Roti Ganjel Rel memang kurang dikenal dibandingkan roti lainnya karena teksturnya memang tidak lembut, sehingga agak alot dan sulit dikonsumsi. Tekstur Ganjel Rel yang agak alot ini menurut para ahli roti sangat baik bagi pencernaan. Roti ini merupakan salah satu oleh-oleh khas Semarang.

Roti ganjel rel
Berkas:Roti-ganjel-rel.jpg
Roti Ganjel Rel
Tempat asalIndonesia
DaerahSemarang Jawa Tengah
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Roti ini berbentuk kotak dan berwarna coklat bertabur wijen, rasa roti ini ber cita rasa kayu manis. Teksturnya ulet dan padat dipadu dengan aroma coklat dan kayu manis yang nendang di lindah. Karena teksturnya yang ulet jika makan 2 potong saja sudah cukup mengenyangkan perut.

Ganjel rel atau yang biasa disebut kue gambang yang selalu menjadi rebutan masyarakat Kota Semarang saat perayaan Dugderan. Acara pembagian kue ganjel rel di tengah tradisi menjelang Ramadan menjadi acara yang dinanti warga. Ribuan warga bahkan rela berdesakkan untuk memperoleh kue tersebut, karena dipercaya mampu memperkuat diri ketika menjalankan ibadah puasa

Sejarah

Roti ini merupakan salah satu peninggalan Belanda. Resep yang digunakan dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah, masih aseli dari jaman Belanda dulu. Nama aslinya adalah roti gambang tapi masyarakat Semarang lebih mengenalnya dengan nama “ganjel rel”. Kenapa disebut ganjel rel, hal ini tak lain karena selain teksturnya yang bantat, dan juga bentuknya yang seperti ganjel rel (bantalan rel). Rasanya manis karena menggunakan campuran gula aren. Cocok sekali untuk teman minum teh seperti nonik Belanda dan juga karena roti ini padat jadi sangat cocok sekali untuk sarapan.

Roti yang satu ini selalu menjadi incaran bahkan rebutan masyarakat Semarang. Yakni Tradisi Dugderan. Tradisi ini diselenggarakan sehari sebelum puasa untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1433 H. Kue "ganjel rel" adalah simbol tak ada gangguan. Maksudnya dengan memakan kue ini, pelaksanaan puasa tidak ada ganjalan sehingga pikiran jernih dan tenang.

Pranala luar