Gunung Ungaran

gunung di Indonesia
Revisi sejak 13 Februari 2014 02.38 oleh Dj Bing (bicara | kontrib)

Gunung Ungaran adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Jawa, Indonesia. Dengan ketinggian 2.050 meter, gunung ini adalah gunung tinggi pertama yang dilihat pengendara dari Semarang ke arah selatan, di sisi kanan (barat). Menurut catatan-catatan sejarah, nama-nama lain gunung ini adalah Karundungan (prasasti Kuti), Karurungan/Karungrangan (Tantu Panggelaran), Karungrungan (Perjalanan Bujangga Manik, Serat Aji Saka, Serat Kanda), Kroenroengan (Domis, 1825), dan Ngroengroengan (Bleeker 1850, Friederich 1870)[2].

Gunung Ungaran

Di kaki gunung ini terletak kota Ungaran, pusat pemerintahan Kabupaten Semarang.

Deskripsi

Gunung Ungaran termasuk gunung berapi berapi tipe strato. Gunung ini memiliki tiga puncak: Gendol, Botak, dan Ungaran. Puncak tertinggi adalah Ungaran.

Dari puncak gunung ini, jika memandang ke utara akan terlihat Laut Jawa sedangkan jika membalikkan badan, akan terlihat jajaran (dari kiri ke kanan) Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Kendalisodo dengan Rawa Peningnya, Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, dan Gunung Perahu.

Tidak ada catatan yang jelas mengenai aktivitas gunung ini. Namun, diperkirakan gunung ini pernah meletus pada zaman kerajaan dahulu, dengan letusan yang amat dahsyat sehingga menghancurkan dua pertiga bagian puncak dari semula sehingga yang dapat dilihat sekarang adalah hanya sepertiga bagian dari gunung Ungaran berapi purba. Diperkirakan, gunung ini sedang mengalami masa tidur panjang dan sewaktu-waktu dapat aktif kembali.

Gunung Ungaran mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Di lerengnya terdapat situs arkeologi berupa Candi Gedongsongo (Bahasa Jawa: gedong = gedung, songo = sembilan). Terdapat pula beberapa air terjun (curug), di antaranya Curug Semirang dan Curug Lawe. Juga terdapat gua, yang terkenal dengan nama Gua Jepang. Gua ini terletak 200 meter sebelum puncak, tepatnya di sekitar perkampungan Promasan (perkampungan para pemetik teh). Di sini terdapat pula reruntuhan bekas pemandian kuna.

Mitos

Menurut mitos masyarakat setempat, di lereng gunung di antara jajaran candi ini terdapat kawah berbau belerang yang merupakan makam Dasamuka. Konon Dasamuka yang suka mabuk dikubur di kawah ini oleh Hanoman. Hanoman sendiri kemudian berdiam di Gunung Telomoyo mengawasi Dasamuka jika sewaktu-waktu bangkit. Dasamuka bisa bangkit jika ia mencium bau minuman keras, hingga masyarakat setempat (dulu) tidak berani minum minuman keras di areal Candi Gedong Songo.

==Flora dan fauna asli Gunung Ungaran apa saja?. Itulah inti pertanyaan seorang pembaca Blog Alamendah. Beliau, blogger yang juga seorang ayah, dihadapkan dengan tugas Sang Anak tentang daftar tumbuhan dan hewan asli Gunung Ungaran, Jawa Tengah.

Selengkapnya permintaannya adalah begini, “mas alam. mau minta tolong nih. apa tanaman dan hewan asli gunung ungaran? ini sebenarnya pertanyaan anak saya. tapi saya cari2 di internet kok gak nemu2. cepetan ya… (sorry.. mintanya agak memaksa). dijawab via email juga tidak apa2. trims sebelumnya. Salam Lestari Alam Indonesiaku.” Jadi kemudian terciptalah artikel tentang flora dan fauna asli Gunung Ungaran ini.

Spesies Asli dan Endemik. Sebelumnya kita perhatikan dulu pengertian flora dan fauna asli serta perbedaannya dengan flora dan fauna endemik. Spesies asli (Native Species) adalah spesies-spesies yang menjadi penduduk suatu wilayah atau ekosistem secara alami tanpa campur tangan manusia. Sedangkan spesies endemik merupakan gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada suatu wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika spesies tersebut merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu.

Dari sini dapat disederhakan bahwa flora dan fauna asli Gunung Ungaran adalah tumbuhan-tumbuhan dan hewan-hewan yang secara alami, tanpa campur tangan manusia, mendiami dan hidup di wilayah Gunung Ungaran. Gunung Ungaran sendiri merupakan salah satu gunung berapi di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan ketinggian 2.050 meter dpl.

Flora dan Fauna Endemik Gunung Ungaran. Untuk spesies tumbuhan dan hewan endemik gunung Ungaran, hanya hidup di wilayah gunung Ungaran, yang saya ketahui hanya satu. Ialah Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni). Kodok ini termasuk salah satu kodok paling langka dan terancam punah di Indonesia.

Flora dan Fauna Asli Gunung Ungaran. Daftar hewan dan tumbuhan asli gunung Ungaran ini terutama saya dasarkan pada ekosistem di Cagar Alam Gebugan yang terdapat di kecamatan Bergas, Semarang, dengan keanekaragaman hayati (terutama hewan dan tumbuhan) yang dipunyainya. Data ini kemudian saya cross ceck dengan beberapa referensi lainnya. Akhirnya inilah daftar beberapa fauna (hewan) asli gunung Ungaran yang diantaranya adalah:

  • Burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)
  • Burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus); tidak pernah ditemukan lagi.
  • Kijang (Muntiacus muntjak)
  • Babi Hutan (Sus scrofa)
  • Trenggiling (Manis javanica)
  • Luwak (Paradoxurus hermaphroditus)
  • Alap-alap Capung (Microhierax fringillarius)
  • Raja Udang Meninting (Alcedo meninting)
  • Burung Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
  • Ayam Hutan Merah (Gallus gallus)
  • Ayam Hutan Hijau (Gallus varius)
  • Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides)

Flora

Beberapa flora (tumbuhan) yang merupakan spesies asli gunung Ungaran diantaranya adalah:

  • Jamuju (Dacrycarpus imbricatus)
  • Sarangan (Castanopsis argentea)
  • Waru Gunung (Hibiscus macrophyllus)
  • Kantil (Michelia alba)
  • Bunga kantil (cempaka putih)
  • Rengas (Gluta renghas)
  • Cemplonan (Drymaria cordata)

Itulah beberapa tumbuhan dan hewan asli gunung Ungaran.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Ungaran". Global Volcanism Program. Smithsonian Institution. Diakses tanggal 2006-12-26. 
  2. ^ Noorduyn J. 1982. Bujangga Manik's Journey through Java; topographical data from an old sundanese source. BTL138:413-442.

Pranala luar