Nahdlatul Wathan
Nahdlatul Wathan disingkat NW adalah organisasi massa Islam terbesar di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Organisasi ini didirikan di Pancor, Kabupaten Lombok Timur oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang dijuluki Tuan Guru Pancor serta Abul Masajid wal Madaris (Bapaknya Masjid-masjid dan Madrasah-madrasah) pada tanggal 1 Maret 1953 bertepatan dengan 15 Jumadil Akhir 1372 Hijriyah[1]. Organisasi ini mengelola sejumlah Lembaga Pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Perpecahan di Tubuh NW
Hingga saat ini NW sebagai organisasi massa masih terpecah menjadi dua kubu. Salah satu kubu disebut dengan NW PANCOR yang menunjukkan lokasi kantor pusatnya yang terletak di Pancor, Lombok Timur dan kubu berikutnya disebut sebagai NW ANJANI karena lokasi pusat gerakannya berada di Anjani, Lombok Timur. Sejarah terpecahnya NW semata-mata karena politik organisasi saja dan tidak terkait dengan hal-hal yang bersifat sakral.
Perpecahan terbesar tersebut terjadi pasca penetapan salah satu putri pendiri NW, yaitu Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid sebagai Ketua Umum PBNW di Muktamar X di Praya, Lombok Tengah menggantikan almarhum suaminya, Drs. H. Lalu Gede Sentane[2]. Hasil Muktamar yang menghasilkan kepemimpinan perempuan tersebut dipolitisir dan ditolak oleh keluarga NW di Pancor. Jauh sebelumnya, sebelum wafatnya TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, memang sudah tampak persaingan antara dua putri pendiri NW tersebut yaitu Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid dengan Ummi Hj. Sitti Rauhun Zainuddin Abdul Madjid.
Sebelum tragedi perpecahan terbesar tersebut, NW telah berkali-kali mengalami tantangan berupa konflik internal. Menjelang tahun 1982, misalnya, terjadi pembekuan terhadap kepengurusan PWNW Lombok Tengah hanya karena Alm. Drs. H. Lalu Gede Sentane yang notabene menjadi menantu pendiri NW sakit hati karena merasa tidak didukung untuk mencalonkan diri sebagai Bupati Lombok Tengah kala itu oleh PWNW Lombok Tengah sendiri.
Konflik tersebut menjalar keluar sehingga NW menyatakan sikap untuk Gerakan Tutup Mulut (GTM) dalam menyikapi pilihan politik mereka yang selama ini disalurkan melalui Golongan Karya[3].
Akibat perlakuan tersebut, NW Lombok Tengah yang kala itu dibawah bimbingan beberapa tuan guru murid dan sahabat TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid menyatakan sikap untuk keluar dari NW. Konon, surat pengunduran diri mereka tidak pernah ditanggapi baik oleh PBNW maupun oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid sendiri.
Sejarah perpecahan tersebut berikut rentetan sejarah pertikaian internal di tubuh NW tampaknya telah dilupakan karena ada upaya untuk menyembunyikan fakta tersebut disamping juga karena sejarah perpecahan terbesar antara dua putri TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid jauh lebih memakan energi jamaah NW dan para pengamat yang mengikuti perkembangan sejarah NW.
Daftar Lembaga Pendidikan Nahdlatul Wathan
- Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
- Ma'had Daarul Qur'an Wal Hadits
- IAI Hamzanwadi
- STKIP Hamzanwadi Pancor
- STMIK-LPWN Hamzanwadi Pancor
- MAK Putra & Putri NW
- Madrasah Aliyah Nahdlatul Wathan
- Madrasah Mu'allimin Nahdlatul Wathan
- Madrasah Mu'allimat Nahdlatul wathan
- SMA NW Pancor
- Madrasah Tsanawiyah NW Pancor]
- Lembaga Silat Nahdlatul Wathan
- Dan Lain-Lain.
SELAIN Lembaga Pendidikan NW juga memiliki beberapa sayap organisasi yang bersifat otonom diantaranya : 1. Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IPNW) 2. Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan (HIMMAH NW) 3. Persatuan Guru Nahdlatul Wathan (PGNW) 4. Ikatan Sarjana Nahdlatul Wathan (ISNW) 5. Satuan Tugas Hamzanwadi (SATGAS) 6. Muslimat Nahdlatul Wathan 7. Pemuda Nahdlatul Wathan
Referensi
- ^ Arsip. Sejarah NW. Diakses 22 Agustus 2013.
- ^ Arsipyy. Sejarah Perpindahan Pusat NW. Diakses 22 Agustus 2013.
- ^ Arsipxx. Etnografi Konflik & Kekuasaan Nahdlatul Wathan (NW) di Lombok (bagian 2): Kharisma Maulana Syaikh. Diakses 22 Agustus 2013.