Ngasem, Batealit, Jepara

desa di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah

Ngasem adalah desa di kecamatan Batealit, Jepara, Jawa Tengah, Indonesia.

Ngasem
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenJepara
KecamatanBatealit
Kode pos
66263
Kode Kemendagri33.20.05.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas7,22 Km2
Jumlah penduduk10.256 jiwa
Peta
PetaKoordinat: 6°39′4″S 110°43′46″E / 6.65111°S 110.72944°E / -6.65111; 110.72944


Desa Ngasem merupakan wilayah Kecamatan Batealit yang berjarak 7 km dari ibukota Kecamatan Batealit.

Batas-batas wilayah

  • Sebelah Utara  : Desa Bawu dan Mindahan
  • Sebelah Selatan : Desa Raguklampitan
  • Sebelah Barat  : Desa Ngabul, Kec. Tahunan
  • Sebelah Timur  : Desa Mindahan Kidul

Topografi

  • Dataran dengan ketinggian < 500 m dari permukaan laut.
  • Luas wilayah Desa Ngasem ± 722.000 Ha atau 7,22 Km2.
  • Penduduk Desa Ngasem berjumlah ± 10.256 jiwa terbagi dalam 2.759 KK
  • Mata pencaharian pokok sebagian besar penduduk di bidang mebel dan ukiran.

Perangkat Desa

  • Petinggi  : Suryono
  • Kamituwo I : Kasam
  • Kamituwo II : Sumarto Sepan
  • Kebayan I : H. Jasno
  • Kebayan II : Nasuka
  • Kebayan III : Marisan
  • Modin II : Sulistyono
  • Ladu  : H. Soepat
  • Petengan : Tamzis
  • Pj. Kebayan IV : Kadar
  • Anggota BPD  : 9 orang
  • Jumlah RT  : 30
  • Jumlah RW  : 3

Jenis Kesenian

  • Kentrung

Kesenian Kentrung yaitu suatu kesenian yang diiringi alat musik berupa tabuh timlung (kentheng) dan terbang besar (rebana). Seni Kentrung sendiri syarat muatan ajaran kearifan lokal. Dalam pementasannya, seorang seniman menceritakan urutan pakem dengan rangkaian parikan dengan menyelipkan candaan - candaan yang lucu di tengah-tengah pakem walaupun tetap dengan parikan yang seolah dilakukan luar kepala. Parikan berirama ini dilantunkan dengan iringan dua buah rebana yang ditabuh sendiri. Beberapa lakon yang dipentaskan di antaranya Amat Muhammad, Anglingdarma, Joharmanik, Juharsah, Mursodo Maling, dan Jalak Mas. Berdasarkan pernyataan yang didapat dari situs forum budaya Kesenian Kentrung dianggap terancam punah karena gagal melakukan regenerasi. Sejumlah orang yang masih mampu memainkan kesenian ini dan kebanyakan sudah lanjut usia. Isyu yang kini ada di antara para pemain Seni Kentrung adalah permintaan agar pemerintah segera mendokumentasikan kesenian tradisi, dengan harapan terdokumentasinya (tidak hilang) budaya dan kesenian asli daerah. Dokumentasi kentrung dianggap oleh pemainnya sangat penting mengingat sudah tidak ada penerus dalam kesenian ini.

Denah (Peta)