Barong Tongkok, Kutai Barat
Barong Tongkok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kecamatan Barong Tongkok merupakan bekas wilayah Kewadanaan Sendawar. Sedangkan Kewedanaan Sendawar sendiri merupakan bekas wilayah Kerajaan Sendawar, dimana Sendawar sendiri merupakan bagian sejarah dari Kerajaan (Kutai) Mulawarman yang terkenal itu di abad IV. Kata "Kutai" ini sendiri merupakan istilah dari para ilmuwan dan penulis. Dewasa ini Barong Tongkok merupakan bagian dari Kota Sendawar sebagai ibukota kabupaten Kutai Barat. Hampir semua kantor instansi pemerintah kabupaten, terutama kantor Bupati dan DPRD Kutai Barat terletak di kecamatan ini, selain Kecamatan Melak. Sebagai ibukota kabupaten tentu saja Barong Tongkok berkembang cepat sebagaimana kota kabupaten lainnya. Camat Theresia, S.Pd, M.Si merupakan camat ke-13 dan merupakan camat perempuan pertama dalam sejarah Kecamatan Barong Tongkok bahkan dalam sejarah pemerintahan Kabupaten Kutai Barat karena bersamaan 2 camat perempuan dilantik pada Juni 2006.
Barong Tongkok | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Timur | ||||
Kabupaten | Kutai Barat | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Theresia, S.Pd, M.Si. (2006) | ||||
Populasi | |||||
• Total | 19,950 jiwa jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 64.07.07 | ||||
Kode BPS | 6402070 | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | 21 kampung | ||||
|
Pembagian Administrasi
Setelah pembentukan Kabupaten Kutai Barat, Kecamatan Barong Tongkok juga dimekarkan yang melahirkan Kecamatan Linggang Bigung, sehingga dengan sendirinya terjadi pengurangan jumlah kampung (di Kutai Barat tidak mengenal istilah desa/kelurahan). Selain pengurangan tersebut pada saat yang sama dibentuk 3 kampung baru sebagai hasil pemekaran kampung. Dewasa ini kampung-kampung yang menjadi wilayah kecamatan ini sebanyak 21 buah, yaitu Barong Tongkok, Mencimai, Rejo Basuki, Engkuni Pasek, Pepas Eheng, Sumber Sari, Juhan Asa, Asa, Muara Asa, Geleo Asa, Geleo Baru, Juaq Asa, Pepas Asa, Ombau Asa, Ongko Asa, Gemuhan Asa, Ngenyan Asa, Sendawar, Belempung Ulaq, Balok Asa dan Simpang Raya, 3 terakhir merupakan kampung yang baru dibentuk.
Sosial dan Budaya
Dari segi kuantitas, jumlah penduduk Kecamatan Barong Tongkok mengalami penurunan karena adanya pemekaran kecamatan. Namun demikian perkembangan penduduk akhir-akhir cukup pesat, hal ini seiring dengan posisinya sebagai bagian ibukota kabupaten. Pertumbuhan ini terutama di Kampung Barong Tongkok itu sendiri, selain pertambahan luas wilayah perkotaannya. Kecamatan Barong Tongkok merupakan kecamatan yang terbanyak jumlah penduduknya dibandingkan dengan 20 kecamatan lainnya di Kutai Barat. Etnis yang mendominasi mendiami kecamatan ini adalah penduduk asli Suku Dayak mencapai 95 %, terutama Tonyoy-Benuaq. Istilah Tonyoy merupakan nama asli dari Dayak Tunjung yang kita kenal sekarang. Menurut tradisi lisan Tonyoy-Benuaq, mereka merupakan Keturunan Aji Tulur Jejangkat dan Mook Manor Bulatn. Keduanya merupakan nenek moyang dari Suku-suku Dayak Mahakam termasuk Suku Kutai yang merupakan keturunan dari Puncan Karna salah satu anak dari Aji Tulur Jejangkat dan Mook Manor Bulatn, yang kemudian lebih terkenal dengan Kerajaan (Kutai)Mulawarman. Etnis Dayak lainnya adalah Dayak Bahau (keturunan Jeliban Benaq), Kenyah, Aoheng, Kayan, Penihing, Punan dll. Sedangkan etnis pendatang yang berada di kecamatan ini adalah Suku Jawa (warga transmigrasi tahun 1964), Bugis, Menado, Timor dan lain-lain. Warga Dayak umumnya menganut agama Kristiani meliputi Protestan dan Roma Katolik, sedangkan warga Jawa dan Bugis umumnya beragama Islam, sebagian lagi warga Dayak menganut kepercayaan nenek moyang - Adat Lama (=Kaharingan?) Meskipun Kecamatan Barong Tongkok dikatagorikan sebagai kecamatan wilayah perkotaan, namun kehidupan masyarakat adat Dayak masih sangat kental, terutama warga Tonyoy-Benuaq. Tiap tahun pasti diadakan ritual-ritual adat, baik yang sifatnya upacara adat kehidupan maupun upacara adat kematian.