Penaklukan Spanyol di Petén adalah tahap akhir penaklukan Spanyol di Guatemala, yang merupakan konflik panjang selama upaya kolonisasi Spanyol di Amerika. Petén merupakan dataran rendah yang lebar dan dilapisi oleh hutan hujan yang tebal. Di wilayah ini juga terdapat cekungan dengan beberapa danau dan wilayah sabana. Selain itu, terdapat perbukitan karst rendah yang meninggi di wilayah selatan yang berada di dekat Dataran Tinggi Guatemala. Spanyol memerlukan waktu hampir satu abad untuk menaklukan Petén; penaklukan baru berakhir pada tahun 1697 dengan jatuhnya Nojpetén (ibukota kerajaan Itza) ke tangan Martín de Ursúa y Arizmendi. Dengan kekalahan Itza, kerajaan merdeka terakhir di Guatemala pun jatuh ke tangan penjajah Spanyol.

Penaklukan Spanyol di Petén
Bagian dari Penaklukan Spanyol di Guatemala dan penaklukan Spanyol di Yucatán

Jalur masuk Spanyol ke Petén pada abad ke-17 dan rute yang diambil Hernán Cortés pada tahun 1525 (biru)
Tanggalc. 1618 – c. 1697
LokasiPetén, Guatemala
Hasil Kemenangan Spanyol
Perubahan
wilayah
Cekungan Petén menjadi bagian dari Imperium Spanyol
Pihak terlibat
Imperium Spanyol

Suku-suku Maya:

Tokoh dan pemimpin
Martín de Ursúa Kan Ek'

Sebelum penaklukan, Petén dihuni oleh suku-suku Maya, terutama di sekitar danau dan sungai. Petén terbagi menjadi beberapa politi Maya yang saling bermusuhan. Kelompok yang paling penting adalah Itza, Yalain, dan Kowoj. Kelompok lain di Petén meliputi Kejache, Acala, Lakandon Ch'ol, Xocmo, Chinamita, Icaiche, dan Manche Ch'ol.

Petén pertama kali dimasuki oleh Hernán Cortés pada tahun 1525. Pada pertengahan awal abad ke-16, Spanyol mendirikan koloni di Yucatán dan Guatemala. Misionaris Spanyol merintis perluasan administrasi kolonial di ujung selatan Petén dari tahun 1596, namun Spanyol tidak berusaha memasuki wilayah pusat Petén hingga tahun 1618 dan 1619, saat para misionaris tiba di ibukota Itza setelah berkelana dari kota Mérida di Yucatán.

Pada tahun 1622, ekspedisi militer dilancarkan dari Yucatán yang dipimpin oleh Kapten Francisco de Mirones dan ditemani oleh bruder Diego Delgado; ekspedisi ini gagal dan orang-orang Spanyol dibantai di Itza. Pada tahun 1628, Manche Ch'ol di selatan menjadi bagian dari administrasi gubernur kolonial Verapaz. Manche Ch'ol berhasil memberontak melawan Spanyol pada tahun 1633. Pada tahun 1695, ekspedisi militer Spanyol mencoba mencapai Danau Petén Itzá dari Guatemala; ekspedisi ini kemudian diikuti oleh misionaris dari Mérida pada tahun 1696 dan oleh ekspedisi Martín de Ursúa dari Yucatán pada tahun 1697 yang akhirnya berhasil mengalahkan kerajaan-kerajaan merdeka di Petén dan menjadikannya bagian dari Imperium Spanyol.

Petén sebelum penaklukan

Kota-kota Maya besar pertama berkembang di Petén pada masa Praklasik Pertengahan (kurang lebih  600–350 SM),[1] dan Petén merupakan bagian peradaban Maya yang penting pada periode Klasik (kurang lebih 250–900 M).[2] Kota-kota besar yang mendominasi Petén telah runtuh pada permulaan abad ke-10 selama keruntuhan Maya Klasik.[3] Keberadaan Maya masih signifikan selama periode Postklasik walaupun kota-kota besar pada masa Klasik telah ditinggalkan; populasi cenderung terkonsentrasi di dekat sumber air permanen.[4]

Walaupun jumlah penduduk pada masa kontak dengan bangsa Spanyol tidak dapat diperkirakan secara akurat karena ketidakcukupan data, laporan-laporan bangsa Spanyol menyatakan bahwa terdapat populasi Maya yang signifikan di Petén, terutama di wilayah danau dan di sepanjang sungai.[5] Sebelum ditaklukan pada tahun 1697, Itza mengontrol atau memengaruhi sebagian besar Petén dan sebagian wilayah Belize. Itza merupakan suku yang suka berperang dan kekuatan mereka membuat kagum tetangga-tetangga Maya mereka. Ibukota mereka terletak di Nojpetén, sebuah kota yang terletak di sebuah pulau di Danau Petén Itzá; kota ini kini telah berkembang menjadi kota Flores yang merupakan ibukota Departemen Petén di Guatemala.[6]

Kowoj merupakan yang terpenting kedua dan bermusuhan dengan Itza. Kowoj tinggal di sebelah timur Itza, di sekitar danau-danau timur: Danau Salpetén, Danau Macanché, Danau Yaxhá, dan Danau Sacnab.[7] Kelompok lain tidak terlalu banyak diketahui, dan jangkauan wilayahnya masih belum jelas; beberapa di antara mereka adalah Chinamita, Kejache, Icaiche, Lakandon Ch'ol, Mopan, Manche Ch'ol, dan Yalain.[8]

Yalain tampaknya merupakan salah satu dari tiga politi yang dominan di Petén Postklasik bersamaan dengan Itza dan Kowoj. Pada puncak kejayaannya, wilayah Yalain membentang dari pesisir timur Danau Petén Itzá hingga Tipuj di Belize.[9] Pada abad ke-17, ibukota Yalain terletak di pesisir utara Danau Macanché.[10] Pada saat kontak dengan bangsa Spanyol, Yalain bersekutu dengan Itza, dan persekutuan ini didorong oleh pernikahan antar kaum elit.[9] Pada akhir abad ke-17, catatan kolonial Spanyol mendokumentasikan permusuhan antara kelompok-kelompok Maya di wilayah danau: Kowoj melancarkan serangan ke situs-situs Yalain seperti Zacpeten di Danau Macanché dan Ixlu di Danau Salpetén.[11]

Kejache menduduki wilayah di sebelah utara Itza, di antara danau-danau dan wilayah yang kini disebut Campeche. Di sebelah mereka terdapat wilayah Acalan, yang dihuni oleh kelompok berbahasa Maya Chontal dengan ibukota di sebelah selatan wilayah yang kini merupakan bagian dari negara bagian Campeche. Lakandon yang berbahasa Maya Cholan (tidak sama dengan Lacandon pada masa modern) menguasai wilayah di sepanjang anak sungai Usumacinta yang membentang dari Petén barat daya hingga Chiapas timur.[6] Xocmo adalah kelompok berbahasa Cholan lainnya; mereka menduduki hutan terpencil di sebelah timur Lakandon.[6] Karena tidak pernah ditaklukan, Xocmo berhasil menghindari upaya Spanyol untuk menemukan mereka, sehingga nasib mereka masih belum diketahui. Namun, mereka mungkin merupakan nenek moyang suku Lacandon.[12] Sementara itu, Manche Ch'ol menguasai wilayah di ujung selatan departemen Petén.[6] Mopan dan Chinamita sendiri menduduki wilayah Petén tenggara.[13] The Manche territory was to the southwest of the Mopan.[14]

Pengaruh penyakit Dunia Lama

Satu tentara yang tiba di Meksiko pada tahun 1520 membawa penyakit variola, sehingga memicu wabah yang menewaskan banyak penduduk asli Amerika.[15] Penyakit dari Eropa yang mewabah di Amerika juga memberikan dampak buruk bagi orang-orang Maya di Petén. Diperkirakan kurang lebih 30.000 Maya Ch'ol dan Ch'olti' di Petén barat tewas pada permulaan abad ke-16. Antara tahun 1559 hingga 1721, banyak orang-orang Maya yang meninggal akibat penyakit, perang, dan pemindahan paksa.[16]

Setelah Nojpetén jatuh pada tahun 1696, diperkirakan terdapat sekitar 60.000 orang Maya yang tinggal di sekeliling Danau Petén Itzá, termasuk pengungsi dari wilayah lain. Diperkirakan 88% penduduk tewas selama satu dasawarsa kekuasaan kolonial akibat penyakit dan perang.[17] Walaupun penyakit telah menewaskan banyak sekali orang, peperangan antara kelompok Maya dan dengan Spanyol juga menjatuhkan korban jiwa.[18]

Catatan kaki

  1. ^ Estrada-Belli 2011, hal. 52.
  2. ^ Coe 1999, hal. 31.
    Webster 2002, hal. 45.
  3. ^ Sharer and Traxler 2006, hal. 499–500.
  4. ^ Sharer and Traxler 2006, hal. 613, 616.
  5. ^ Jones 2000, hal. 351.
  6. ^ a b c d Jones 2000, p. 353.
  7. ^ Rice and Rice 2009, hal. 10.
    Rice 2009b, hal. 17.
  8. ^ Rice 2009b, p. 17.
    Feldman 2000, p. xxi.
  9. ^ a b Cecil et al 1999, hal. 788.
  10. ^ Sharer and Traxler 2006, hal. 617.
  11. ^ Rice and Rice 2005, p. 149.
  12. ^ Feldman 2000, hal. 221.
  13. ^ Rice 2009b, p. 19.
  14. ^ Feldman 2000, hal. xxi.
  15. ^ Smith 1996, 2003, hal. 279.
  16. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Schwartz90p34
  17. ^ Jones 2000, hal. 364.
  18. ^ Jones 2009, hal. 60.