Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat

gereja di Indonesia

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (disingkat GPIB) adalah bagian dari GPI (Gereja Protestan Indonesia) yang dulunya bernama Indische Kerk. Hal ini sebagaimana telah disetujui dan diputuskan melalui Surat Keputusan Wakil Tinggi Kerajaan di Indonesia tertanggal 1 Desember 1948 No.2.[1]

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat
Logo GPIB
PenggolonganProtestan
PemimpinPdt. Markus Frits Manuhutu,M.Th.
WilayahIndonesia
Didirikan31 Oktober 1948
Situs web resmiwww.gpib.org

Teologi Gereja ini didasarkan pada ajaran Reformasi dari Yohanes Calvin, seorang Reformator Perancis yang belakangan pindah ke Jenewa dan memimpin gereja di sana.

GPIB pada masa lalu

GPIB didirikan pada 31 Oktober 1948, yang pada waktu itu bernama De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesie berdasarkan Tata-Gereja dan Peraturan-Gereja yang dipersembahkan oleh proto-Sinode kepada Badan Pekerja Am (Algemene Moderamen) Gereja Protestan Indonesia.

Majelis Sinode

Majelis Sinode "De Protestantse Kerk in Westelijk Indonesië" yang pertama pada waktu adalah:

  • Ds. J.A. de Klerk (Ketua)
  • Ds. B.A. Supit (Wakil Ketua)
  • Ds. L.A. Snijders (Sekretaris I)
  • Pnt. J.A. Huliselan (Sekretaris II)
  • Pnt. E.E. Marthens (Bendahara)
  • Pnt. E.A.P. Klein (Penasihat)
  • Ds. D.F. Sahulata (Pendeta Bahasa Indonesia)
  • Ds. J.H. Stegeman (Pendeta Bahasa Belanda)

Susunan Personalia Majelis Sinode Masa Bakti 20102015 :

Ketua Umum : Pdt. Markus Frits Manuhutu,M.Th.
Ketua I : Pdt. Martinus Tetelepta,S.Th.,M.Min.
Ketua II : P.dt Poltak Halomoan Sitorus,S.Th.,M.Si.
Ketua III : Pdt. Drs. Rudy Ririhena,M.Si.
Ketua IV : Pnt. Drs. Richard Van Der Muur
Ketua V : Pnt. Tony Waworuntu,M.M.
Sekretaris : Pdt. Adriaan Pitoy,M.Min.
Sekretaris I : Pdt. Jacoba Marlene Joseph,S.Th.
Sekretaris II : Pnt. Johan Tumanduk,S.H.,M.M.,M.Min.
Bendahara I : Pnt. Adrianus Nelwan.
Bendahara II : Pnt. Ronny Hendrik Wayong, S.E.

Musyawarah Pelayanan (Mupel)

Ketika pertama kali terbentuk, GPIB mempunyai TUJUH buah Klasis (kini disebut Mupel atau Musyawarah Pelayanan) dengan 53 jemaat yaitu:

  1. Klasis Jabar meliputi 9 jemaat: Jakarta, Tanjung Priok, Jatinegara, Depok, Bogor, Cimahi, Bandung, Cirebon dan Sukabumi
  2. Klasis Jateng meliputi 6 jemaat: Semarang, Magelang, Yogyakarta, Cilacap, Nusakambangan dan Surakarta
  3. Klasis Jatim meliputi 12 jemaat: Madiun, Kediri, Madura, Surabaya, Mojokerto, Malang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Singaraja, Denpasar dan Mataram
  4. Klasis Sumatra meliputi 7 jemaat: Sabang, Kutaraja, Medan, Pematang Siantar, Padang, Telukbayur dan Palembang
  5. Klasis Bangka & Riau meliputi 4 jemaat: Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Muntok dan Tanjungpandan
  6. Klasis Kalimantan meliputi 8 jemaat: Singkawang, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Balikpapan, Tarakan, Sanga-sanga dan Kotabaru
  7. Klasis Sulawesi meliputi 7 jemaat: Makassar, Pare-pare, Watansopeng, Raha, Palopo, Bone dan Malino

Sekarang GPIB memiliki 24 Musyawarah Pelayanan, yakni:

  1. Mupel Sumatera Utara-Aceh (Sumut Aceh)
  2. Mupel Sumbaridar (Sumatera Barat - Riau Daratan)
  3. Mupel Kepri (Kepulauan Riau)
  4. Mupel Sumsel-Jambi (Sumatera Selatan - Jambi)
  5. Mupel Babel (Bangka Belitung)
  6. Mupel Lampung
  7. Mupel Jakarta Pusat
  8. Mupel Jakarta Utara
  9. Mupel Jakarta Barat
  10. Mupel Jakarta Timur
  11. Mupel Jakarta Selatan
  12. Mupel Bekasi
  13. Mupel Banten
  14. Mupel Jawa Barat I
  15. Mupel Jawa Barat II
  16. Mupel Jatengyo (Jawa Tengah - Yogyakarta)
  17. Mupel Jatim (Jawa Timur)
  18. Mupel Bali - NTB (Bali - Nusa Tenggara Barat)
  19. Mupel Kalbar (Kalimantan Barat)
  20. Mupel Kaltengsel (Kalimantan Tengah - Kalimantan Selatan)
  21. Mupel Kaltim I
  22. Mupel Kaltim II
  23. Mupel Kaltim III
  24. Mupel Sulselbara (Sulawesi Selatan - Sulawesi Tenggara - Sulawesi Barat)

GPIB pada masa kini

Pimpinan GPIB berada di tangan Majelis Sinode, yang dibantu oleh Pelayanan Kategorial (Pelkat), yaitu:

  • Pelkat Pelayanan Anak (PA),
  • Pelkat Persekutuan Teruna (PT),
  • Pelkat Gerakan Pemuda (GP),
  • Pelkat Persekutuan Kaum Perempuan (PKP),
  • Pelkat Persekutuan Kaum Bapak (PKB),
  • Pelkat Persekutuan Kaum Lanjut Usia (PKLU)

dan beberapa Departemen, yaitu:

  • Departemen Teologi
  • Departemen Litnabang (Penelitian dan Pengembangan)
  • Departemen Pelkes (Pelayanan dan Kesaksian).

Selain itu GPIB mempunyai sejumlah yayasan untuk melaksanakan pelbagai program pelayanannya, antara lain:

  • Yayasan Pendidikan Kristen GPIB
  • Yayasan Diakonia GPIB
  • Yayasan Dana Pensiun GPIB

dan beberapa Yayasan yang dibawahi oleh Mupel maupun Jemaat.

GPIB kini merupakan salah satu Gereja Protestan terbesar di Indonesia, dengan anggota-anggotanya yang banyak berasal dari Indonesia Timur. Namun dalam perkembangannya sekarang, anggota-anggota Gereja ini sangat berbaur dan dapat dikatakan hampir setiap suku bangsa di Indonesia terwakili di Gereja ini.

Program-program pelayanannya mencakup pendidikan, pelayanan kesehatan, pembangunan masyarakat desa, dll. GPIB juga aktif di dalam dialog antar-iman dengan umat beragama lainnya dan kegiatan penerbitan untuk kebutuhan internal dan eksternal.

Kantor

Kantor Sinode GPIB terletak di Jalan Medan Merdeka Timur 10,Gambir Jakarta. Saat ini Sinode GPIB terdiri atas 303 jemaat, dengan jemaat yang paling muda GPIB EFFATHA - Deli Serdang, diresmikan pada 5 September 2010.

Mitra

GPIB adalah anggota dari GPI, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Dewan Gereja-gereja Asia (CCA), Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia (WARC), dan Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC). GPIB menjadi anggota dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sejak tanggal 25 Mei 1950.[1]

GPIB pada masa yang akan datang

GPIB menjadi gereja yang mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh ciptaan-Nya. Motto gereja ini adalah "Dan orang akan datang dari Timur dan dari Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka duduk makan di dalam Kerjaan Allah (Lukas 13:29)." Misi yang dicanangkan adalah:[1]

  1. Menempatkan Tuhan Yesus Kristus Juruselamat manusia sebagai Kepala Gereja
  2. Mewujudkan kehadiran GPIB yang membawa corak damai sejahtera Allah dan menjadi berkat di tengah-tengah masyarakat dan dunia, dan
  3. Membangun suatu jemaat misioner yang bertumbuh, dewasa dalam iman, kehidupannya adalah teladan serta memberi kontribusi nyata bagi kemajuan gereja, masyarakat dan bangsa Indonesia dalam suatu semangat oikumenis dan nasional.

Referensi

Lihat pula

Pranala luar