Gerson Poyk

Sastrawan asal Indonesia

Gerson Poyk (lahir 16 Juni 1931) adalah seorang penulis. Dilahirkan di sebuah rumah tak jauh dari mercu suar satu-satunya di Pulau Rote, yang merupakan anak dari Yohannes Laurens Poyk dan Yuliana Manu. [1]

Gerson kecil yang ketika itu telah putus sekolah sejak kelas tiga SD selalu bertugas membantu keluarganya dengan bekerja di kebun. Di sela-sela kegiatan bekerja itulah Gerson yang telah pandai membaca melibas habis buku-buku dari sejumlah karya sastrawan dalam dan luar negeri. [2]

Mulai menulis puisi pada tahun 1950-an, kemudian menyusul prosa-prosanya yang tidak pernah kering hingga saat ini. Pada tahun 1961 cerpennya Mutiara di Tengah Sawah mendapat hadiah dari majalah Sastra. Bersama cerpen Si Keong, cerpen itu dimuat dalam antalogi Cerpen Indonesia Modern dalam bahasa Jerman. Beberapa cerpennya diikutkan dalam antalogi Angkatan 66 susunan H. B. Jassin; Laut Biru Langit Biru himpunan Ajip Rosidi, Jakarta 30 Cerpen Indonesia dan Cerita Pendek Indonesia susunan Satyagraha Hoerip. Selain disalin dalam bahasa Jerman, cerpen Gerson disalin juga ke dalam bahasa Inggris, bahkan ke dalam bahasa Jawa dan Sunda. Cerpen-cerpennya itu dibicarakan secara luas oleh Korrie Layun Rampan dalam Cerita Pendek Indonesia Mutakhir; Sebuah Pembicaraan (Nur Cahaya, 1981).

Riwayat Pendidikan

Pendidikan terakhir: SGA Kristen Surabaya (tamat 1956). Pernah menjadi guru SMP dan SGA di Ternate (1956-1958) dan di Bima, Sumbawa (1958), dan terakhir wartawan Sinar Harapan (1962-1970). Tahun 1970/1971 ia mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, AS, dan pada tahun 1982 mengikuti seminar sastra di India. [3] Gerson pernah lama tinggal di Pulau Bali, dan berhasil merekam kehidupan alam dan manusianya, dengan caranya yang khas dan menarik.

Hasil Karya

Buku-bukunya, antara lain adalah Hari-hari Pertama, Sang Guru, Cumbuan Sabana, dan tiga buah kumpulan cerpen Oleng Kemoleng dan Surat-surat Cinta Aleksander Rajaguguk, Nostalgia Nusatenggara, Matias Akankari, dan Jerat.

Penghargaan

  • Karangan yang ditulis di kelas 5 di Batutulis Bogor menjadi karangan terbaik dibacakan di depan kelas 5 SD oleh guruku bernama Sintus de Rodreques
  • Aktor pembantu terbaik pada Festival Seni Drama di Surabaya 1956 
  • Hadiah sastra dari majalah Horison dan Sastra 
  • Jurnalistik Adinegoro1965 
  • Anugerah Jurnalistik Adinegoro 1666
  • Anugerah Southeast Asia Write Award 1982
  • Academy Award dari Forum Academy NTT
  • Inspirator Award dari majalah Lider 20
  • Anugerah Kebudayaan dari Pemerintah Indonesia
  • Tahun 1985 dan 1986, dia menerima Hadiah Adinegoro.
  • Tahun 1989 menerima hadiah sastra ASEAN, Sea Write Award.
  • Lifetime Achivement Award dari Harian Kompas

Rujukan

  1. ^ (Indonesia) Poyk, Gerson. Di bawah Matahari Bali. Sinar Harapan, 1982, Jakarta. Halaman 193.
  2. ^ (Indonesia) http://www.suarapembaruan.com/home/gerson-poyk-puisi-menjadi-energi-spiritual/9783. Diakses pada tanggal 14 Desember 2012.
  3. ^ (Indonesia) Eneste, Pamusuk. Buku Pintar Sastra Indonesia. Kompas, 2001, Jakarta. Halaman 85.