Kisah Para Rasul 1
Kisah Para Rasul 1 (disingkat Kis 1) adalah pasal pertama Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]
Kisah Para Rasul 1 | |
---|---|
Kitab | Kisah Para Rasul |
Kategori | Sejarah gereja |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Baru |
Urutan dalam Kitab Kristen | 5 |
Teks
- Naskah aslinya ditulis dalam bahasa Yunani.
- Sejumlah naskah tertua yang memuat salinan pasal ini antara lain adalah
- Codex Vaticanus (~325-350 M)
- Codex Sinaiticus (~330-360 M)
- Codex Bezae (~400 M)
- Codex Alexandrinus (~400-440 M)
- Codex Ephraemi Rescriptus (~450 M; terlestarikan: ayat 3-26)
- Papirus 56 (~ abad ke-5/ke-6)
- Kisah Para Rasul ditulis untuk memberi informasi yang teratur dan akurat mengenai kehidupan Yesus Kristus kepada Teofilus, sebagai kelanjutan Injil Lukas. Tidak diketahui jelas siapa orang ini, namun kemungkinan besar dia berhubungan dengan pengadilan Paulus di Roma dan sudah menjadi Kristen dari pemberitaan Injil.[2]
- Pasal ini dibagi atas 26 ayat.
- Berisi catatan hidup Yesus Kristus sejak kebangkitan-Nya sampai kenaikan-Nya ke sorga serta perbuatan murid-murid-Nya setelah itu.
Struktur
Pembagian isi pasal:
- Kis 1:1–5 = Roh Kudus dijanjikan
- Kis 1:6–11 = Yesus terangkat ke sorga
- Kis 1:12–14 = Rasul-rasul menanti-nanti
- Kis 1:15–26 = Matias dipilih menggantikan Yudas
Ayat 1
- Kis 1:1–2: "Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, 2sampai pada hari Ia terangkat."
"Buku yang pertama" adalah Kitab Injil Lukas.[2]
Ayat 6
Peristiwa kenaikan Yesus dicatat juga pada Markus 16 dan Lukas 24.
Ayat 8
- [Yesus berkata:] "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."[3]
Catatan ayat 8
Roh Kudus turun ke atas kamu
"Baptisan dalam Roh Kudus" bukan hanya memberikan kuasa untuk memberitakan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi juga meningkatkan keefektifan kesaksian itu karena hubungan yang diperdalam dan diperkuat dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai akibat kepenuhan Roh itu (bandingkan Yohanes 14:26; 15:26,27).
- 1) Roh Kudus menyingkapkan dan memperdalam kehadiran pribadi Yesus Kristus kepada orang percaya (Yohanes 14:16–18). Kesaksian apa pun mengenai persekutuan intim dengan Yesus Kristus akan menghasilkan keinginan yang makin membara pada pihak orang percaya untuk mengasihi, menghormati, dan menyenangkan Juruselamat mereka.
- 2) Roh Kudus memberi kesaksian tentang "kebenaran" (Yohanes 16:8,10) bahkan "seluruh kebenaran" (Yohanes 16:13) yang "akan memuliakan Kristus" (Yohanes 16:14), bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan perbuatan. Demikianlah, kita yang sudah menerima kesaksian Roh mengenai karya penebusan Kristus dengan sendirinya akan menyatakan sifat Kristus, kasih, kebenaran, dan keadilan dalam kehidupan kita (bandingkan 1 Korintus 13:1–13).
- 3) Baptisan dalam Roh Kudus merupakan titik tolak di mana orang diberikan kuasa untuk bersaksi tentang Kristus dan menginsafkan orang yang terhilang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman (lihat Yohanes 16:8). Dampak dari keinsafan semacam itu akan tampak di dalam diri mereka yang memberitakan berita itu maupun dalam mereka yang menerimanya (Kis 2:39-40).
- 4) Baptisan dalam Roh Kudus hanya dapat diberikan kepada mereka yang hatinya sudah berbalik kepada Allah dalam pertobatan dari cara hidup yang fasik (Kis 2:38; 3:26). Baptisan itu dipelihara dengan komitmen yang sungguh-sungguh kepada Kristus (lihat Kis 5:32).
- 5) Baptisan dalam Roh Kudus merupakan suatu baptisan ke dalam Roh yang kudus adanya (bandingkan "Roh kekudusan" dalam Roma 1:4). Jadi, jikalau Roh Kudus sungguh-sungguh berkarya di dalam kita dalam segala kepenuhannya, kita akan hidup lebih selaras dengan kekudusan Kristus. Berdasarkan kebenaran alkitabiah ini, setiap orang yang dibaptiskan dalam Roh Kudus akan memiliki kerinduan yang sangat untuk menyenangkan Kristus dengan segala cara; yaitu, kepenuhan Roh melengkapi karya Roh Kudus yang menyelamatkan dan menguduskan dalam kehidupan kita. Mereka yang mengakui dipenuhi Roh Kudus, namun hidup bertentangan dengan Roh kekudusan, menipu dirinya. Mereka yang mempertunjukkan karunia-karunia rohani, mengadakan mukjizat dan tanda-tanda ajaib, namun tak punya iman, kasih, dan kebenaran sejati bukan melakukannya melalui Roh Kudus, melainkan dengan roh yang tidak suci, yang tidak berasal dari Allah (Mat 7:21–23; bandingkan Mat 24:24; 2Kor 11:13–15). Lihat pula Kis 13:31 mengenai bersaksi bagi Kristus.[4]
Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi
Urutan pengabaran Injil oleh rasul-rasul dan kesuksesannya memberikan kunci struktur kitab Kisah Para Rasul ini, di mana pertama-tama dicatat perkembangan pengabaran Injil "di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria" pada sembilan pasal pertama, dan kemudian "sampai ke ujung bumi" pada pasal 10 sampai 28.[5]
Sampai ke ujung bumi
Pelaksanaannya merupakan penggenapan nubuat nabi Yesaya yang disampaikan pada abad ke-8 SM bahwa "keselamatan yang dari pada Allah" akan dibawa "sampai ke ujung bumi".[6]
Ayat 18-19
- --Yudas ini telah membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. 19Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut dalam bahasa mereka sendiri "Hakal-Dama", artinya Tanah Darah--[7]
Cerita Kisah para Rasul mengenai kematian Yudas Iskariot berbeda dengan cerita Matius 27:3–10. Yudas dikatakan tidak mati karena menggantungkan diri seperti Ahitofel (2 Samuel 17:23, tetapi dengan jatuh tertelungkup dan tertumpahnya isi perutnya. Injil Matius hanya menulis bahwa Yudas pergi menggantung diri, tetapi nampaknya tiang/dahan yang dipakai untuk menggantung talinya patah, sehingga ia terjatuh dan mati dengan perut terbelah. Darah yang memberi nama kepada "Hakal-Dama" tidak lagi darah Yesus, tetapi darah Yudas. Melalui perbedaan-perbedaan tradisi-tradisi populer itu orang dapat sampai kepada kenyataan bahwa Yudas mengalami kematian mendadak dan mengerikan. Peristiwa itu kemudian dikaitkan pada sebidang tanah di Yerusalem yang dianggap tanah terkutuk dan disebut Hakal-Dama.[8]
Ayat 20
- "Sebab ada tertulis dalam kitab Mazmur:
- Biarlah perkemahannya menjadi sunyi, dan biarlah tidak ada penghuni di dalamnya:
- dan:
- Biarlah jabatannya diambil orang lain."[9]
Memuat dua kutipan dari Kitab Mazmur, yaitu Mazmur 69:26 dan Mazmur 109:8.
Lihat pula
- Bagian Alkitab yang berkaitan: Mazmur 69, Mazmur 109, Yesaya 49, Matius 27, Markus 16, Injil Lukas (Lukas 1, Lukas 24), Kisah Para Rasul 2
Referensi
- ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
- ^ a b c John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
- ^ Kisah Para Rasul 1:8
- ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ Jamieson-Fausset-Brown Bible Commentary
- ^ Yesaya 49:6
- ^ Kisah Para Rasul 1:18–19
- ^ Catatan ayat pada Alkitab Yerusalem
- ^ Kisah Para Rasul 1:20
Pranala luar
- (Indonesia) Teks Kisah Para Rasul 1 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio Kisah Para Rasul 1
- (Indonesia) Referensi silang Kisah Para Rasul 1
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk Kisah Para Rasul 1
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk Kisah Para Rasul 1