Masa Depan Transportasi di Perkotaan

Laju peningkatan kebutuhan transportasi masyarakat di daerah perkotaan merupakan salah satu hal yang menjadi pusat perhatian untuk perencanaan dan pembangunan kota di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan pada tahun 2050, diperkirakan akan terdapat 2.5 miliar kendaraan beroda empat yang akan berlalu-lalang di wilayah perkotaan seluruh dunia. Untuk beberapa negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar, seperti China, Amerika dan Russia diperkirakan pada tahun 2050, dari 1000 orang, 840 diantaranya akan memiliki kendaraan beroda empat yang mengkonsumsi bahan bakar lebih besar dari bahan bakar yang diproduksi secara keseluruhan pada masa sekarang ini. Hal ini selain berdampak pada sesaknya transportasi di perkotaan, juga menimbulkan masalah polusi akibat emisi gas-gas berbahaya yang terlalu banyak, sehingga diperkirakan pada tahun 2050 apabila permasalahan transportasi belum terpecahkan, orang-orang di daerah kota akan berjalan keluar menggunakan masker karena tingginya toksisitas udara kota. Belum lagi dengan pertambahan penduduk yang semakin pesat dan tidak terkendali, dibutuhkan solusi cemerlang untuk mengatasi permasalahan lahan transpor dan pemanfaatan energi baru untuk menunjang transportasi umum di masa yang akan datang[1].

Macam-macam sistem dalam pengembangan transportasi masa depan

Electric Vehicles (EV)

 
Electric Vehicle (EV) used as an alternative of energy conservation of oil

EV merupakan kendaraan yang menggunakan sel baterai sebagai mesin kombusi internalnya, sehingga dapat menurunkan penggunakan bahan bakar secara ekonomis dan dapat mengurangi emisi gas toxic karena tidak menggunakan sistem kombusi pipeline. EV menggunakan teknologi baterai ion litium teknologi terbaru, sehingga memiliki densitas tenaga yang lebih besar dibanding baterai litium biasa dan merupakan salah satu bidang yang sedang dikembangkan dalam bidang otomotif supaya dapat dijangkau dengan harga yang diminati oleh orang banyak. EV yang dibuat sekarang ini baru dapat dijangkau dengan harga yang mahal, dan baru terdapat sekitar 1.7 juta mobil di 27 negara yang berbeda, sehingga EV merupakan transportasi yang jarang di masyarakat luas[1].


Driver Free

 
A prototype of an unmanned car

Teknologi driver free merupakan transportasi tak ber-pengemudi (unmanned) Teknologi transportasi driver free mungkin akan kita lihat beberapa tahun kedepan ini, karena teknologi ini sudah dikembangkan oleh departemen pertahanan Amerika (Darpa) untuk beroperasi pada jalanan di dunia nyata pada tahun 2007. Teknologi driver free bermula dari pemikiran-pemikiran para ahli bagaimana caranya untuk membuat lingkungan transportasi umum yang seefisien mungkin tanpa terjadinya kecelakaan dan terlambat, dari statistik yang beredar, 1.25 juta orang meninggal karena kecelakaan mobil di dalam kota akibat kecerobohan pengemudi, teknologi driver free bertujuan untuk mengurangi hal tersebut terjadi dengan menggunakan komunikasi sinyal antar kendaraan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan mematuhi peraturan di jalan[1].


Dynamic Routing

 
A system of dynamic routing for future transportation

Fleksibilitas dan keterjangkauan transportasi umum dari penggunanya merupakan latar belakang dari dynamic routing. Dynamic routing merupakan konsep mass transit yang fleksibel karena menggunakan rute transportasi yang dapat berganti-ganti, bergantung pada pengguna transportasi tersebut, konsep ini telah diterapkan oleh universitas Tokyo untuk digunakan pada transportasi umum di Jepang di masa mendatang. konsep teknologi ini dapat memperbaiki sistem operasional transportasi yang kurang efektif yang diakibatkan rute transportasi yang telah ditetapkan, serta mengefesienkan biaya operasional transportasi, serta mereduksi emisi karbon dengan mengurangi jumlah “ngetem”[1].


A-MoD Network

Transit publik seperti kereta dan bus merupakan solusi efektif untuk memindahkan banyak orang dalam satu waktu dari terminal ke terminal, tetapi tidak memecahkan masalah keterjangkauan individu untuk sampai ke transport publik tersebut dengan efisien apabila suatu individu tersebut memiliki barang yang berat dan banyak, serta memiliki disabilitas fisik. A-mod (Autonomous Mobility-on-Demand) Network mungkin dapat memecahkan masalah ini. Teknologi A-Mod merupakan pengembangan dari konsep bicycle sharing yang berlangsung di China dan Korea, teknologi ini memanfaatkan LEV (Lightweight Electronic Vehicles) seperti sepeda listrik dan scooter yang terdistribusi pada beberapa stasiun yang tersebar di penjuru kota. A-Mod Network ini merupakan bentuk baru dari mobilitas short-distance yang dapat dikembangkan untuk personalisasi tujuan transit[1].


Referensi