Sejarah perpustakaan
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP10Qadir (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 9 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 6 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP10Qadir (Kontrib • Log) 3913 hari 598 menit lalu. |
Perpustakaan dalam paradigma lama adalah sebuah gedung yang terdapat ruangan-ruangan, yang dipergunakan untuk menyimpan koleksi Bahan Pustaka (Buku, atau Monograf, Terbitan Berseri, Brosur, atau Pamflet, dan Bahan non Pustaka.)[1] Koleksi Bahan Pustaka pada sebuah Perpustakaan dipergunakan oleh Pemustaka(User, Pengguna, dan Pembaca) dan bukan untuk diperjual belikan.[2]
Sedangkan dalam paradigma baru Perpustakaan adalah sesuatu yang hidup, dinamis, segar menawarkan hal-hal yang baru, produk layannya inovatif, dan dikemas sedemikian rupa, sehingga apapun yang ditawarkan oleh perpustakaan akan menjadi atraktif, interaktif, edukatif dan rekreatif bagi pengunjungnya.[3]
Referensi
- ^ Tine Silvana dan Tati Sumiati (2011). Modul Pembelajaran Mata Kuliah Katalogisasi Deskriptif. Bandung:Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran Fakultas Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan. hlm. 18.
- ^ Sulistyo Basuki (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaanpublisher=Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
- ^ Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen (2010). Etika Kepustakawanan:Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta:Sagung Seto (Anggota Ikapi). hlm. 7.