Kajian budaya
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP90Vincentius (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 10 April 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 8 April 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP90Vincentius (Kontrib • Log) 3882 hari 633 menit lalu. |
Kajian Budaya (Inggris:Cultural Studies) adalah suatu cara pandang teoritis mengenai suatu objek dengan perspektif bidang kritik sastra, sosiologi, sejarah, kajian media, dll.[1] Kajian budaya merupakan bidang interdisipliner yang mengambil berbagai cara pandang dari ilmu lain untuk meneliti hubungan antara kebudayaan dengan politik atau kekuasaan.[2] Objek kajian budaya tidak hanya dipahami secara sempit mengenai seni atau kebudayaan, namun juga menyetuh kehidupan sehari-hari manusia yang menyangkut budaya populer. [1] Namun demikian, kajian budaya tidak bisa direduksi menjadi kajian budaya populer walaupun proyek utama kajian budaya adalah mengkaji budaya populer.[1] Teks, sebagai objek kajian, dalam kajian budaya tidak hanya dipandang secara sempit, namun dipandang menyentuh unsur subjektivitas dan latar belakang sosial yang membentuk sebuah teks.[3] Asumsi dasar kajian budaya adalah Marxisme[4]
Sejarah Munculnya Kajian Budaya
Sejarah munculnya kajian budaya yang dimulai di Inggris tidak bisa dilepaskan dari situasi postwar Britain.[5] Era baru di Inggris ini ditandai dengan modernitas dan budaya populer Amerika yang menjadi tren dalam masyarakat.[5] Selain itu dalam dunia pengetahuan mulai muncul ketertarikan untuk mempelajari budaya kelas menengah dan komunitasnya.[5] Akan tetapi istilah kajian budaya dalam dunia intelektual baru muncul tahun 1964.[6] Pada tahun tersebut Richard Hoggart mendirikan Centre for Cultural Studies yang merupakan pusat penelitian pascasarjana Universitas Birmingham Inspirasi pendirian pusat penelitian ini adalah karya Hoggart yang berjudul The Uses of Literacy pada prtengahan tahun 1950-an.[6] Richard Hoggart memimpin pusat penilitian itu dari tahun 1964-1968, kemudian dilanjutkan oleh Stuart Hall dari tahun 1968-1979.[6] Tema dan topik pembicaraan mengenai kajian budaya semakin kuat setelah terbit kumpulan esai terbitan oleh pusat penelitian kajian budaya ini yang berjudul Raison d'etre.[7] Esai-esai yang dikumpulkan merupakan hasil evaluasi dan refleksi kinerja pusat penelitian tersebut sampai dengan tahun 1979.[6]
Budaya dalam Kajian Budaya
Apa yang dimaksud dengan "budaya" dalam kajian budaya bersifat lebih politis daripada estetis.[8] Budaya yang menjadi objek kajian budaya bukanlah budaya sebagai objek yang bernilai seni tinggi.[8] Budaya yang dimaksud bukan pula dalam pengertian sebuah perkembangan seni, intelektual dan spiritual.[8] Budaya yang menjadi objek kajian budaya adalah budaya sebagai teks dan kehidupan sehari-hari.[8] Dengan demikian objek kajian budaya bisa mencakup budaya populer yang mungkin tidak dianggap bernilai seni tinggi, bahkan salah satu proyek terpenting dalam kajian budaya adalah mengkaji budaya populer.[9]
Kajian Budaya dan Marxisme
Kajian Budaya bukanlah bagian dari Marxisme, tetapi dasar-dasar kajian budaya banyak berasal dari Marxisme.[10] Kajian budaya dan Marxisme sama-sama memandang bahwa kehidupan manusia dilingkari oleh struktur dan regulasi di luar dirinya.[11] Dalam paradigma yang sama ini baik sebagaimana Marxisme kajian mempunyai komitmen untuk merombak struktur dan melakukan perubahan lewat kombinasi antara teori dan praktik.[11] Dengan pengaruh dari Marxisme kajian budaya menganalisa untuk memamahami makna dari suatu teks dan praktik budaya dalam konteks sosial dan sejarahnya.[9] Selain itu kajian budaya setuju dengan pandangan Marxis bahwa masyarakat kapitalis telah dikelompokan secara tidak adil menurut, garis keturunan, ras, kelas dan gender.[12] Kajian budaya merombak pengelompokan suatu karya, prkatik budaya, atau teks atas dasar dominasi politis suatu kelompok tertentu.[12] [13]
Rujukan
- ^ a b c John Storey (1996). John Storey, ed. What is Cultural Studies? (Cultural Studies: an introduction). London: Arnold. hlm. 1. ISBN 0-340-65240-3.
- ^ Chris Barker (2005). Cultural Studies:Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang. hlm. 8. ISBN 979-3062-37-1.
- ^ John Storey (1996). John Storey, ed. What is Cultural Studies? (Cultural Studies: an introduction). London: Arnold. hlm. 2. ISBN 0-340-65240-3.
- ^ John Storey (1996). John Storey, ed. What is Cultural Studies? (Cultural Studies: an introduction). London: Arnold. hlm. 3. ISBN 0-340-65240-3.
- ^ a b c Graeme Turner (2003). British Cultural Studies, an introduction. London: Routledge. hlm. 33.
- ^ a b c d Stuart Hall (2011). Budaya Media Bahasa. Yogyakarta: Jalasutra. hlm. ix. ISBN 978-602-8252-52-2.
- ^ Stuart Hall (2011). Budaya Media Bahasa. Yogyakarta: Jalasutra. hlm. x-xi. ISBN 978-602-8252-52-2.
- ^ a b c d John Storey (2008). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. hlm. 2. ISBN 979-3684-68-2.
- ^ a b John Storey (2008). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. hlm. 3. ISBN 979-3684-68-2.
- ^ Chris Barker (2005). Cultural Studies:Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang. hlm. 18. ISBN 979-3062-37-1.
- ^ a b Chris Barker (2005). Cultural Studies:Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang. hlm. 19. ISBN 979-3062-37-1.
- ^ a b John Storey (2008). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. hlm. 4. ISBN 979-3684-68-2.
- ^ John Storey (2008). Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra. hlm. 5. ISBN 979-3684-68-2.