Seleksi biru putih atau blue-white screening adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi keberhasilan kloning dan transformasi. Metode ini merupakan salah satu metode seleksi sel hasil kloning dan termasuk metode seleksi berdasarkan warna.[1]

Sejarah

Francois Jacob dan Jacques Monod adalah ahli biologi dari Perancis yang pertama kali menemukan sistem induksi gen reporter.

Enzim

Untuk proses seleksi ini, digunakan enzim β-galaktosidase.[2] β-galaktosidase adalah enzim yang dihasilkan dari ekspresi gen lacZ.[2] Gen ini diatur ekspresinya oleh operon ''lac''.[3] Aktivator untuk ekspresi gen ini adalah molekul laktosa yang dalam jumlah tertentu dapat menginduksi terekspresinya gen lacZ.[3]

Mekanisme

Proses seleksi ini memanfaatkan sifat dari enzim β-galaktosidase, yaitu enzim yang terdiri dari 2 subunit, yaitu peptida α dan peptida ω.[2] Untuk menjadi suatu enzim yang fungsional, enzim ini memerlukan kedua peptidanya untuk berikatan dan membentuk enzim yang dapat memecah substrat laktosa atau X-gal.[2] Gen penyandi peptida ω biasanya terdapat pada kromosom, sedangkan gen penyandi peptida α terdapat pada plasmid. Bila hanya ada peptida ω yang diekspresikan oleh gen pada kromosom, maka tidak akan ada pemecahan laktosa atau X-gal. Namun bila terjadi komplementasi oleh peptida α, maka laktosa atau X-gal dapat dipecah oleh enzim β-galaktosidase yang terbentuk sempurna. Oleh karena itu, komplementasi α dapat membantu untuk proses seleksi biru-putih sebagai indikator keberhasilan kloning atau transformasi.[4]


Rujukan

  1. ^ Greene JJ, Rao VB. 1998. Recombinant DNA Principles and Methodologies. New York : Marcel Dekker.
  2. ^ a b c d Gupta PK. 2008. Molecular Biology and Genetic Engineering. New Delhi : Rastogi.
  3. ^ a b Kauffman S. 1995. At Home in the Universe: The Search for the Laws of Self-Organization and Complexity. Oxford : Oxford University.
  4. ^ Clark DP, Pazdernik NJ. 2012. Biotechnology: Academic Cell. California : Elsevier.

Lihat pula