Gapit dalam wayang kulit menunjuk pada bagian penyangga wayang terutama yang menempel dari kaki wayang yang dieluk sesuai dengan badan wayang, melewati pinggang, dada, kepala hingga pada ujung rambut atau mahkota. Gapit biasanya dibuat dari tanduk kerbau.

Gapit menurut Ki Sumadi, seorang pengrajin gapit wayang dari Kuwel Klaten yang juga seorang dalang, dibagi dalam beberapa bagian. Bagian paling bawah berbentuk lancip yang biasanya ditancapkan pada batang semu (gedebog) pisang dinamakan antub. Di bagian atasnya terdapat lengkeh, genuk, dan picisan di bawah kaki wayang, sedangkan bagian selanjutnya disebut cempurit. Konon ketiga bagian ini diambil dari pangkat para penunggu pintu keraton, yakni lurah lengkeh, lurah genuk dan lurah picis. Sesudah melewati ketiga lurah ini baru kita akan menemukan pintu utama yang dinamakan cepuri.