Teori modernisasi
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP41Hillun (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 1 Mei), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Halaman ini terakhir disunting oleh Lylla08 (Kontrib • Log) 3856 hari 408 menit lalu. |
Modernisasi dan Kaitannya dengan Dunia Ketiga
Sejarah
Teori modernisasi lahir sebagai sejarah tiga peristiwa penting dunia setelah Perang Dunia II, yaitu munculnya Amerika Serikat sebagai kekuatan dominan dunia, terjadi perluasan gerakan komunis sedunia dimana Uni Soviet mampu memperluas pengaruh politiknya ke Eropa Timur dan Asia, lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia (Afrika dan Amerika Latin) [1]. Terdapat dua teori yang melatarbelakangi lahirnya teori modernisasi, yaitu teori evolusi dan teori fungsionalisme [1]. Teori evolusi menggambarkan perkembangan masyarakat dalam dua hal [1]. Pertama, teori evolusi menganggap bahwa perubahan sosial merupakan gerakan searah, seperti garis lurus [1]. Masyarakat berkembang dari masyarakat primitif menuju masyarakat maju [1]. Kedua, teori evolusi membaurkan antara pandangan subjektifnya tentang nilai dan tujuan akhir perubahan sosial [1]. Perubahan menuju bentuk masyarakat modern merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari [1]. Teori fungsionalisme tidak lepas dari pemikiran Talcott Parsons yang memandang masyarakat seperi organ tubuh manusia [1]. Pertama, struktur tubuh manusia memiliki berbagai bagian yang saling berhubungan satu sama lain [1]. Oleh karena itu, masyarakat mempunyai berbagai kelembagaan yang saling terkait satu sama lain [1]. Kedua, setiap bagian tubuh manusia memiliki fungsi yang jelas dan khas, demikian pula setiap bentuk kelembagaan dalam masyarakat [1].
Pemikir Klasik Teori Modernisasi
Terdapat tiga pemikir klasik teori modernisasi untuk menggambarkan bagaimana seorang sosiolog, ekonom dan ahli politik menguji persoalan pembangunan di negara Dunia Ketiga [1].
- Menurut Smelser, modernisasi akan selalu melibatkan konsep diferensiasi struktural [1]. Dengan adanya proses modernisasi, ketidakteraturan struktur masyarakat yang menjalankan berbagai fungsi sekaligus akan dibagi dalam substruktur untuk menjalankan satu fungsi yang lebih khusus [1].
- Rostow menyatakan bahwa ada lima tahapan pembangunan ekonomi, yaitu masyarakat tradisional, prakondisi tinggal landas, tinggal landas, kematangan pertumbuhan dan konsumsi massa tinggi [1]. Namun, masalah yang dihadapi negara Dunia Ketiga adalah bagaimana memperoleh sumber daya yang diperlukan, khususnya sumber daya modal untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi [1]. Menurut Rostow, masalah dana investasi dapat diselesikan dengan beberapa cara, yaitu pemindahan sumber dana secara radikal atau melalui berbagai kebijakan pajak,investasi yang berasal dari lembaga-lembaga keuangan, perdagangan internasional dan investasi langsung modal asing [1].
- Menurut Coleman, modernisasi politik merujuk pada proses diferensiasi struktur politik dan sekularisasi budaya politik yang mengarah pada etos keadilan [1]. Terdapat tiga hal pokok yang dinyatakan Coleman, yaitu diferensiasi politik dapat dikatakan sebagai salah satu kecenderungan sejarah perkembangan sistem politik modern, prinsip kesamaan dan keadilan merupakan etos masyarakat modern dan usaha pembangunan politik yang berkeadilan akan membawa akibat pada perkembangan kapasitas sistem politik [1].
Asumsi
Terdapat dua asumsi dalam teori modernisasi [1]. Pertama, teori modernisasi berasal dari konsep-konsep metafora yang diturunkan dari teori evolusi dengan ciri-ciri pokok sebagai berikut [1].
- Modernisasi merupakan proses bertahap [1].
- Modernisasi dapat dikatakan sebagai proses homogenisasi [1].
- Modernisasi terbentuk sebagai proses Eropanisasi atau Amerikanisasi [1].
- Modernisasi dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur [1].
- Modernisasi merupakan perubahan progresif [1].
- Modernisasi memerlukan waktu panjang [1].
Kedua, teori modernisasi berasal dari pola pikir teori fungsionalisme yang mengandung pokok-pokok berikut [1].
- Modernisasi merupakan proses sistematik [1].
- Modernisasi diartikan sebagai proses transformasi [1].
- Modernisasi melibatkan proses yang terus-menerus [1].
Akan tetapi, teori modernisasi mampu menurunkan berbagai implikasi kebijakan pembangunan yang perlu diikuti negara Dunia Ketiga dalam memodernisasikan dirinya [1]. Pertama, teori modernisasi secara implisit memberikan pembenaran hubungan kekuatan yang bertolak belakang antara masyarakat tradisional dan modern [1]. Dalam hal ini Amerika Serikat dan Eropa Barat sebagai negara maju dan negara Dunia Ketiga dikatakan tradisional dan terbelakang [1]. Kedua, teori modernisasi menilai ideologi komunisme sebagai ancaman pembangunan negara Dunia Ketiga [1]. Oleh karena itu, jika negara Dunia Ketiga ingin melakukan modernisasi, mereka perlu menempuh arah yang telah dijalani Amerika Serikat dan Eropa Barat [1]. Ketiga, teori modernisasi mampu memberikan legitimasi tentang perlunya bantuan asing, khususnya dari Amerika Serikat [1].