Asmara Djaja

Revisi sejak 10 Mei 2014 01.46 oleh BP02Aveline (bicara | kontrib) (Referensi)

Asmara Djaja atau yang lebih dikenal dengan sebutan Asmara Jaya merupakan sebuah novel yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1928.[1] Novel ini ditulis oleh Djamaluddin Adinegoro, yang merupakan adik dari Muhammad Yamin.[2] Novel ini merupakan salah satu dari sedikit novel yang ada pada tahun tersebut yang tokoh protagonisnya berhasil dalam cinta.[3] Asmara Jaya memperlihatkan bahwa seseorang yang mempunyai pendidikan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan bijaksana.[4]

Berkas:Asmara jaya.jpg
Asmara Jaya dalam buku Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern

Sinopsis

Menceritakan tentang perkawinan antar-etnis yang berawal di Minangkabau.[3] Rustam dan Nuraini yang keduanya merupakan keturunan Minangkabau melangsungkan pernikahan mereka di Padang, Sumatra Barat.[3] Rustam hanya menghadiri pernikahannya itu, kemudian bergegas berangkat ke Bandung untuk menandatangani suatu dokumen.[3] Setelah pernikahan, Nuraini datang mengunjungi Rustam, tetapi ia mendapati Rustam telah menikah dengan Dirsina, seorang perempuan Sunda.[3] Putra Rustam dengan Dirsina baru saja meninggal.[3] Nuraini pun merasa sakit hati dan kemudian memutuskan kembali. Sepanjang perjalanannya, ia bertemu dengan Ibrahim Siregar, seorang pria yang mengganggu pikirannya.[3]

Sebenarnya, orangtua Rustam menolak keberadaan Dirsina karena keluarga itu tidak memperbolehkan pernikahan antar-etnis dan hal itu dilarang dalam tradisi.[3] Meski kini menikah dengan dua perempuan, Rustam menegaskan bahwa ia hanya mencintai Dirsina.[3] Ini yang menyebabkan ibu Nuraini setuju apabila Dirsina tetap bersama Rustam dan menceraikan anaknya. [3] Akhir cerita, keluarga Rustam menerima keberadaan Dirsina dan orangtuanya menerima Dirsina sebagai menantunya.[3]

Sejarah publikasi

Diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1928, kemudian Asmara Djaja dicetak ulang tiga tahun kemudian.[1] Namun, Adinegoro tidak menulis novel lagi setelahnya. Asmara Djaja diperkenalkan sebagai novel lanjutan dari Adinegoro dengan tema yang serupa, setelah sebelumnya ia menulis Darah Muda, novel yang memperkenalkan pernikahan antar-etnis.[1]

Pengaruh terhadap kesusastraan Indonesia

Keberadaan Asmara Djaja pada tahun tersebut telah memberikan pengaruh terhadap kesusastraan Indonesia dalam model penceritaan pernikahan antar-etnis yang dapat berakhir bahagia. Meskipun Balai Pustaka telah menerbitkan banyak novel dengan konflik pernikahan antar-etnis, Asmara Jaya dinilai dapat memberikan nilai lebih dalam membangun konflik yang modern untuk kesusastraan Indonesia. Optimistis yang dibangun dalam Asmara Jaya di mana sang tokoh protagonis berhasil menikah dengan orang yang dikasihinya. Setelah terbitnya novel ini, bermunculan novel lain dengan tema serupa yang dapat mengangkat akhir cerita bahagia.

Referensi

  1. ^ a b c [http:https://sites.google.com/site/sastrawanindonesia/home/biografi-bre-redana/biografi-sastrawan-adinegoro "Biografi Sastrawan Adinegoro"]. Diakses tanggal 1 Mei 2014. 
  2. ^ "Persatuan Wartawan Indonesia - Adinegoro". Diakses tanggal 1 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k Mahayana, Maman S., Oyon Sofyan, Achmad Dian (2007). Ringkasan dan ulasan novel Indonesia modern. Jakarta: Grasindo. 
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama adinegoro4